BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Definisi Film
Film adalah gambar hidup yang sering juga disebut movie. Film secara kolektif, sering juga disebut sinema. Sinema itu itu sendiri bersumber dari kata
kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di Dunia para sineas sebagai seluloit.
Pengertian secara
harafiah film sinema adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos cahaya + graphie = graph tulisan = gambar =
citra, jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus yang bisa kita
sebut dengan kamera. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang lain dan benda termasuk fantasi
dan figure palsu dengan kamera, dan oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloit atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi. Butiran silver halide yang
menempel pada pita ini sangat sensitive terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halide yang telah terespon cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam,
sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terespon akan tinggal dan larut bersama cairan pengembang developer.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Definisi film
menurut UU 8 1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan media komunikasi masa pandang dengan yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, pinggiran video, dan
atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, dan elektronik.
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plasyik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid.
Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominant digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya
fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinemafotografi perihal media penyimpan ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Berturut=turut dikenal media penyimpan selluloid film, pita analog, dan yang terakhir media digital pita, cakram, memori chip. Sejalan
dengan perkembangan media penyimpanan dalam bidang sinematografi,maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid media film. Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pasa tahap penggambilan gambar. Pada tahap pasca
produksi gambar yang telah disdit dari media analog maupundiital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan pada
media selluloid, analog maupun digital.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Perkembangan teknologi media penyimpanan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan keistilah yang mengacu pada bentuk karya
seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genrecabang seni yang menggunakan audio suara dan visual gambar sebagai medianya. Istilah film
pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastic yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi
film ini menjadi media yang dominandigunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan
media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami
perkembangan yang pesat. Sejalan dengan perkembangan media penyimpanan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat
diproduksi tanpa menggunakan selluloid media film. Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar.
Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan dalam media fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat
disimpan dalam media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah menggubah pengertian
film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre cabang
seni yang menggunakan audiosuara dan visual gambar sebagai medianya. http:wikipedia.com
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.1.2 Film sebagai salah satu alat komunikasi massa