19
1. Jenis mesin dan komponen yang kritis untuk dirawat 2. Jadwal penggantian optimum tiap komponen
3. Jumlah komponen yang disediakan 4. Prosedur opersional standar SOP
5. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
2.4 Keandalan Reliability
Keandalan dapat didefinisikan sebagai probabilitas suatu sistem dapat berfungsi dengan baik untuk melakukan tugas pada kondisi tertentu dan dalam selang
waktu tertentu pula. Sistem reliability, availability dan maintainability RAM akhir- akhir ini sudah dianggap sangat signifikan terhadap lingkungan yang berkompetisi
dan keseluruhan biaya operasibiaya produksi.
Gambar 2.6 Pengaruh Suatu Program Reliability Terhadap Biaya Masa Pakai Barabady, 2005
Dari gambar 2.6 terlihat bahwa dengan menerapkan program reliability secara
Universitas Sumatera Utara
20
formal, maka walaupun biaya tambahan acquisition meningkat, tetapi biaya operasional turun drastis sehingga secara keseluruhan total biaya masa pakai total
life cycle costs dapat diturunkan. Pemeliharaan tidak dapat dipisahkan dari keandalan. Jika keandalan rendah,
berarti membutuhkan pemeliharaan yang lebih besar dengan biaya yang lebih besar pula Barabady, 2005. Salah satu tujuan dari analisis sistem keandalan dan
ketersediaan adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dalam suatu sistem, dan menghitung secara kuantitas dampak dari kegagalan komponen. Pertanyaan yang
sering timbul adalah ”seberapa handal atau seberapa aman suatu sistem akan
beroperasi selama masa pengoperasiannya dimasa yang akan datang?”. Pertanyaan ini sebagian dapat dijawab dengan menggunakan evaluasi keandalan secara kuantitatif.
Suatu peralatan yang sering terhenti kaena rusak breakdown tetapi dengan suatu periode perbaikan yang pendek, bisa menghasilkan tingkat ketersediaan yang pantas.
Gambar 2.7 Biaya Masa Pakai Optimum Barabady, 2005
Sebaliknya suatu peralatan dengan keandalan yang tinggi, bisa saja tingkat
Acquisition Costs
Life Cycle Cost
Optimized Cost Point
Operational Costs
Life Cycle
Cost
Reliability
Universitas Sumatera Utara
21
ketersediaannya rendah, karena memerlukan waktu yang lama untuk setiap kali perbaikan. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut dapat ditentukan biaya
pemeliharaan yang optimum, seperti terlihat pada gambar 2.7. Yin dkk 2009 membuat suatu konsep disain proses pada proses LNG dengan
pendekatan analisis Reliability, Availability dan Maintainability RAM. Mereka melakukan optimasi disain sistem terhadap turbin gas berdasarkan analisis RAM
seperti terlihat pada gambar 2.8 dan 2.9.
Gambar 2.8 Single System Optimal Design-With RAM Yin dkk, 2009 Tanpa analisis RAM, disain memerlukan biaya kapital yang lebih rendah, tetapi
downtime lebih tinggi dibandingkan sistem dengan analisis RAM, sehingga biaya produksi tinggi. Dengan menggunakan analisis RAM, sistem dapat menrunkan biaya
10,99 dibandingkan dengan sistem tanpa analisis RAM, seperti terlihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Annualized Costs Data for Single System Yin dkk, 2009
Universitas Sumatera Utara
22
Without RAM Study With RAM Study
Total Cost in Life Cycle Capital Cost MM
Lost Production Cost MM CM Down Time Hours
PM Down Time Hours Optimal PM Interval Hrs
Cost Reduction 72.55
26.14 46.42
1007.67 551.99
3000.00 Base
64.58 26.77
37.81 738.51
532.01 3333.00
10.99
Gambar 2.9 Parallel System Optimal Design-With RAM Yin dkk, 2009 Begitu juga dengan disain sistem paralel, dapat menurunkan sebesar 7,22
dibandingkan sistem tanpa analisis RAM, seperti terlihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Annualized Costs Data for Parallel System Yin dkk, 2009
Without RAM With RAM Study
Total Cost in Life Cycle Capital Cost MM
Lost Production Cost MM Whole Capacity CM DT Hours
Half Capacity CM DT Hours PM Down Time Hours
Optimal PM Interval Hrs Cost Reduction
57.94 27.49
30.44 6.00
836.82 598.50
3000.000 Base
53.75 27.59
26.16 5.70
815.84 465.50
3750.00 7.22
2. 4. 1 Indeks Keandalan
Universitas Sumatera Utara
23
Menurut Priyanta 2000, indeks keandalan yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kegagalan yang diharapkan akan terjadi dalam periode waktu tertentu 2. Waktu rata-rata diantara dua kegagalan
3. Laju kegagalan dari suatu proses 4. Durasi rata-rata downtime dari suatu sistem atau peralatan
5. Nilai harapan keuntungan yang hilang karena kegagalan 6. Nilai harapan yang hilang dari output suatu proses karena kegagalan
Indeks-indeks ini dapat dievaluasi dengan menggunakan teori keandalan yang relevan setelah beberapa kriteria tertentu yang berhubungan dengan kondisi operasional dari
suatu item dipenuhi.
2. 5 Tingkat Kekritisan Mesin
Tingkat kekritisan mesin sistem atau komponen subsistem disebut juga Equipment Critically Rating ECR adalah merupakan besaran yang menunjukkan
tingkat urgensi suatu mesin atau komponen terhadap jalannya proses produksi. Mesin dan komponen kritis maksudnya adalah mesin dan komponen yang paling sering
mengalami kerusakan sehingga dapat mengakibatkan berhentinya produksi downtime, dan menimbulkan kerugian yang besar. ECR ini digunakan sebagai dasar
penentuan prioritas pada pemeliharaan dan kebijakan pengadaan suku cadang. Penelitian Sitorus 2006 di PKS Tor Ganda menampilkan jumlah dan tingkat
kekritisan perlatan mesin, seperti pada tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara