penyalahgunaan dan menjaga kecermatan akuntansi, dan mendorong efisiensi kegiatan operasi sehingga tujuan yang telah
ditetapkan oleh manajemen dapat tercapai. Selain pengendalian internal, terdapat bentuk- bentuk pengendalian umum lainnya,
yaitu: 1 Pemisahan tugas dalam fungsi sistem
2 Pengendalian manajemen fungsi AIS 3 Pengendalian akses fisik
4 Pengendalian akses logis 5 Pengendalian penyimpanan data
6 Pengendalian transmisi data 7 Pembakuan dokumen
8 Pencegahan kemacetan 9 Prosedur perbaikan kerusakan
10 Perlindungan PC dan jaringan client-server.
4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
Dalam standar Akuntansi Keuangan 2002 kas, baik yang berada di perusahaan maupun yang berada di bank
merupakan suatu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
Menurut Mulyadi 2008 penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Sementara
sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari input berupa data transaksi keuangan yang
kemudian diproses menjadi suatu output berupa laporan yang memberikan informasi keuangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu sistem yang terdiri dari input berupa data penerimaan kas
yang berasal dari penjualan tunai dan kredit yang kemudian diproses menjadi suatu output berupa laporan yang memberikan
informasi mengenai penerimaan kas perusahaan.
b. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1 Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak
lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2 Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi
secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu:
1 Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales. Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan,
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima
barang yang dibeli.
Dalam over-the counter
sales perusahaan
menerima uang
tunai, cek
pribadi personal check, atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahka
kepada pembeli. 2 Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales.
Cash on delivery sales COD sales adalah transaksi
penjualan yang melibatkan jasa pengiriman, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan
dan penerimaan kas dari hasil penjualan. 3 Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana
penagihan bagi
penjual, yang memberikan
kemudahan baik
bagi pembeli
maupun bagi
penjual. Menurut Mulyadi 2001 untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas
dari piutang mengharuskan: a Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau
dengan cara pemindah bukuan melalui rekening bank
giro bilyet . Jika perusahaan hanya menerima kas
dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan bukan atas unjuk, akan menjamin kas
yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan
memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.
b Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yaitu:
1 Fungsi Penjualan 2 Fungsi Penerimaan Kas
3 Fungsi Gudang 4 Fungsi Pengiriman
5 Fungsi Akuntansi Informasi yang diperlukan manajemen dalam penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah: 1 Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau
kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2 Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3 Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4 Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu , namun pada umumnya
informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5 Kuantitas produk yang yang dijual. 6 Otorisasi jabatan yang berwenang. Mulyadi, 2001:464-
465 Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah: 1 Faktur Penjualan Tunai
2 Pita Register Kas 3
Credit Card Sales Slip 4
Bill Of Lading 5 Faktur Penjualan COD
6 Bukti Setor Bank 7 Rekap Harga Pokok Penjualan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1 Jurnal Penjualan 2 Jurnal Penerimaan Kas
3 Jurnal Umum 4 Kartu Persediaan
5 Kartu Gudang
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1 Prosedur Order Penjualan 2 Prosedur Penerimaan Kas
3 Prosedur Penyerahan Barang 4 Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
5 Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 6 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
7 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1 Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas.
2 Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. 3 Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi penerimaan kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
4 Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan
tunai. 5 Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas
dengan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
6 Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
7 Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada
faktur penjualan tunai. 8 Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
9 Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan.
10 Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. 11 Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi
penerimaan kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern. Mulyadi, 2001:472
– 473
c. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang