107
Tabel 4.31 Stok Minimum Untuk Batas Pemesanan Kembali To
No. Komponen
a unit hari
bulan Qo
unit 1.
Left Right Handed Worm
53 76
2.53 4
2. Bushing
53 76
2.53 4
3. Press Cylinder
43 95
3.17 4
4. Rebuil Worm
43 95
3.17 4
5. Bearing SKF 29326
23 228
7.60 5
6. Left Handed Shaft
43 114
3.80 5
7. Right Handed Shaft
53 76
2.53 4
4.5 Pengembangan Strategi Pemeliharaan
Tujuan akhir dari analisis Screw Press dan komponenya ini adalah untuk menemukan suatu model strategi pemeliharaan yang efisien dan efektif sehingga
dapat meningkatkan keandalan dan ketersediaan dengan biaya pemeliharaan yang ekonomis. Dari observasi dan penelitian di PKS Rambutan PTP Nusantara 3, secara
umum dapat dirangkum beberapa penyebab kekurangandalan unreliability pada sistem permesinan disana, seperti terlihat pada diagram gambar 4.29.
Universitas Sumatera Utara
108
Gambar 4.29 Sumber-sumber Ketidakandalan Unreliability Untuk mengatasi pemasalahan tersebut diperlukan suatu Strategi Pemeliharaan
yang sistematis dan terencana. Model pengembangan Strategi Pemeliharaan yang diusulkan dalam penelitian ini mencakup:
1. Prioritas utama mesin dan komponennya yang akan diberikan pemeliharaan. 2. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan.
3. Jenis pemeliharaan 4. Jadwal pemeliharaan
5. Sistem penyediaan suku cadang. 6. Target yang akan dicapai
Operasional ?
Asset ?
Pemeliharaan ?
- Kurang baiknya pendefinisian prosedur operasi training.
- Kurang efektifnya kerjasama antar tim kerja.
- Kurang efektifnya pengukuran tujuan.
- Operasional tidak konsisten - Kurang efektifnya training
- Kurang akuratnya informasi tentang spesifikasi peralatan.
- Tidak ada disain untuk pemeliharaan atau operasional.
- Adanya perubahan fungsi overload.
- Asset sudah lama pakai. - Tidak jelasnya strategi
pemeliharan. - Kurangnya pengetahuan tentang
monitoring kondisi. - Kurangnya kemampuan teknik.
- Kurang efektifnya training terhadap mekanik.
Pabrik kurang handal
unreliability
Universitas Sumatera Utara
109
4.5.1 Prioritas utama mesin dan komponen yang akan dimaintain. Mesin yang menjadi prioritas utama sistem pemeliharaan ini adalah Screw
Press 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan komponen-komponen sub-sistem dari Screw Press yang diprioritaskan adalah: Left Right Handed Worm, Bushing, Press Cylinder,
Rebuil Worm, Bearing SKF 29326, Left Handed Shaft, dan Right Handed Shaft.
4.5.2 Prosedur pelaksanaan pemeliharaan. Dengan mempertimbangkan model-model pengambilan keputusan strategi
pemeliharaan yang telah dikemukakan oleh Barabady 2005, Smith 2001 dan Corder 1992 pada bab 2, maka model pengambilan keputusan yang diusulkan dalam
penelitian adalah seperti pada gambar 4.30.
Universitas Sumatera Utara
110
Gambar 4.30 Diagram Keputusan Strategi Pemeliharaan
Untuk menerapkan keputusan strategi pemeliharaan seperti pada gambar 4.30, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Prosedur penerapan pemeliharaan terjadwal preventive maintenance.
Sistem pemeliharaan ini mempunyai kegiatan yang terjadwal berdasarkan hari ataupun jam kerja mesin. Pemeliharaan dan penggantian
komponen yang rusak dilakukan sebelum terjadinya kegagalan. Prosedur penerapan pemeliharaan terjadwal dapat disimpulkan dalam tabel 4.32.
Apakah laju kerusakan atau waktu sampai
terjadi kerusakan dapat diprediksi dan
konsisten? Adakah indikasi
lperingatan dini terhadap kegagalan?
Apakah dapat dilakukan tindakan
antara pendeteksian dengan kegagalan?
Adakah monitoring kondisi rutin yang cocok
dan efektif ? PEMELIHARAAN
RUTIN ASSET LAKUKAN
PERBAIKAN KERUSAKAN
PEMELIHARAAN BERBASIS KONDISI
PEMELLIHARAAN TERJADWAL
Apakah biaya perawatan rutin
efektif? Apakah perawatan
rutin dapat memperpanjang umur
mesinkomponen? Apakah perbaikan
mengefektifkan biaya? Kebijakan
pemeliharaan disetujui
Y
Y N
Y
Y Y
Y
N N
N
Y N
N
Universitas Sumatera Utara
111
Tabel 4.32 Prosedur Penerapan Pemeliharaan Terjadwal No.
Tindakan Metode
Tujuantarget 1.
Dapatkan data-data kerusakan sistem.
- pengumpulan data - pensortiran data
- pengklasifikasian data Mendapatkan jenis mesin
dan subsistemnya 2.
Analisis frekuensi kegagalan mesin dan
subsistemnya - Diagram Pareto
Mendapatkan mesin dan komponen kritis.
3. Lakukan pengujian
pola trend kegagalan
- Serial korelasi dan perhitungan parameter
Weibull Mengetahui kecocokan
data dan pola laju kegagalan
4. Lakukan analisis
data-data kegagalan mesin dan
subsistemnya. - Statistic Reliability
Mendapatkan: - keandalan
- laju kegagalan - MTBF
- Availability - Maintainability
5. Lakukan analisis
biaya pemeliharaan - Analisis biaya
penggantian optimum Mendapatkan jadwal
interval penggantian optimum.
6. Buat jadwal
perawatan optimum mesin dan
komponennya. - Mempertimbangkan
minimalisasi biaya yang ekonomis.
Mendapatkan jadwal pemeliharaan preventif
2. Prosedur penerapan pemeliharaan bebasis kondisi condition based maintenance Sistem pemeliharaan ini berdasarkan kondisi mesin dan hanya dilakukan jika
sinyal-sinyal kegagalan mesin atau komponennya dapat terdeteksi. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan berbasis kondisi ini adalah: Vibration
monitoring, Acoustic emission, Oil analysis, Prticle analysis, Corrosion monitoring, Thermography, dan Performance monitoring.
Langkah-langkah pelaksanaannya dapat disimpulkan dalam tabel 4.33.
Universitas Sumatera Utara
112
Tabel 4.33 Prosedur Penerapan Pemeliharaan Berbasis Kondisi No.
Tindakan Metode
Tujuantarget 1.
Dapatkan jenis data yang dapat mendeteksi
kerusakan mesin dan subsistemnya.
- Pelajari buku petunjuk pemakaian mesin
- Tentukan jenis peralatan monitoring
Mendapatkan jenis data dan alat monitoringnya.
2. Analisis jarak waktu
antara tanda peringatan dengan kegagalan.
- Pelajari laju kegagalan terhadap sinyal
kegagalan sebelumnya Menentukan kecepatan
tindakan setelah adanya sinyal kegagalan.
3. Lakukan analisis biaya
pelaksanaan monitoring - Bandingkan biaya
monitoring kondisi dengan biaya tindakan
perbaikan. Menentukan apakah
monitoring kondisi lebih efektif dari tindakan
perbaikan setelah rusak.
4. Buat jadwal monitoring
kondisi mesin dan komponennya.
- Dengan mempertimbang kan laju kegagalan
terhadap sinyal kegagalan sebelumnya.
Mendapatkan: - Jadwal motoring
- Peralatan yang cocok. 5.
Lakukan pemeliharaan berbasis kondisi.
- Pengukuran disesuaikan dengan jadwal dan
peralatan yang cocok Mendapatkan data-data
sinyal kerusakan mesin dan subsistemnya.
6. Lakukan analisis data-
data hasil monitoring. - Pertimbangkan
spesifikasi standar mesin dan subsistemnya.
Mengetahui jenis kerusakan dan tindakan
yang diperlukan.
3. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan secara korektif corrective maintenance Sistem pemeliharaan ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi fasilitasmesin sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Tindakan yang dilakukan berdasarkan data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin, sehingga
memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapkan kerja untuk jenis kerusakan tersebut. Ini akan menghasilkan
prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk pekerjaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
113
Tabel 4.34 Prosedur Penerapan Pemeliharaan Korektif No.
Tindakan Metode
Tujuantarget 1.
Dapatkan data-data inspeksi yang sudah rutin
dilakukan. - Ambil dari catatan
riwayat pemeliharaan mesin.
- Pelajari rancangan awal mesin.
Menentukan prioritas unit mana yang sering rusak
dan harus segera diperbaiki.
2. Analisis jarak waktu
antar kerusakan, dan kriteria kerusakan.
- Diproses secara statistik atau berdasarkan
pengalaman. Menentukan umur mesin
dan komponen, mengetahui biaya
pemeliharaan.
3. Lakukan persiapan kerja
untuk tiap jenis kerusakan.
- Kerjasama dengan bagian lain seperti; bagian
produksi, gudang, penyedia bahan dll..
Menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan
dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk
pekerjaan tersebut.
4. Lakukan pemeliharaan
secara korektif terhadap mesin-mesin yang telah
ditetapkan. - Lakukan sesuai SOP
tiap-tiap mesin, atau modifikasi sesuai
perkembangan teknologi - Mengurangi jumlah
kerusakan, mengurangi biaya pemeliharaan, dan
memaksimumkan keuntungan pabrik.
4. Prosedur pelaksanaan pemeliharaan rutin proactive maintenance. Pemeliharaan ini dilaksanakan dengan penekanan pada penelusuran
seluruh akar penyebab kegagalan. Seluruh kegagalan dianalisa kemudian dilakukan pemeliharaan rutin agar kegagalan serupa tidak terulang lagi.
Pelaksanaannya berupa servicing, adjustment, level checks dan bila diperlukan untuk melakukan disain ulang atau modifikasi komponen mesin untuk
menghindari kegagalan yang serupa. Berdasarkan Diagram Keputusan Strategi Pemeliharaan seperti pada
gambar 4.30, dapat pula dibuat Diagram Keputusan Pemeliharaan Screw Press seperti pada gambar 4.31.
Universitas Sumatera Utara
114
Gambar 4.31 Diagram Keputusan Pemeliharaan Screw Press
SCREW PRESS
Apakah indikasi kegagalan pada
operasi normal? Apakah produksi
menurun?
Apakah ada suara kasar?
Apakah setting vanbelt bagus?
Apakah kopling bagus?
Apakah baut kopling bagus?
Apakah dudukan gear bagus?
Apakah Worm Screw bagus?
Apakah L R handed shaft
bagus? Apakah bushing
bagus? Apakah tooth
wheel bagus?
Apakah oil seal bagus?
Apakah bearing bagus?
Apakah Press Cyld bagus?
Apakah Screw Worm bagus?
Apakah Hidrolik
bagus? Apakah
Cone bagus?
Condition Based Monitoring
PENGGANTIAN
PERBAIKI Pemeliharaan
Rutin
Bisa diperbaiki dan efektif?
PEMELIHARAAN TERJADWAL
Bisa diperbaiki dan efektif?
PERBAIKI PENGGANTIAN
Y
Y Y
Y Y
Y
Y Y
Y Y
Y Y
Y
Y Y
Y Y
N N
N
N
N N
N N
N
N
N N
N Y
N N
N
N N
Universitas Sumatera Utara
115
4.5.3 Jenis pemeliharaan Jenis pemeliharaan yang akan diterapkan dalam program pemeliharaan ini adalah:
1. Pemeliharaan Preventif: a. Pemeliharaan terjadwal: berdasarkan interval waktu.
b. Pemeliharaan bebasis kondisi: berdasarkan kondisi mesinkomponen. c. Pemeliharaan rutin: pemeliharaan seperti servicing, adjustment, level
check dan lain-lain. 2. Pemeliharaan korektif: jika dalam interval waktu pemeliharaan terjadi
kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.
4.5.4 Jadwal pemeliharaan preventif Jadwal pemeliharaan preventif untuk Screw Press di Pabrik Kelapa Sawit
Rambutan PTP Nusantara 3 adalah seperti pada tabel 4.35. Tabel 4.35 Jadwal Penggantian Komponen Screw Press
Penggantian hari ke Komponen
1 77
96 115
153 191
229 286
305 343
381 457
476 495
533 571
609 666
685 723
1 Left Right Handed Worm
PN 13 X
X -
- X
- X
- X
- X
X -
- X
- X
- X
- 2
Bushing X
X -
- X
X -
X -
X X
- -
X -
X -
X -
3 Press Cylinder
X -
X -
- X
- X
- -
X -
X -
- X
- X
- -
4 Rebuild Worm
X -
X -
- X
- X
- -
X -
X -
- X
- X
- -
5 Bearing SKF 29326
X -
- -
- -
X -
- -
- -
- -
- -
X -
- -
6 Left handed shaft
X -
- X
- -
X -
- X
- -
- X
- -
X -
- X
7 Right handed shaft PN 21
X X
- -
X -
X -
X -
X X
- -
X -
X -
X Interval waktu TBF
76 19
19 38
38 38
57 19
38 38
76 19
19 38
38 38
57 19
38 TTR
5.5 2.5
2 0.5
2.5 2
3.5 2
2.5 0.5
5 2.5
2 0.5
2.5 2
3.5 2
2.5 0.5
Universitas Sumatera Utara
116
4.5.5 Sistem penyediaan suku cadang 1. Jumlah komponen Screw Press yang diperlukan
Jumlah komponen untuk keempat Screw Press yang diperlukan setiap tahun, jumlah setiap pemesanan dan jumlah stok minimum yang ada di gudang dapat dilihat
pada tabel 4.36. Tabel 4.36 Jumlah Kebutuhan dan Stok Komponen Screw Press
No. Komponen
Jumlahtahun Jumlah tiap
pemesanan Stok
minimum 1.
Left Right Handed Worm
20 4
4 2.
Bushing 20
3 4
3. Press Cylinder
16 3
4. 4.
Rebuil Worm 16
5 4
5. Bearing SKF 29326
8 2
5 6.
Left Handed Shaft 16
3 5
7. Right Handed Shaft
20 4
4
4.5.6 Target strategi pemeliharaan Target yang akan dicapai dalam penerapan Pengembangan Strategi
Pemeliharaan ini adalah peningkatan kinerja Screw Press dengan parameter sebagai berikut:
Keandalan Reliability = 0,8259 82,59
Laju kegagalan λ t = 0,0232
Ketersediaan Availability = 0,9524 95,24 Frekuensi kegagalan
= ± 8 kalitahun
Universitas Sumatera Utara
117
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN