51
= �
Keterangan: I
= indeks kesukaran untuk setiap butir soal B
= banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal N
= banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Tabel 10. Kategori Indeks Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Soal P Kategori
0,00 – 0,30
Sukar 0,31
– 0,70 Sedang
0,71 – 1,00
Mudah Nana Sudjana, 2016:137
F. Teknik Analisis Data
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari angket kelayakan dan unjuk kerja media pembelajaran
plastic cutting station oleh para ahli dan respon penilaian siswa. Teknik analisis data
dilakukan sebagai berikut.
1. Analisis Data Kelayakan
Untuk memperoleh data kelayakan media yang dikembangkan, diberikan instrumen berupa angket. Angket pertama berupa kelayakan instrumen media
pembelajaran, dan angket kedua berupa kelayakan instrumen materi pelajaran. Pengujian kelayakan ini biasa disebut dengan
alpha testing dimana skor penilaian menggunakan skala
likert 1 hingga 4. Hasil penilaian ini kemudian dianalisis secara deskriptif dan dikategorikan sesuai kriteria penilaian.
Adapun konversi skala penilaian 1-4 terlebih dahulu dihitung nilai rerata skor dengan rumus:
= ∑
52 Keterangan:
= skor rata-rata = jumlah skor
n = jumlah butir
Rerata skor yang diperoleh dikonversikan menjadi persentase kelayakan dengan rumus sebagai berikut:
� � � � = ∑ � �
∑ � � � �
Kriteria kelayakan media pembelajaran dicari dengan menggunakan pedoman kriteria yang dijabarkan pada tabel 11.
Tabel 11. Pedoman Kriteria Kelayakan
Interval Skor Kategori
Interval Nilai
� + ,5 ��� ≤ � + , ��� Sangat LayakSangat Baik 75,1
– 100,0 � ≤ � + ,5 ���
LayakBaik 50,1
– 75,0 � − ,5 ��� ≤
Cukup LayakCukup Baik 25,1
– 50,0 � − , ��� ≤ ≤ � − ,5 ��� Kurang LayakKurang Baik
0,0 – 25,0
Keterangan : Mi
= Nilai Rata-rata Ideal = 12 skor ideal tertinggi + skor ideal terendah
SBi = Simpangan Baku Ideal
= 16 skor ideal tertinggi - skor ideal terendah Sumber : Nana Sudjana 2016:122
2. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Pre-test dan Post-test
Analisis peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran
plastic cutting station dan yang tidak dilakukan dengan cara tes “t”. Tes “t” adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan meyakinkan dari dua buah mean sampel dari
dua variabel yang dikomparatifkan. Tes “t” yang digunakan dalam penelitian ini
53 adalah tes “t” untuk sampel kecil N30 yang berkorelasi. Rumus untuk mencari
“t” adalah sebagai berikut:
= ∑ �
��
�
√ − Keterangan:
∑ � = Jumlah beda N
= Jumlah subjek ��
�
= Deviasi standar Sumber : Anas Sudijono 2010:306
Menguji signifikansi to untuk mengetahui adanya perbedaan dilakukan dengan cara memberikan interperetasi terhadap “to” yaitu membandingkan antara
to dengan tt. Apabila nilai to lebih besar atau sama dengan tt maka berarti ada perbedaan yang signifikan dan sebaliknya apabila nilai to lebih kecil daripada tt
maka berarti tidak ada perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini nilai tt yaitu 2,13 pada taraf signifikansi 5.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA UJI COBA
Peneliti melakukan pengembangan media pembelajaran plastic cutting
station pada kompetensi pemrograman PLC di SMK N 2 Pengasih menggunakan model penelitian ADDIE. Langkah yang dilakukan peneliti disesuaikan pada
pengembangan media yang berbentuk perangkat keras berupa station.
Pengembangan ini dilakukan untuk mengembangkan media pada mata pelajaran perekayasaan sistem kontrol kelas XII Program Keahlian Teknik Elektronika
Industri SMK N 2 Pengasih.
1. Hasil dari Proses Analisis Analyze
Tahap pada proses analisis peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran perekayasaan sistem kontrol
khususnya pada kompetensi pemrograman PLC. Hasil dalam proses analisis seperti berikut:
a. Hasil analisis silabus pada kompetensi pemrograman PLC.
Tahapan ini merupakan tahapan paling awal dalam penelitian ini. Peneliti mendapatkan silabus mata pelajaran perekayasaan sistem kontrol kelas XII tahun
ajaran 20152016. Silabus menyatakan terdapat standar kompetensi
pemrograman PLC untuk keperluan industri, sedangkan dalam pembelajaran siswa tidak dikenalkan dengan pemrograman lebih lanjut yang bisa digunakan untuk
keperluan industri.