MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL
6 | PPPPTK Penjas dan BK
II
Berpandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai mahkluk spiritual, bermoral, individual, dan sosial. Konselor hendaknya
memandang klien sebagai mahkluk yang hidup dalam lingkaran dan suasana moral berlaku, sehingga keputusan konseling tidak hanya
didasarkan pada pemikiran rasional semata. Karakteristik ini juga memiliki makna bahwa seorang konselor hendaknya memperlakukan klien
sebagai individu normal yang sedang berkembang mencapai tingkat tugas perkembangannya dengan segala kekuatan dan kelemahannya
yang hidup dalam suatu lingkungan mayarakat.
III
Menghargai harkat dan martabat manusia dan hak asasinya, serta bersikap demokratis. Karakteristik ini menunjuk pada suatu perlakuan
konselor terhadap klien dengan didasarkan pada anggapan bahwa klien sama dengan dirinya sendiri sebagai mahkluk yang memiliki harkat dan
martabat mulia. Klien memiliki hak asasi yang harus dihargai dan tidak boleh diabaikan dalam perlakuan-perlakuan konselor kepadanya.
Selanjutnya konselor tidak boleh membeda-bedakan perlakuan kepada klien. Hendaknya klien diperlakukan sama dan sederajat, baik dengan
konselor maupun dengan klien lainnya.
IV
Menampilkan nilai, norma moral yang berlaku dan berahklak mulia karakteristik ini memberikan gambaran bahwa konselor dituntut selalu
bertindak dan berperilaku sesuai nilai, norma dan moral yang berlaku. Ciri ini hendaknya tercermin pada diri konselor dalam perilaku kesehariannya
maupun dalam segala tindakan konseling.
V
Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadain dan kematangan emosional. Seorang konselor hendaknya memiliki kepribadian yang utuh,
sehingga ia tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul pada saat konseling. Ia harus dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana
hati yang dialaminya sebagai konselor, atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. Ia juga harus memiliki kestabilan emosi yang mantap,
agar ia tidak mudah larut atau terbawa oleh suasana emosional klien.
VI
Cerdas, kreatif, mandiri, dan berpenampilan menarik. Ciri ini sangat diperlukan oleh seorang konselor, sebab ia harus dapat mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi klien yang seperti apapun kondisinya. Ia juga harus dapat
MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL
PPPPTK Penjas dan BK | 7 menarik hati klien karena banyak klien yang belum bertemu dengan
konselor sudah mempunyai pandangan negatif terhadapnya. Banyak klien yang bukannya terdorong untuk menemui konselor, tetapi malah
takut atau benci.
1. Konsep Bimbingan dan Konseling
Secara etimologi istilah bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata “
guidance and counseling ” dalam bahasa Inggris.
Guidance diterjemahkan
menjadi bimbingan
sedangkan counseling
tetap diterjemahkan seperti aslinya, yakni konseling. Secara terminologis
banyak ahli yang membedakan makna kedua istilah tersebut, ada juga yang mempersamakannya, tetapi ada juga yang menganggap bahwa
kedua istilah ini merupakan satu kesatuan utuh. Oleh sebab itu pada bagian ini terlebih dahulu dikemukan konsep bimbingan, konseling, serta
konsep bimbingan dan konseling.
a. Konsep Bimbingan
Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari “guidance”
yang diambil dari kata to guide, yakni 1 mengarahkan to direct, 2 memandu to pilot, 3 mengelola to manage, dan 4
menyetir to steer. Jadi secara etimologi bimbingan adalah proses mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Secara
terminolog para ahli mendefinisikannya dengan beragam, misalnya Shertzer dan Stone yang dikutip oleh Yusuf Nurihsan 2007: 5-7,
mendefinisikan bimbingan sebagai ”...
process of helping an individual to understand himself and his world proses pemberian bantuan
kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya”. Sukmadinata 2007: 8-9 menjelaskan bahwa bimbingan merupakan
layanan profesional yang dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling konselor yang memiliki latar belakang pendidikan dan
keahlian di bidang bimbingan dan konseling. Menurutnya bimbingan merupakan
bantuan mengarahkan
kehidupan konseli,
mengembangkan pandangan hidupnya, menentukan keputusan bagi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Sifat
profesional mesti
melekat baik
pada proses
maupun
MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL
8 | PPPPTK Penjas dan BK
pelaksanaannya. Oleh sebab itu bimbingan merupakan bantuan profesional yang sistematis terhadap individu di dalam pendidikan
dan merupakan prosedur yang bersifat interpretatif membutuhkan penafsiran untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang
sifat-sifat dan potensi dirinya dan membentuk hubungan yang selaras dengan tuntutan dan kesempatan sosial berdasarkan nilai-nilai dan
moral”. Sementara itu Gladding 2012:5 menjelaskan bahwa bimbingan
adalah proses membantu konseli dalam menentukan pilihan penting yang mempengaruhi kehidupannya. Pada prinsipnya setiap saat
semua orang dihadapkan kepada pilihan-pilihan. Pilihan yang tepat didasari oleh pemahaman tentang sesuatu secara tepat pula. Oleh
sebab itu bimbingan dikatakan sebagai proses bantuan kepada individu untuk memfasilitasi terjadinya pemahaman yang tepat dalam
rangka pengambilan keputusan hidup. Oleh sebab itu Kartadinata 1998:3 menyatakan bahwa
bimbingan sebagai ”proses membantu individu untuk mencapai perkembang
an optimal”. Menurut pendapat
Miller yang dikutip oleh Sukmadinata 2007: 9, “
Bimbingan merupakan proses membantu individu agar memiliki pemahaman diri
dan pengarahkan diri, agar dapat menyesuaikan diri secara maksimal dalam kehidupan di sekolah, rumah dan masyarakat”.
Selanjutnya Natawidjaja 1987:37 mengartikan bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesaui tuntutan, keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Dengan cara ini ia diharapkan mampu menikmati kebahagiaan hidupnya, mampu
memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
Tujuan bimbingan tercapainya perkembangan secara optimal, yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai dalam
kehidupan yang baik dan benar. Perkembangan optimal suatu kondisi yang dinamik dengan indikator sebagai berikut.
1 Mampu mengenal dan memahami diri;