PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS BERBASIS WEB PADA BATIK PRAMANCA.

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS BERBASIS WEB PADA BATIK PRAMANCA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ambar Puspa Arum 12812141039

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016


(2)

SKRIPSI

Oleh:

AMBAR PUSPA ARUM 12812141039

Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal 1 Agustus 2016

Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi

Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Disetujui, Dosen Pembimbing

Mahendra Adhi Nugroho, SE, M.Sc. NIP. 19831120 200812 1 002


(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS WEB PADA BATIK PRAMANCA

yang disusun oleh: AMBAR PUSPA ARUM

12812141039

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal dan dinyatakan lulus

DEWAN PENGUJI

Nama Kedudukan Tanda Tangan Tanggal

Abdullah Taman, SE.Ak.,M.Si., C.A.

NIP. 19630624 199001 1 001 Ketua Penguji ……….. ………... Mahendra Adhi Nugroho, SE, M.Sc.

NIP. 19831120 200812 1 002 Sekretaris ……….. …………. Diana Rahmawati, M.Si.

NIP. 19760207 200604 2 001 Penguji Utama …………... ………….

Yogyakarta, _______________ Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta Dekan

Dr. Sugiharsono, M.Si


(4)

Nama : Ambar Puspa Arum

NIM : 12812141039

Program Studi : Akuntansi

Judul Tugas Akhir : PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS BERBASIS WEB PADA BATIK PRAMANCA.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim. Demikian pernyataan ini saya buat dalam kesadaran dan tidak ada unsur paksaan.

Yogyakarta, 1 Juli 2016 Penulis,

Ambar Puspa Arum NIM. 12812141039


(5)

v MOTTO

“Kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan hanya seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya,

bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan

keajaiban mimpi dan cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkakulasi dengan angka berapapun. Dan kamu tidak perlu bukti bahwa mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya, karena kamu hanya harus mempercayainya.”

(5 cm)

“Man jadda wajada, man shabara zhafira, man sara ala darbiwashala. ”

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Sunarno dan Ibu Marzunani, orang tua yang senantiasa memberi dukungan, do’a, kasih sayang, bimbingan, dan semangat tanpa henti.

2. Galih Rahmawati dan Alpin Dianto yang selalu sabar mendampingi dan memberi semangat pada penulis.

3. Segenap keluarga, sahabat, dan teman-teman yang telah memberi motivasi pada penulis untuk terus berkarya.

4. Danang Wisnu Atyanta Dewa yang telah mengajarkan bahwa setiap mimpi bisa menjadi nyata jika kita percaya.


(6)

AMBAR PUSPA ARUM 12812141039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang digunakan oleh Batik Pamanca. (2) Merancang sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web yang dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebutuhan Batik Pramanca.

Penelitian ini merupakan penelitian research and development dengan subjek penelitian unit usaha Batik Pramanca. Pada penelitian ini sistem informasi akuntansi penerimaan kas dikembangkan dengan metode Rapid Application Development (RAD) yang terdiri dari tiga fase yaitu requirements planning, RAD design workshop, dan implementation. Data diperoleh melalui teknik survei studi kepustakaan dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar wawancara beserta daftar pertanyaan, catatan dan formulir, pedoman observasi dan lembar hasil observasi. Teknis analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari tahap bussiness modelling, tahap data modelling, tahap process modelling, tahap application generation, dan tahap testing and turnover.

Hasil penelitian ini adalah informasi mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis manual yang digunakan pada Batik Pramancal. Fungsi yang terkait dengan penerimaan kas diantaranya fungsi penjualan, fungsi persediaan, dan fungsi pencatatan. Dalam menjalankan proses bisnis, Batik Pramanca belum memiliki pengendalian internal dan pembagian tugas yang jelas. Dokumen yang digunakan sepanjang proses bisnis berupa nota tunai dan faktur, sementara catatan yang dibuat antara lain adalah catatan penjualan tunai, piutang, dan persediaan. Namun hingga saat ini kegiatan pencatatan tidak dilakukan dengan rutin sehingga ketersediaan informasi mengenai catatan tersebut sangat terbatas dan tidak akurat. Berdasarkan pada data tersebut, dibuat perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web dengan metode RAD. Tahap bussiness modelling menghasilkan data yang diperlukan untuk perancangan sistem. Tahap data modelling menghasilkan tabel data dan keterkaitannya dalam bentuk ERD. Tahap process modelling menghasilkan diagram konteks, DFD, diagram proses, dan desain interface program. Tahap application generation menghasilkan perubahan disain kedalam bahasa pemrograman. Dan tahap testing and turnover menghasilkan proses prima yang siap diimplementasikan.


(7)

vii

WEB BASED CASH ACCEPTANCE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM DESIGN IN BATIK PRAMANCA

By:

AMBAR PUSPA ARUM 12812141039

ABSTRACT

This research aims to: (1) know the cash acceptance accounting information system used by Batik Pramanca. (2) Design web based cash acceptance acounting information system which can be implemented and fit the needs of Batik Pramanca.

This research is a research and development research with Batik Pramanca business unit as the subject of the research. In this research, accounting information system developed using Rapid Application Development (RAD) method which includes three stage which is requirements planning, RAD design workshop, and implementation. Data collected using literary studies survey and interview. Instruments used in this research are interview sheets and qestion list, notes, form, observation guidance, and observation result sheets. Analysis technique conducted in this research started with business modelling step, data modelling, step, process modelling step, application generation step, and testing and turnover step.

The results of this research are information regarding cash acceptance accounting information system in Batik Pramanca which is manual based system. Some functions related to cash acceptance are sale function, supply function, and register function. In doing business process, Batik Pramanca have not got an internal control and clear job desk. Documents used in the business process are cash notes and invoices, and notes made are debit sale notes, credit, and supply. However, until now registration activities are not routinely done so information available is not accurate. Based on the data this research produces a design of web based cash acceptance accounting information system using RAD methods. Bussines modelling stage generate the data needed for system design. Data modelling stage generate the data table and their correlation in ERD form. Process modelling stage generate the contextual diagram, DFD, process diagram, and design interface program. application generation stage generate the changes in design toward coding. And testing and turnover stage generate the prime process that is ready to be implemented.


(8)

SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Basis Web pada Batik Pramanca” dengan lancar. Tugas Akhir Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis banyak menemukan kendala dan hambatan. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini dapat terlaksana berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Abdullah Taman, M.Si., Ak., CA Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Mahendra Adhi Nugroho, S.E., M.Sc., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberi arahan dan bimbingan dengan sabar, serta kritik dan sara yang membangun selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.


(9)

ix

5. Mimin Nur Aisyah, M.sc., Ak., Pembimbing Akademik Program Studi Akuntansi kelas A 2012.

6. Diana Rahmawati, M. Si., Dosen Narasumber yang telah memberikan koreksi dan pendapatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi. 7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Bapak Hasta Pramanca dan Ibu Dhyah Setyorini, pemilik unit usaha Batik Pramanca yang telah bersedia meluangkan waktu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian.

9. Kedua orang tua yang memberi semangat, motivasi, dukungan, dan do’a.. 10.Galih Rahmawati dan Alpin Dianto, saudara yang tidak pernah letih memberi

dukungan untuk mewujudkan cita-cita.

11.Sakti Almanan, Bimo Estu Aji, Andi Kharisma Pribadi, Herbanu Putro .L, Rizka Ardhi Pradika, Rizky Sanjaya, Anaga Bramantyo, Achmad Syaifudin, dan Mitha Astari yang telah menjadi keluarga kedua, memberi motivasi dan dukungan, serta menjadi tempat berbagi.

12.Zaen Zulhaj Imaniati, Anita Nur Khasanah, Amalia Nur Rohmah, Dian Friantoro, Fierda Pangestika, Sumaryono, dan Farida Masruroh yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun dan menjadi sahabat yang baik. 13.Janu Tri Prasetyo, Muhammad Salam, Muhammad Salim, Taufik Maulana, dan

Dinda Novita Sari yang selalu menjadi bara semangat juang.


(10)

16.Seluruh teman-teman Akuntansi 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terimakasih telah berbagi suka dan duka selama masa perkuliahan. 17.Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, bantuan dari semuanya sungguh berarti.

Semoga segala bantuan yang mereka berikan dicatat sebagai amal yang baik oleh Allah SWT, Aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga apa yang terkandung dalam penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 1 Juli 2016 Penulis,


(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah...7

D. Perumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Teori ... 10

B. Penelitian yang Relevan ... 62

C. Kerangka Berpikir ... 65

D. Paradigma Penelitian ... 66

E. Pertanyaan Penelitian... 68

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

B. Jenis Penelitian ... 69

C. Definisi Operasional ... 70


(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

A. Deskripsi Umum Perusahaan ... 79

B. Hasil Penelitian ... 80

C. Pembahasan ... 226

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 236

A. Kesimpulan ... 236

B. Saran ... 239

DAFTAR PUSTAKA ... 240


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus RAD ... 42

Gambar 2. Paradigma Penelitian ... 66

Gambar 3. Contoh Faktur Batik Pramanca ... 82

Gambar 4. Contoh Nota Batik Pramanca ... 83

Gambar 5. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Tunai Online ... 87

Gambar 6. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Tunai Offline ... 88

Gambar 7. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Kredit Online ... 89

Gambar 8. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas Kredit Offline ... 90

Gambar 9. Desain Database ... 99

Gambar 10. Diagram Konteks ... 101

Gambar 11. DFD 0... 103

Gambar 12. DFD Tingkat 1 Data Profil ... 104

Gambar 13. DFD Tingkat 1 Data Barang ... 105

Gambar 14. DFD Tingkat 1 Data Pesanan ... 106

Gambar 15. DFD Tingkat 1 Penjualan Kredit ... 106

Gambar 16. DFD Tingkat 1 Penjualan Tunai... 107

Gambar 17. DFD Tingkat 1 Proses Pencatatan ... 108

Gambar 18. Diagram Proses Log In dan Sign Up Customer ... 109

Gambar 19. Diagram Proses Beli ... 110

Gambar 20. Diagram Proses Pembayaran ... 111

Gambar 21. Diagram Proses Konfirmasi ... 112

Gambar 22. Diagram Proses Pelunasan ... 113

Gambar 23. Diagram Proses Log In User ... 114

Gambar 24. Diagram Proses Tambah User ... 115

Gambar 25. Diagram Proses Kelola Katalog ... 116

Gambar 26. Diagram Proses Membuka Pesanan... 117

Gambar 27. Diagram Proses Membuka Laporan ... 118


(14)

Gambar 32. Desain Interface Log In ... 123

Gambar 33. Desain Interface Sign Up ... 123

Gambar 34. Desain Interface Per Katagori ... 124

Gambar 35. Desain Interface Produk Profil ... 125

Gambar 36. Desain Interface Proses Pembelian ... 126

Gambar 37. Desain Interface Profil Customer ... 127

Gambar 38. Desain Interface Informasi Kontak Customer ... 128

Gambar 39. Desain Interface Pengaturan Customer ... 129

Gambar 40. Desain Interface Pesan Customer ... 130

Gambar 41. Desain Interface Tagihan Customer ... 131

Gambar 42. Desain Interface Konfirmasi Customer ... 132

Gambar 43. Desain Interface Keranjang Belanja Customer ... 133

Gambar 44. Desain Interface Proses Bayar 1... 134

Gambar 45. Desain Interface Proses Bayar 2 Tunai ... 135

Gambar 46. Desain Interface Proses Bayar 2 Kredit ... 136

Gambar 47. Desain Interface Proses Bayar 3... 137

Gambar 48. Desain Interface Rincian Pesanan Customer ... 138

Gambar 49. Desain Interface Rincian Tagihan Customer ... 139

Gambar 50. Desain Interface Rincian Konfirmasi Tunai ... 140

Gambar 51. Desain Interface Rincian Konfirmasi Kredit ... 141

Gambar 52. Desain Interface Rincian Konfirmasi Pelunasan ... 142

Gambar 53. Desain Interface Profil User ... 143

Gambar 54. Desain Interface Pengaturan User ... 142

Gambar 55. Desain Interface Kelola Pesanan ... 145

Gambar 56. Desain Interface Rincian Pesanan Tunai ... 146

Gambar 57. Desain Interface Rincian Pesanan Kredit ... 147

Gambar 58. Desain Interface Konfirmasi Pesanan Tunai ... 148


(15)

xiii

Gambar 60. Desain Interface Kelola Katalog ... 150

Gambar 61. Desain Interface Kelola Katalog Per Katagori ... 151

Gambar 62. Desain Interface Tambah Barang ... 152

Gambar 63. Desain Interface Edit Barang ... 153

Gambar 64. Desain Interface Input Penjualan ... 154

Gambar 65. Desain Interface Lanjutan Input Penjualan ... 155

Gambar 66. Desain Interface Daftar Piutang ... 155

Gambar 67. Desain Interface Tagihan Piutang ... 156

Gambar 68. Desain Interface Add Administrator ... 157

Gambar 69. Desain Interface Lanjutan Add Administrator ... 158

Gambar 70. Desain Interface Storage ... 158

Gambar 71. Desain Interface Data Pelanggan ... 159

Gambar 72. Desain Interface Data Admin/User ... 159

Gambar 73. Desain Interface Data Barang ... 160

Gambar 74. Desain Interface Laporan ... 160

Gambar 75. Desain Interface Laporan Penjualan ... 161

Gambar 76. Desain Interface Laporan Penjualan Online ... 162

Gambar 77. Desain Interface Laporan Penjualan Offline ... 163

Gambar 78. Desain Interface Laporan Penjualan Tunai ... 164

Gambar 79. Desain Interface Laporan Penjualan Tunai Online ... 165

Gambar 80. Desain Interface Laporan Penjualan Tunai Offline ... 166

Gambar 81. Desain Interface Laporan Penjualan Kredit ... 167

Gambar 82. Desain Interface Laporan Penjualan Kredit Online ... 168

Gambar 83. Desain Interface Laporan Penjualan Kredit Offline ... 169

Gambar 84. Desain Interface Laporan Penerimaan ... 170

Gambar 85. Desain Interface Laporan Penerimaan Online ... 171

Gambar 86. Desain Interface Laporan Penerimaan Offline ... 172

Gambar 87. Desain Interface Laporan Piutang ... 173

Gambar 88. Desain Interface Laporan Persediaan ... 174

Gambar 89. Desain Interface History ... 175


(16)

Gambar 94. Tampilan Profil Owner ... 178

Gambar 95. Tampilan Administrator ... 179

Gambar 96. Tampilan Tambah Admin ... 180

Gambar 97. Tampilan Administrator Pasca Tambah Admin ... 181

Gambar 98. Tampilan Log Admin ... 181

Gambar 99. Tampilan Barang ... 182

Gambar 100. Tampilan Input Katagori ... 182

Gambar 101. Tampilan Input Barang ... 183

Gambar 102. Tampilan Barang Setelah Input ... 184

Gambar 103. Tampilan Tambah Stok ... 185

Gambar 104. Tampilan Menu Utama ... 186

Gambar 105. Tampilan Sing Up ... 187

Gambar 106. Tampilan Log In Customer ... 188

Gambar 107. Tampilan Profil Customer ... 189

Gambar 108. Tampilan Home Customer ... 190

Gambar 109. Tampilan Product Profile ... 191

Gambar 110. Tampilan Beli ... 192

Gambar 111. Tampilan Keranjang Belanja ... 193

Gambar 112. Tampilan Bayar 1 ... 194

Gambar 113. Tampilan Bayar 2 ... 195

Gambar 114. Tampilan Bayar 3 ... 196

Gambar 115. Tampilan Checkout ... 197

Gambar 116. Tampilan Pesanan Customer ... 197

Gambar 117. Tampilan Daftar Pesanan ... 198

Gambar 118. Tampilan Detail Pesanan... 198

Gambar 119. Tampilan Tagihan ... 199

Gambar 120. Tampilan Detail Tagihan... 199


(17)

xv

Gambar 122. Tampilan Input Penjualan Offline 1 ... 200

Gambar 123. Tampilan Input Penjualan Offline 2 ... 201

Gambar 124. Tampilan Penjualan Offline ... 202

Gambar 125. Tampilan Awal Laporan ... 203

Gambar 126. Tampilan Laporan Penjualan... 204

Gambar 127. Tampilan Download Laporan ... 204

Gambar 128. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan ... 205

Gambar 129. Tampilan Laporan Penjualan Online ... 206

Gambar 130. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Online ... 206

Gambar 131. Tampilan Laporan Penjualan Offline ... 207

Gambar 132. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Offline ... 207

Gambar 133. Tampilan Laporan Penerimaan Kas ... 208

Gambar 134. Tampilan Hasil Download Laporan Penerimaan Kas ... 208

Gambar 135. Tampilan Laporan Penerimaan Kas Online ... 209

Gambar 136. Tampilan Hasil Download Laporan Penerimaan Kas Onlinw ... 209

Gambar 137. Tampilan Laporan Penerimaan Kas Offline ... 210

Gambar 138. Tampilan Hasil Download Laporan Penerimaan Kas Offline ... 210

Gambar 139. Tampilan Laporan Pennjualan Tunai ... 211

Gambar 140. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Tunai ... 211

Gambar 141. Tampilan Laporan Pennjualan Tunai Online ... 212

Gambar 142. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Tunai Online ... 212

Gambar 143. Tampilan Laporan Pennjualan Tunai Offline ... 213

Gambar 144. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Tunai Offline ... 213

Gambar 145. Tampilan Laporan Pennjualan Kredit ... 214

Gambar 146. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Kredit ... 214

Gambar 147. Tampilan Laporan Pennjualan Kredit Online ... 215

Gambar 148. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Kredit Online ... 215

Gambar 149. Tampilan Laporan Pennjualan Kredit Offline ... 216

Gambar 150. Tampilan Hasil Download Laporan Penjualan Kredit Offline ... 216

Gambar 151. Tampilan Laporan Piutang ... 217


(18)

Gambar 156. Tampilan Hasil Download Laporan Beban ... 219

Gambar 157. Random Slide Sebelum Dirubah ... 223

Gambar 158. Random Slide Setelah Dirubah ... 224


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 File Coding ... 243 Lampiran 2 Perhitungan Biaya Proyek IT ... 247 Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 249


(20)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang pesat telah menjadi salah satu faktor pendorong dan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan perekonomian dunia. Keberadaan teknologi yang semakin canggih memungkinkan pengguna untuk melakukan pemanfaatan teknologi tepat guna. Salah satunya dengan membangun sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi merupakan suatu aplikasi sistem komputer yang digunakan untuk mengolah data akuntansi. Sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang penting bagi perusahaan, karena sistem informasi akuntansi bersama dengan sistem informasi yang lain menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi tidah sekedar berfungsi untuk pengolah atau pemroses data, tetapi juga menjalankan fungsi pengumpulan data, pemrosesan atau pengolahan data, manajemen data, pengendalian dan pengamanan data, dan fungsi penyedia informasi. Seiring dengan pertumbuhan pasar dan perkembangan teknologi, keberadaan sistem informasi akuntansi yang memadai semakin dibutuhkan oleh perusahaan. Baik unit usaha besar maupun unit usaha medium. Karena dengan adanya sistem informasi akuntansi yang memadai, pihak


(21)

2

manajemen dimungkinkan untuk mengambil keputusan berdasarkan pada informasi yang lebih cepat dan akurat.

Dalam kegiatan bisnis, setidaknya terdapat lima aplikasi sistem informasi akuntansi yang saling terkait yaitu siklus penerimaan kas atau pendapatam, siklus pengeluaran, siklus produksi, siklus penggajian, dan siklus pelaporan. Aplikasi sistem informasi akuntansi yang saling terkait ini disebut dengan Enterprise Resource Planning (ERP). ERP merupakan sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan yang meliputi dana, sumber daya manusia, mesin, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh untuk manajemen dalam berbagai tingkatan dan kegiatan operasional perusahaan. Karena ERP merupakan kesatuan dari lima aplikasi sistem informasi akuntansi, maka pembuatan ERP dapat dilakukan secara bertahap. Dengan kata lain, pembangunan aplikasi sistem dilakukan satu per satu, baru kemudian digabungkan.

Beberapa sistem terkait yang membangun ERP diantaranya adalah sistem penerimaan kas. Kegiatan penerimaan kas adalah suatu kegiatan penerimaan/pemasukan/penambahan kas perusahaan/organisasi karena suatu transaksi. Penerimaan kas dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya transaksi penjualan baik tunai maupun kredit, penjualan aset, penerimaan pinjaman dan lain sebagainya. Kas yang diterima oleh perusahaan pun tidak harus selalu berupa uang tunai. Melainkan dapat berupa cek atau surat berharga yang dapat uangkan. Kegiatan penerimaan kas tidak harus dilakukan secara langsung. Karena sudah banyak pihak dan


(22)

cara alternatif yang dapat digunakan dalam kegiatan penerimaan kas. Kegiatan penerimaan kas merupakan kegiatan yang penting dalam perusahaan. Karena dalam kegiatan ini rawan terjadi fraud misalnya kelalaian pencatatan dan jumlah yang tidak sesuai. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem penerimaan kas yang dapat meminimalisir kesalahan dalam kegiatan tersebut.

Dewasa ini, keberadaan jaringan internet yang kian memadai telah memberi pengaruh signifikan pada berbagai aspek dalam masyarakat. Banyak kemudahan yang ditawarkan oleh layanan internet, mulai dari kemudahan memperoleh informasi hingga bertransaksi. Dan dengan adanya dukungan jaringan internet, sistem informasi akuntansi dapat dikembangkan kedalam basis web. Pengembangan sistem informasi akuntansi kedalam basis web akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan atau organisasi yang menggunakan sistem tersebut.

Batik Pramanca merupakan salah satu unit usaha manufaktur yang terletak di Gamping, Sleman, Daerah Istemewa Yogyakarta. Produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh Batik Pramanca merupakan produk-produk konveksi dengan bahan kain batik. Banyaknya unit usaha dengan produk serupa menjadi salah satu faktor pendorong bagi Batik Pramanca untuk melakukan inovasi pemasaran produk, mulai dari meningkatkan kualitas produk, menambah varian produk, hingga memperluas jangkauan pemasaran produk.


(23)

4

Keberadaan unit usaha Batik Pramanca yang baru memiliki satu gerai dengan sistem penjualan manual tentu tidak memungkinkan unit usaha ini untuk memperluas area pemasaran dan menjangkau semua wilayah. Belum tersedianya sistem informasi yang mempermudah pelanggan dalam melakukan transaksi tanpa harus datang kegerai dan sulitnya memperoleh informasi mengenai produk Batik Pramanca menjadi penyebab omset penjualan Batik Pramanca sulit meningkat. Karena itu, belum lama ini Batik Pramanca mulai melakukan penjualan secara online melalui beberapa jejaring sosial. Dengan begitu area pemasaran produk dapat diperluas. Sekaligus memudahkan calon konsumen untuk melihat sampel dan memperoleh informasi mengenai produk, melakukan pemesanan, dan melakukan pembayaran tanpa harus datang ke gerai Batik Pramanca yang terletak di Gamping.

Dalam melakukan penjualan terutama secara online, respon yang cepat menjadi salah satu faktor penentu kepuasan konsumen. Namun tuntutan respon cepat oleh pelanggan sering kali menyebabkan admin kesulitan untuk melakukan rekap data penjualan. Sehingga pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan online tidak dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Hal tersebut mengakibatkan kebutuhan informasi mengenai penerimaan kas Batik Pramanca tidak dapat diperoleh dengan optimal. Karena untuk mendapatkan laporan penerimaan kas, owner harus menyusun laporan penjualan manual dan penjualan online. Sementara itu, laporan penjualan online itu sendiri masih harus dicek ulang untuk


(24)

memastikan bahwa pencatatan dilakukan dengan tepat. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi penerimaan kas manual yang digunakan oleh Batik Pramanca dapat dikatakan rumit dan memiliki probabilitas kesalahan yang tinggi, misalnya terjadi pencatatan ganda pada satu transaksi, atau kesalahan pencatatan nominal. Selain itu, sistem informasi akuntansi penerimaan kas manual memiliki tingkat keamanan yang rendah karena bukti-bukti transaksi dapat rusak atau hilang tanpa disengaja, dan belum tentu terdapat file bukti transaksi cadangan. Sehingga laporan penjualan/transaksi tidak akurat. Batik Pramanca belum memiliki sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang memadai, untuk itu sebuah sistem informasi akuntansi penerimaan kas perlu dirancang dan dibangun untuk Batik Pramanca. Karena Batik Pramanca sudah mulai melakukan bisnis secara online, sistem informasi akuntansi penerimaan kas basis web dirasa cocok untuk unit usaha ini. Pembuatan sistem informasi akuntansi penerimaan kas diharapkan dapat mempermudah kegiatan bisnis pada unit usaha ini, meningkatkan akurasi informasi yang dibutuhkan oleh owner sebagai dasar pengambilan keputusan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Berbasis Web Pada Batik Pramanca”.


(25)

6

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Batik Pramanca masih menggunakan sistem informasi akuntansi penerimaan kas manual. Penggunaan sistem manual memiliki kemungkinan terjadi kesalahan pencatatan ataupun perhitungan yang tinggi.

2. Jangkauan pasar yang terbatas karena hanya memiliki satu gerai. 3. Omset penjualan produk Batik Pramanca sulit meningkat karena

penjualan dilakukan dengan sistem manual dan informasi produk sulit diperoleh tanpa harus datang langsung ke gerai.

4. Kegiatan pencatatan transaksi penjualan online tidak dapat dilakukan dengan cepat dan akurat karena mengutamakan kecepatan respon pada pelanggan.

5. Informasi mengenai penerimaan kas tidak optimal.

6. Batik Pramanca belum memiliki sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web yang dapat mempermudah kegiatan bisnis yang dijalankan. Sehingga perlu dibuat rancangan sistem akuntansi penerimaan kas berbasis web yang siap dibangun untuk Batik Pramanca.


(26)

C. Pembatasan Masalah

Mengingat bahwa masalah yang harus dipecahkan begitu komplek, maka penelitian ini hanya dibatasi pada perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web pada Batik Pramanca. Data input yang akan digunakan berupa data pembeli, data barang, dan data pengiriman.

Kemudian diproses dalam transaksi penjualan, dan menghasilkan data keluaran berupa laporan pemesanan, laporan penjualan, laporan penerimaan kas, dan laporan sisa stok. Dalam aplikasi sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web ini hanya akan dibahas mengenai pengolahan data penerimaan kas dari penjualan tunai, online, dan gabungan. Pada perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web yang akan dibangun, tidak dibahas mengenai kegiatan retur penjualan atau pengembalian barang yang telah dikirim.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang telah digunakan oleh Batik Pramanca?

2. Bagaimanakah perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web yang dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebutuhan Batik Pramanca?


(27)

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang digunakan oleh Batik Pramanca.

2. Merancang sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web yang dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebutuhan Batik Pramanca.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang sistem informasi akuntansi khususnya tentang perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis web. 2. Praktis

a. Bagi Batik Pramanca, untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki sistem informasi akuntansi penerimaan kas sehingga bisa lebih baik lagi.

b. Bagi peneliti, diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dan dapat berguna bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.


(28)

c. Bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian sejenis, serta memberi motivasi untuk melakukan penelitian–penelitian tentang penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada suatu perusahaan.


(29)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Sistem Informasi

a. Definisi Sistem Informasi

Andri Kristanto (2008: 12) mengemukakan bahwa sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dioperasikan oleh manusia sebagai pengelola data. Selanjutnya, Anastasia Diana dan Lilis Setiawati (2011: 4) menjelaskan bahwa sistem informasi merupakan sistem buatan yang pada umumnya terdiri dari sekumpulan komponen manual ataupun berbasis komputer yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2005: 42) dalam sistem akuntansi terdapat enam komponen yaitu input, model, output, teknologi, basis data, control. Keenam komponen tersebut harus ada untuk membentuk satu-kesatuan. Jika salah satu dari keenam komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya sebagai pengolah data untuk menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu, dan akurat.


(30)

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, dan membentuk satu-kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data dengan bantuan teknologi untuk menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan guna mencapai tujuan.

2. Sistem Akuntansi

a. Definisi Sistem Akuntansi

Menurut Howard F. Settler sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Mulyadi (2001: 3-11) menjelaskan bahwa sistem akuntansi merupakan gabungan dari sekumpulan informasi dari suatu badan usaha untuk kemudian diolah guna menghasilkan informasi-informasi keuangan yang diperlukan manajemen dan


(31)

12

pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan pengawasan dan pengambilan keputusan. Sistem akuntansi dapat pula diartikan sebagai kumpulan formulir, kumpulan catatan, sekumpulan prosedur dan alat-alat untuk mengolah data mengenai kegiatan usaha suatu badan usaha dengan tujuan menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan manajemen untuk mengawasi usahanya dan pihak-pihak yang berkepentingan, kreditur dan lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi badan usaha. Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem informasi yang digunakan manajemen dalam melakukan pengelolaan badan usaha.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah kumpulan formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai penggolah data usaha sehingga dapat menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan manajemen untuk mengawasi usahanya dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, kreditur dan lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.


(32)

b. Unsur Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi terdiri dari: 1) Formulir

2) Jurnal 3) Buku Besar 4) Buku Pembantu 5) Laporan

c. Tujuan Sistem Akuntansi

Mulyadi (2001:20) mengemukakan bahwa pengembangan sistem akuntansi mempunyai tujuan utama sebagai berikut: 1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan

usaha baru.

2) Untuk meningkatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya

3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi, dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan

4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.


(33)

14

Dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan faktor utama pendorong agar manajemen perusahaan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang terstruktur dan mengandung arti.

3. Sistem Informasi Akuntansi

a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Nugroho Widjajanto (2001: 4) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir dan catatan, peralatan dan alat komunikasi, operator, dan laporan terkoordinasi yang didesain untuk merubah data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Sedangkan oleh Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin dalam Jogiyanto (2000: 49) sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai suatu komponen yang terorganisasi guna mengumpulkan, mengklasifikasi, memproses, menganalisis, lalu mengkomunikasikan informasi yang relevas bagi pengambilan keputusan berorientasi financial bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Barry E. Chusing dalam Jogiyanto Jogiyanto, (2000: 49) mendefinisikan sistem informasi akuntansi sebagai kumpulan manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan informasi lain yang diperoleh dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan


(34)

bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang terdiri dari input berupa data transaksi keuangan yang kemudian diproses menjadi suatu output berupa laporan yang memberikan informasi keuangan.

b. Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu:

1) Orang yang bertugas mengoperasikan sistem.

2) Prosedur dan instruksi manual maupun otomatis yang digunakan dalam kegiatan mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data dari berbagai aktivitas perusahaan.

3) Data perusahaan beserta proses bisnisnya.

4) Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mengolah data.

5) Infrastruktur teknologi informasi, meliputi computer, perangkat periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi.

6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data dalam sistem informasi akuntansi.


(35)

16

Menurut Nugroho Widjajanto (2001: 4), suatu sistem informasi akuntansi selalu terbentuk dari:

1) Formulir yang tercetak, misalnya bukti transaksi, cek, maupun laporan yang dapat dipergunakan untuk membangun sistem akuntansi dan administrasi perkantoran. 2) Serangkaian buku, baik dalam bentuk fisik maupun dalam

bentuk format yang hanya terbaca oleh mesin.

3) Serangkaian laporan atau pernyataan (statement), seperti neraca saldo, abstraksi buku besar, perhitungan rugi-laba, dan neraca.

4) Serangkaian kegiatan klerikal, termasuk operasi pengolahan data elektronik, yang harus dilaksanakan untuk mencatat berbagai informasi akuntansi pada formulir, note, jurnal, buku besar, dan penyusunan laporan atau surat pernyataan. 5) Penggunaan peralatan klerikal, khususnya komputer, atau

sarana komunikasi untuk melakukan input dan transfer data dalam pelaksanaan kegiatan sistem.

Menurut Jogiyanto (2005: 228), sistem informasi akuntansi memiliki beberapa sistem bagian yang berupa siklus-siklus akuntansi, yaitu:

1) Siklus pendapatan (revenue cycle)

2) Siklus pengeluaran kas (expenditure cycle) 3) Siklus konversi (conversion cycle)


(36)

4) Siklus manajemen sumber daya manusia (human resource management cycle)

5) Siklus buku besar dan pelaporan keuangan (general ledger and financial reporting cycle)

Siklus pendapatan atau biasa disebut siklus penerimaan kas merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai. Siklus pengeluaran kas adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Tujuan siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total, memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi. Siklus konversi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Siklus manajemen sumber daya manusia adalah rangkaian aktivitas bisnis berulang dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan cara efektif dalam mengelola pegawai. Siklus buku besar dan


(37)

18

pelaporan keuangan menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan. Siklus–siklus akuntansi tersebut merupakan satu-kesatuan yang terintegrasi karena menunjukkan prosedur akuntansi dari input sumber data yang kemudian diolah dan menghasilkan laporan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

c. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Orang yang bertanggungjawab menjalankan sistem, prosedur dan instruksi , data, softwere, infrastruktur teknologi informasi, pengendalian internal dan pengukuran keamanan. Keenam komponen tersebut secara bersama-sama memungkinkan suatu sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi , yaitu:

1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan perusahaan, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.


(38)

3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset- aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

(Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart, 2014: 11) Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi sistem informasi akuntansi ialah mengumpulkan dan menyimpan data agar nantinya dapat diolah menjadi informasi akurat yang dibutuhkan oleh perusahaan.

d. Alur Sistem Informasi Akuntansi

Nugroho Widjajanto (2001: 16) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki dua alur yaitu:

1) Daur operasional

Daur operasional merupakan alur yang dimulai dengan adanya transaksi binis yang kemudian diproses ke dalam bentuk dokumen- dokumen seperti faktur, kuitansi, bukti kas keluar dan lain-lain. Dari dokumen-dokumen tersebut selanjutnya diolah menjadi jurnal. Daur operasional terbagi kedalam empat subsistem:

 Subsistem pendapatan yang mencakup kegiatan penjualan output perusahaan.


(39)

20

 Subsistem pengeluaran yang mencakup pengadaan bahan baku, bahan pelengkap, barang dagang, dan biaya lainnya.

 Subsistem produksi yang mencakup kegiatan manufaktur.

 Subsistem keuangan yang mencakup kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang sebagai akibat dari ketiga subsistem yang lain.

2) Daur penyusunan laporan

Daur penyusunan laporan merupakan alur yang mengubah dokumen-dokumen hasil transaksi dari daur operasional menjadi laporan. Laporan tersebut antara lain bisa berbentuk laporan keuangan maupun laporan manajemen.

e. Pengendalian Internal

Berdasarkan pendapat Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2014: 242), pihak manajemen bertanggungjawab untuk mengembangkan sebuah sistem yang aman dan dapat dikendalikan dengan tepat. Oleh karena itu dibutuhkan aktivitas penengdalian. Dalam aktivitaas ini kebijakan, prosedur, dan aturan yang memberikan jaminan memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan respon terhadap risiko dilakukan. Prosedur pengendalian dilakukan dalam kategori-kategori berikut:


(40)

1) Otorisasi transaksi dan aktivitas yang layak.

Otorisasi merupakan kegiatan penetapan kebijakan bagi para pegawai untuk diikuti dan kemudian memberdayakan mereka dalam suatu fngsi organisasi tertentu. Otorisas seringkali didokumentasikan sebagai penandatanganan, pemberian tanda paraf, atau transaksi tertentu terjadi karena keadaan khusus, sehingga pemilik memberikan otorisasi khusus agar dapat dilaksanakan.

2) Pemisahan tugas.

Dengan adanya pemisahan tugas, maka pengendalian internal akan lebih maksimal. Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut dipisahkan :

a) Otorisasi, menyetujui transaksi dan keputusan b) Pencatatan, mempersiapkan dokumen sumber,

mencatat jurnal, buku besar serta mempersiapkan laporan kinerja

c) Penyimpanan, menangani kas

3) Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan.


(41)

22

4) Penjagaan aset dan catatan yang memadai

Dengan cara memelihara catatan aset, termasuk informasi secara akurat dan membatasi aset secara fisik (mesin kas, lemari besi, kotak uang) serta melindungi catatan dan dokumen (area penyimpanan tahan api, kabinet file yang terkunci, dan alokasi pendukung diluar kantor) merupakan cara yang efektif untuk melindungi catatan dan dokumen. Selain itu, penjagaan aset akan lebih baik untuk dikelola apabila adanya pemisahan aset antara milik pribadi dengan perusahaan.

5) Pemeriksaan independen atas kinerja.

Pemeriksaan internal untuk memastikan seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian yang penting.

Sedangkan menurut Nugroho Widjajanto (2001: 18), Pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:

1) Mengamankan aktiva perusahaan

Bertujuan untuk melindungi aset perusahaan dari segala ancaman yang bisa terjadi, misalnya: kecurangan, pemborosan maupun pencurian yang dilakukan oleh pihak didalam perusahaan maupun pihak di luar perusahaan. Oleh


(42)

karena itu, diperlukan pengendalian internal agar aset dapat dikelola dan dijaga dengan baik.

2) Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi

Bertujuan untuk mempermudah pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak, sehingga akan memperlancar proses audit. Selain itu, dengan pengendalian internal tentunya juga akan memperoleh data yang akurat dan valid. 3) Meningkatkan efisiensi

Pengendalian internal memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi. Setiap fungsi harus ada penanggung jawab secara khusus. Tujuannya adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup tanggung jawabnya masing-masing, sehingga tidak ada suatu fungsi yang tidak tertangani.

4) Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi

Dengan adanya pengendalian internal, diharapkan setiap bagian mau dan mampu mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan pihak manajemen.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001: 234), pengendalian internal memiliki dua fungsi utama, fungsi pertama adalah mengamankan sumber daya organisasi dari kemungkinan


(43)

24

penyalahgunaan dan menjaga kecermatan akuntansi, dan mendorong efisiensi kegiatan operasi sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen dapat tercapai. Selain pengendalian internal, terdapat bentuk- bentuk pengendalian umum lainnya, yaitu:

1) Pemisahan tugas dalam fungsi sistem 2) Pengendalian manajemen fungsi AIS 3) Pengendalian akses fisik

4) Pengendalian akses logis

5) Pengendalian penyimpanan data 6) Pengendalian transmisi data 7) Pembakuan dokumen 8) Pencegahan kemacetan 9) Prosedur perbaikan kerusakan

10)Perlindungan PC dan jaringan client-server. 4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Definisi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Dalam standar Akuntansi Keuangan (2002) kas, baik yang berada di perusahaan maupun yang berada di bank merupakan suatu alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Menurut Mulyadi (2008) penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari penjualan kredit. Sementara


(44)

sistem informasi akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari input berupa data transaksi keuangan yang kemudian diproses menjadi suatu output berupa laporan yang memberikan informasi keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu sistem yang terdiri dari input berupa data penerimaan kas yang berasal dari penjualan tunai dan kredit yang kemudian diproses menjadi suatu output berupa laporan yang memberikan informasi mengenai penerimaan kas perusahaan.

b. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

2) Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu:


(45)

26

1) Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales. Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. Dalam over-the counter sales perusahaan menerima uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahka kepada pembeli.

2) Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales. Cash on delivery sales (COD sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan jasa pengiriman, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.

3) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun bagi penjual. Menurut Mulyadi (2001) untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

a) Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindah bukuan melalui rekening bank


(46)

(giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang ceknya atas nama perusahaan (bukan atas unjuk), akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.

b) Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yaitu:

1) Fungsi Penjualan 2) Fungsi Penerimaan Kas 3) Fungsi Gudang

4) Fungsi Pengiriman 5) Fungsi Akuntansi

Informasi yang diperlukan manajemen dalam penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.

3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.


(47)

28

4) Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu , namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan tunai.

5) Kuantitas produk yang yang dijual.

6) Otorisasi jabatan yang berwenang. (Mulyadi, 2001:464-465)

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1) Faktur Penjualan Tunai 2) Pita Register Kas 3) Credit Card Sales Slip 4) Bill Of Lading

5) Faktur Penjualan COD 6) Bukti Setor Bank

7) Rekap Harga Pokok Penjualan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1) Jurnal Penjualan 2) Jurnal Penerimaan Kas 3) Jurnal Umum

4) Kartu Persediaan 5) Kartu Gudang


(48)

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:

1) Prosedur Order Penjualan 2) Prosedur Penerimaan Kas 3) Prosedur Penyerahan Barang

4) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai 5) Prosedur Penyetoran Kas ke Bank 6) Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

7) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. 2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. 3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

4) Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

5) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.


(49)

30

6) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

7) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

8) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

9) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

10)Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

11)Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern. ( Mulyadi, 2001:472 – 473) c. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang

Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan: 1) Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan


(50)

2) Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Menurut Mulyadi (2001) prosedur penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut:

1) Melalui penagihan perusahaan

Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilaksanakan dengan prosedurberikut ini :

a) Bagian Piutang memberikan daftar piutang jatuh tempo kepada Bagian Penagihan.

b) Bagian Penagihan melakukan penagihan kepada debitur dengan cara mengirim karyawan perusahaan.

c) Bagian Penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remit-tance advice) dari debitur.

d) Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Penerimaan.

e) Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

f) Bagian Penerimaan mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.

g) Bagian Penerimaan menyetorkan cek ke bank, setelah cek tersebut di endorsement oleh pejabat yang berwenang.


(51)

32

h) Bank perusahaan melakukan kliring atas cek tersebut ke bank debitur.

2) Melalui pos

Penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :

a) Bagian Penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.

b) Debitur mengirim cek atas nama yang dilapisi surat pemberitahuan melalui pos.

c) Bagian Penerimaan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remittance advice) dari debitur.

d) Bagian Penerimaan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

e) Bagian Penerimaan mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur.

3) Melalui lock box collection plan

Penerimaan kas dari piutang melalui lock-box collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :

a) Bagian Penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.


(52)

b) Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat.

c) Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima oleh perusahaan. d) Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini

dilampiri dengan surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke Bagian Penerimaan.

e) Bank mengurus kliring cek.

f) Bagian Penerimaan menyerahkan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang bersangkutan.

g) Bagian Penerimaan menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke Bagian Kredit untuk merubah status kredit pelanggan.

h) Bagian Penerimaan menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke Bagian Jurnal untuk dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.

Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu:

1) Fungsi Kredit 2) Fungsi Penagihan 3) Fungsi Penerimaan


(53)

34

4) Fungsi Akuntansi 5) Fungsi Pemeriksa Intern

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

1) Surat Pemberitahuan 2) Daftar Surat Pemberitahun 3) Bukti Setor Bank

4) Kuitansi

Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang disajikan sebagai berikut:

1) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.

2) Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. 3) Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet).

4) Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

5) Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.


(54)

6) Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera. 7) Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond

insurance).

8) Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan Bagian Penerimaan maupun di tangan penagih perusahaan ), harus diasuransikan (cash in safe dan cash in transit insurance). (Mulyadi, 2001 : 492-493)

5. Fungsi yang Terkait Dengan Penerimaan Kas

Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam siklus penerimaan kas. Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus penerimaan kas terdiri dari:

a. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat pengiriman. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan. Fungsi ini berada di tangan Bagian Order Penjualan.


(55)

36

b. Fungsi Penerimaan Kas

Fungsi penerimaan kas bertanggung jawab menerima pembayaran dari penjualan tunai maupun kredit, dan mengirimkan pemberitahuan kepada fungsi yang terkait jika pembayaran sudah diterima. Dalam fungsi ini, harus dipastikan jumlah pembayaran yang diterima sama dengan jumlah tagihan. Kemudian fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan setoran atas uang tunai ke rekening bank perusahaan.

c. Fungsi Pemeriksa Intern

Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara periodik. Selain itu juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarkan oleh fungsi akuntansi.

d. Fungsi Kredit

Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. Karena sebagian besar penjualan yang terjadi dalam perusahaan adalah penjualan kredit, maka sebelum order dari pelanggan dipenuhi, harus lebih dahulu diperoleh otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit. Jika penolakan pemberian kredit seringkali terjadi, pengecekan status kredit perlu dilakukan sebelum fungsi penjualan mengisi surat order


(56)

penjualan. Untuk mempercepat pelayanan kepada pelanggan, surat order pengiriman dikirim langsung ke fungsi pengiriman sebelum fungsi penjualan memperoleh otorisasi kredit dari fungsi kredit. Namun, tembusan kredit harus dikirimkan ke fungsi kredit untuk mendapatkan persetujuan kredit dari fungsi tersebut. Dalam hal otorisasi kredit tidak dapat diberikan, fungsi penjualan memberitahu fungsi pengiriman untuk membatalkan pengiriman barang kepada pelanggan. Fungsi ini berada dibawah otorisasi bagian kredit.

e. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman. Fungsi ini berada dalam otorisasi bagian gudang.

f. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat order pengiriman yang telah ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang dikirimkan kembali kepada


(57)

38

pemasok (retur pembelian), surat perintah kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/ pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi. Fungsi ini berada dalam kendali bagian pengiriman.

g. Fungsi Penagihan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan salinan faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. Fungsi ini berada di tangan Bagian Penagihan.

h. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan. Fungsi ini berada di tangan Bagian Piutang (sebagai penyelenggara kartu piutang), Bagian Jurnal (sebagai penyelenggara jurnal penjualan dan pembuatan laporan penjualan), dan Bagian Kartu Persediaan (sebagai penyelenggara kartu persediaan).


(58)

6. Pengembangan Sistem a. Pengembangan Sistem

Menurut Mulyadi (2001: 39), “Pengembangan sistem adalah langkah-langkah yang dilalui oleh analis sistem dalam mengembangkan sistem informasi”. Mulyadi juga membaginya ke dalam tiga tahapan, yaitu analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Senada dengan pendapat tersebut Nugroho Widjajanto (2001: 521) mendefenisikan “pengembangan sistem sebagai daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari konsepsi yang berwujud gagasan, proses pengembangannya, hingga implementasi dan pengoperasiannya”.

Sedangkan Edhy Sutanta (2004: 344) menjelaskan bahwa proyek pengembangan sistem basis data bukan hanya sekedar menyusun file-file yang diperlukan untuk disimpan sebagai basis data, tetapi juga termasuk di dalamnya mengatur bagaimana agar basis data tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemakai untuk memenuhi kebutuhan datanya. Jadi proyek pengembangan sistem basis data meliputi pengembangan file basis data, perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), dan menyiapkan personal-personal yang akan terlibat dalam penggunaan sistem basis data agar dapat memanfaatkannya dengan baik dan benar. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan


(59)

40

pengembangan sistem berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan ataupun memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki karena adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem lama.

b. Metode Pengembangan Sistem 1) Rapid Application Development

McLeod (2002) menjelaskan bahwa Rapid Application Development (RAD) merupakan siklus hidup yang ditujukan untuk memberikan alternatif pengembangan sistem yang jauh lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional. RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem atau aplikasi (Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat disimpulkan bahwa pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode RAD dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat.

Konsep yang lebih terperinci dijelaskan oleh Pressman (2005) dalam “Software Engineering: A Practition’s Approach”. Dikemukakan bahwa RAD adalah proses pengembangan perangkat lunak inkremental yang


(60)

menekankan pada tempo pengembangan yang singkat. Model RAD adalah sebuah adaptasi kecepatan tinggi dari model waterfall dimana perkembangan pesat dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika setiap kebutuhan dan batasan ruang lingkup projek telah diketahui dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembang untuk menciptakan sebuah sistem yang berfungsi penuh dalam jangka waktu yang sangat singkat. Dari penjelasan Pressman (2012) ini, satu perhatian khusus mengenai metodologi RAD dapat diketahui, yakni implementasi metode RAD akan berjalan maksimal jika pengembang aplikasi telah merumuskan kebutuhan dan ruang lingkup pengembangan aplikasi dengan baik.

Menurut Kendall (2010), RAD adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan serta perangkat-perangkat lunak. RAD bertujuan mempersingkat waktu yang diperlukan dalam siklus hidup pengembangan sistem tradisional antara perancangan dan penerapan suatu


(61)

42

sistem informasi.

Gambar 1

Siklus RAD (Sumber: Kendall, 2010)

2) Fase Pengembangan RAD

Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah requirements planning (perencanaan syarat-syarat), RAD design workshop (workshop desain RAD), dan implementation (implementasi). Sesuai dengan metodologi RAD menurut Kendall (2010), berikut ini adalah pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan aplikasi:

a) Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat) Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut.


(62)

Keterlibatan pengguna diharapkan bukan hanya dari satu tingkat pada suatu organisasi, hal ini bertujuan agar informasi yang dibutuhkan untuk masing-masing pengguna terpenuhi dengan baik. Koordinasi dapat pula dilakukan dengan CEO atau bagian perencanaan strategis, terutama untuk mengembangkan suatu aplikasi E-commerce agar informasi detail mengenai tujuan organisasi dapat diperoleh. Pertemuan ini sering disebut juga Joint Application Development. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).

b) RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD) Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Jika memungkinkan, masing-masing pengguna diberikan satu komputer yang saling terhubung, sehingga bisa melihat desain yang dibuat dan langsung memberikan komentar. Hal ini sering disebut


(63)

44

dengan Group Decision Support System (GDSS). Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi. (Kendall, 2010)

c) Implementation (Implementasi)

Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010). Berdasarkan pada tahap-tahap tersebut maka proses utama pengembangan suatu sistem dengan menggunakan metode RAD adalah sebagai berikut:


(64)

Pengembang membuat prototype berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

Desainer melakukan penilaian terhadap prototype Pengguna melakukan uji coba pada prototype dan memberikan masukan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi.

Pengguna dan developer melakukan pertemuan untuk memberikan penilaian terhadap produk secara bersama-sama, menyesuaikan kebutuhan serta memberikan komentar bila diperlukan perubahan.

Semua kebutuhan akan sistem dan perubahan-perubahan yang terjadi dilakukan proses “timeboxed” dengan dua kemungkinan:

1. Perubahan yang tidak dapat ditampung seperti yang telah direncanakan harus dihilangkan.

2. Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sekunder ditiadakan.

3) Tahap Pengembangan RAD

Metode RAD digunakan pada sistem pengembangan aplikasi, maka menekankan tahap-tahap berikut:


(65)

46

a) Bussiness Modelling

Tahap ini untuk mencari aliran informasi yang dapat menjawab pertanyaan berikut:

Data apa yang dibutuhkan dalam proses bisnis? Informasi apa yang dimunculkan?

Di mana informasi digunakan? Siapa yang memprosenya? b) Data Modelling

Tahap ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.

c) Process Modelling

Aliran informasi pada tahap data medelling ditransformasi untuk mendapatkan arus informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali objek data tertentu.

d) Application Generation

Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai


(66)

lagi. Alat-alat bantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

e) Testing and Turnover

Jika menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka waktu pengujian dapat dikurangi. Tetapi jika komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih penuh.

4) Kelebihan dan Kekurangan RAD

Metode pengembangan sistem RAD relatif lebih sesuai dengan rencana pengembangan aplikasi yang tidak memiliki ruang lingkup yang besar dan akan dikembangkan oleh tim yang kecil. Namun, RAD pun memiliki kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah metodoligi pengembangan aplikasi. Berikut ini adalah kelebihan metodologi RAD menurut Marakas (2006):

a) Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai.

b) RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia.

c) RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek.

d) Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional.


(67)

48

e) Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna. f) RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara

seluruh pemangku kebijakan projek.

Sedangkan, mengacu pada pendapat Kendall (2010), maka dapat diketahui bahwa kekurangan penerapan metode RAD adalah sebagai berikut:

a) Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru.

b) Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan.

c) RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini dimana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem. 7. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Berbasis Web

a. Pengertian Web

Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) yang didalamnya terdapat protocol HTTP (hypertext transfer


(68)

protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser. Browser adalah aplikasi yang mampu menjalankan dokumen-dokumen web dengan cara diterjemahkan. Beberapa jenis browser yang popular saat ini diantaranya: Internet Explorer, Mozzila Firefox, Opera, dan Safari. (M. Rudyanto Arief, 2011: 7)

b. Pengertian Sistem Informasi Basis Web

Sistem informasi basis web merupakan rangkaian dari beberapa komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Komponen ini terdiri dari operator, rangkaian prosedur, dan teknologi informasi dimana sistem informasi berbasis web memanfaatkan komputer dan jaringan komputer berbasis web dengan maksimal dalam rangka pencapaian tingkat efektifitas dan efesiensi melalui web. (Bodnar G.H & Hoopwood ,2004 P:107)

c. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Berbasis Web

Pemrosesan transaksi penerimaan kas berbasis web termasuk dalam real time sistem (RTS) atau sistem waktu nyata. Menurut James A Hall (2007: 257), RTS adalah pemrosesan transaksi secara individual saat peristiwa ekonomi muncul. Dalam sebuah artikel Dwi Ishartono (2008) disebutkan bahwa RTS adalah sistem yang kebenarannya didasarkan pada


(69)

50

kebenaran hasil keluaran sistem dan ketepatan waktu hasil-hasil tersebut dikeluarkan, dan berdasarkan batasan waktu yang dimiliki, RTS dibagi menjadi:

1) Hard Real Time Sistem (HRTS)

Hard Real Time Sistem (HRTS) dibutuhkan untuk menyelesaikan critical task dengan jaminan waktu tertentu. Jika kebutuhan waktu tidak terpenuhi, maka secara otomatis aplikasi akan gagal. Dalam definisi lain disebutkan bahwa kontrol HRTS hanya dapat menoleransi keterlambatan respon selama 100 mikro detik. Contoh penggunaan sistem ini adalah pada sistem pengontrol pesawat terbang.

2) Soft Real Time Sistem (SRTS)

Soft Real Time Sistem (SRTS) memiliki komputasi yang lebih longgar. Dalam sistem ini, proses yang kritis menerima prioritas lebih dari pada yang lain. Namun sering kali penambahan sistem SRTS kedalam Time Sharing Sistem akan mengakibatkan ketidakadilan pembagian sumber daya dan mengakibatkan delay yang lebil lama dan starvation. Contoh penerapan sistem ini adalah pada alat penjualan atau pelayanan otomatis.


(1)

return view('admin.login'); }

public function postLogin(){

if(Input::get('email') == 'batikpramanca@gmail.com' && Input::get('password') == 'owner'){

$dataUser = CustomerService::where('email', 'batikpramanca@gmail.com')->first();

if(is_null($dataUser)){

return view('admin.firstLogin'); }

}

$auth = auth('admin'); $credential = [

'email' => Input::get('email'), 'password' => Input::get('password') ];

if($auth->attempt($credential)){ $user = auth('admin')->user(); $log = new LogAktifitas;

$log->customer_service_id = $user->id; $log->aktivitas = 'Login Sistem'; $log->save(); return redirect('/administrator'); }else{ return redirect('/loginAdmin'); } }

public function getFirstLogin(){ $user = new CustomerService;

$user->email = 'batikpramanca@gmail.com'; $user->password = Hash::make('owner'); $user->nama = 'Batik Pramanca';

$user->alamat = 'Yogyakarta'; $user->tempat_lahir = 'Yogyakarta'; $user->tanggal_lahir = '2000-10-10'; $user->no_telepon = '0856012343456'; $user->save();

return view('admin.firstLogin2'); }

public function getLogout(){ auth('admin')->logout();


(2)

return redirect('/'); }

public function getIndex(){ $data = array(

'barang' => Barang::count(), 'pembayaran' => Pesanan::count(), 'pesanan' => Pesanan::count(), 'customer'=> Pelanggan::count(), 'admin'=> CustomerService::count(),

'penerimaan'=> Detail_Pembayaran::select(DB::raw('SUM(pembayaran) as total'))->first(),

'total_piutang' => Pembayaran::select(DB::raw('SUM(sisa_pembayaran) as total'))->where('sisa_pembayaran','>',0)->first()

);

return view('admin.index')->withData($data); }

public function getBarang(){

$data = Barang::orderBy('kategori_id', 'ASC')->orderBy('nama', 'ASC')->get(); $kategori = Kategori::all();

return view('admin.barang') ->withData($data)

->withKategori($kategori); }

public function postCreateBarang(){

$file = array('image' => Input::file('image')); $rules = array('image' => 'required');

$validator = Validator::make($file, $rules);

$kategori = Kategori::where('id', Input::get('kategori_id'))->first(); if($validator->fails()) {

$barang = new Barang;

$barang->nama = Input::get('nama');

$barang->kategori_id = Input::get('kategori_id'); $barang->harga = Input::get('harga');

$barang->stok = Input::get('stok'); $barang->ukuran = Input::get('ukuran'); $barang->bahan = Input::get('bahan'); $barang->berat = Input::get('berat'); $barang->filosofi = Input::get('filosofi');

$barang->harga_pokok = Input::get('harga_pokok'); $barang->harga_grosir = Input::get('harga_grosir'); $barang->keterangan = Input::get('keterangan');


(3)

$barang->kode_barang = $kategori->nama[0] . sprintf('%010d', $barang->id); $barang->save();

$log = new LogAktifitas;

$log->customer_service_id = auth('admin')->user()->id; $log->aktivitas = 'Tambah Barang';

$log->save(); } else {

if(Input::file('image')->isValid()){ $path = storage_path().'/app/produk/';

$extension = Input::file('image')->getClientOriginalExtension();

$fileName = Carbon::now()->format('YmdHis').rand(1,99).'.'.$extension; Input::file('image')->move($path, $fileName);

$barang = new Barang;

$barang->nama = Input::get('nama');

$barang->kategori_id = Input::get('kategori_id'); $barang->harga = Input::get('harga');

$barang->stok = Input::get('stok'); $barang->ukuran = Input::get('ukuran'); $barang->bahan = Input::get('bahan'); $barang->berat = Input::get('berat'); $barang->filosofi = Input::get('filosofi');

$barang->harga_pokok = Input::get('harga_pokok'); $barang->harga_grosir = Input::get('harga_grosir'); $barang->keterangan = Input::get('keterangan'); $barang->foto = $fileName;

$saved = $barang->save();

$barang->kode_barang = $kategori->nama[0] . sprintf('%010d', $barang->id); $barang->save();


(4)

Lampiran 2 Perhitungan Biaya Proyek

Hardwere

Item

Information

Price

ASUS X450J

Secondhand

6.800.000

Prolink Phs600+Hspa

21,6 mbps

Secondhand

175.000

Total Hardwere

6.975.000

Softwere

Jobdes

Work

Pages

Speed

per Day

Working

Day

Price

Per Page

Price

Analisis

60

6

10

37.000

2.220.000

Desain

60

4

15

35.000

2.100.000

Coding

60

2

30

25.000

1.500.000

Domain dan hosting

440.000

Paket data

100.000

Total Softwere

6.360.000

Total Price

13.335.000

Testing dan revisi

9

Hosting

1

Training

3

Entri konten awal

2

Real Time

70


(5)

Metode yang digunakan mengacu pada metode perhitungan yang digunakan oleh

perusahaan pengembang

softwere

Sejumput dan Transcode. Dipublikasi oleh

Rahmadani, S.Kom dari Sejumput. Dan telah dikonfirmasi langsung melalui

wawancara dengan pemilik Transcode, Rendra Pramudya.


(6)