Standart Teknis Teknologi Penanganan Ikan Hidup

10 Gambar 2.3. Akomodasi pemakai bertubuh besar dan kecil yang berjalan menghadap depan pada sebuah koridor atau lintasan selebar 96 inci 243,8 cm Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003 Gambar di atas adalah untuk menunjukan beberapa gagasan tentang hubungan fisik antara dimensi manusia dan lebar koridor yang berkaitan dengan jumlah lajur yang dapat diakomodasi. Baris yang terdiri dari tiga orang yang bersisian ini didasarkan pada data peresntentil ke-95 dari rentang tubuh maksimal kelompok orang yang megenakan pakaian. Sedangkan baris baris yang terdiri dari empat orang yang bersisian didasarkan pada data persentil ke 5 kelompok pengukuran yang sama.

2.1.2.2 Standart Teknis

 Gudang Beku cold storage Gudang beku adalah ruangan bisa berbentuk persegi panjang, kubus dll. sebagai tempat untuk menyimpan hasil perikanan yang bersuhu rendah beku dalam rangka mempertahankan kesegaran ikan. Persyaratan teknis gudang beku didasarkan pada persyaratan teknis pembekuan dan bangunan yang ada dengan memperhatikan fungsi dari masing-masing pekerjaan sebagai sarana untuk menyimpan hasil perikanan beku. Suhu ruang pembekuan maksimum -25°C. Tebal dinding ruang pembekuan minimal 10 cm. Ukuran ruang minimal P X L X T : 7 X 7 X 4 meter. In Cm A B C D E F G H 4,5 32 1,6 24 96 30 36 120 11,4 81,3 4,1 61 243,8 76,2 91,4 304,8 11  Peti Pendingin Ikan cool box Peti pendingin ikan adalah wadah yang dipergunakan sebagai tempat untuk menyimpan hasil perikanan baik di atas kapal maupun di darat dan distribusi. Persyaratan teknis peti pendingin ikan cool box harus mempunyai daya insulated yang baik sesuai fungsinya guna menghambat panas dari luar ke dalam peti sehingga es tidak dapat mencair dan mutu ikan bisa dipertahankan. Bahan insulated yang baik adalah polyurethane yang bagian luarnya dilapisi dengan kayu dan fibre glass atau plastic. Ketebalan dinding peti minimal 5 cm.  Pengadaan Alat Angkut Berpendingin Alat angkut berpendingin adalah alat yang dipergunakan sebagai saran transportasi hasil perikanan yang dilengkapi dengan alat refrigerasi sesuai dengan fungsinya guna mempertahankan suhu dingin produk dalam rangka mempertahankan mutu kesegaran ikan, Persyaratan teknis alat angkut berpendingin adalah alat angkut berupa mobil truck yang dilengkapi dengan refrigerated yang suhunya bisa atur sampai suhu -20 °C, dinding ruang penyimpanan harus mempunyai insulated yang baik polyurethane dengan ketebalan dinding minimal 10°C.

2.1.2.3 Teknologi Penanganan Ikan Hidup

Pemasaran ikan hidup telah lama dikenal di beberapa daerah di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Teknologi yang banyak diterapkan adalah transportasi ikan hidup sistem basah, yaitu pengangkutan ikan dengan menggunakan air sebagai media. Dalam hal ini air ditempatkan pada wadah pengangkut dengan sitem tertutup atau sistem terbuka. Pada pengangkutan jarak jauh sebaiknya dilengkapi dengan aerator untuk memungkinkan terjadinya suplai oksigen. Selain itu ikan hidup juga dapat ditransportasikan dengan menempatkan ikan di dalam kantung plastik berisi air dan kemudian diinjeksikan oksigen serta ditutup atau diikat rapat-rapat. 12 Saat ini pemasaran ikan bernilai ekonomis tinggi dalam keadaan hidup juga telah dikembangkan, seperti untuk lobster, ikan kerapu dan udang. Selain ditransportasikan dengan sistem basah produk tersebut juga dapat ditransportasikan dengan sistem kering. Media transportasi yang dapat digunakan untuk transportasi ikan hidup sistem kering adalah serbuk gergaji, kertas koran, serutan kayu, karung goni dan pasir, tetapi ternyata serbuk gergaji merupakan penghambat panas terbaik. Secara anatomi, pada saat udang dalam keadaan tanpa air, pada rongga karapas masih mengandung air, sehingga masih mampu menyerap oksigen yang terdapat pada air dalam rongga karapas. Dengan memanfaatkan sifat fisiologis yang unik tersebut, maka krustasea dapat diangkut dengan menggunakan sistem kering. Krustasea yang diimotilisasi dengan penurunan suhu bertahap sampai 14 – 15 o C dapat ditransportasikan dengan sistem kering selama 19 jam untuk udang dan 25 – 40 jam untuk lobster. Ikan laut memiliki ketahanan hidup tidak sebaik ikan air tawar. Ikan laut dipasarkan dalam keadaan hidup umumnya hanya yang bernilai ekonomis tinggi, seperti ikan kerapu. Terdapat tiga teknologi yang memungkinkan dikembangkan untuk mengangkut ikan tanpa media air, yaitu: - mengangkut ikan pada keadaan dingin anabiosis tanpa air - membuat kondisi sekeliling ikan lembab dan kondisi ini akan melindungi kulit ikan dari kekeringan - memingsankan ikan Untuk ikan kerapu, sebelum dikemas ikan harus diimotilisasi, yaitu dengan menempatkan ikan pada air bersuhu 16,5 o – 17,5 o C. Dalam keadaan imotil, ikan kerapu dibungkus dengan kertas koran, kemudian ditempatkan dalam kotak stirofom dengan menggunakan serbuk gergaji dingin sebagai medianya. Stirofom berukuran 30 cm x 40 cm x 30 cm dapat mengangkut 4 kg ikan. Dengan cara ini ikan kerapu dapat bertahan dalam keadaan hidup paling tidak selama 10 jam. 13 Kepiting, kerang dan tiram juga dipasarkan dalam keadaan hidup, tetapi penanganan dan transportasi komoditas tersebut lebih mudah dibandingkan dengan lobster, udang dan ikan kerapu.

2.1.2.4 Teknologi Penanganan Ikan Segar