Baik pada ternak ruminansia maupun ternak non ruminansia, semua penelitian pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk: 1 mendapatkan gambaran
bagaimana mekanisme zeolit melakukan perananya; 2 mengharapkan pengaruh yang menguntungkan terhadap penampilan produksi baik secara tidak langsung
melalui pencegahan penyakit maupun langsung ke peningkatan produksi misalnya peningkatan kualita dan kuantita susu, pertambahan berat badan,
prosuksi telur atau perbaikan efisiensi penggunaan pakan; 3 mendapatkan dosis zeolit yang tepat dalam ransum. Ternyata seperti dikemukakan pada bab
berikutnya, hasilnya masih belum konsisten.
2.4. Hasil-hasil penelitian penggunaan zeolit
Berikut ini adalah tinjauan tentang hasil-hasil penelitian penggunaan zeolit dalam pakan ternak. Dari pustaka yang disajikan disini, terlihat bahwa walaupun
beberapa penelitian bertujuan untuk membuktikan teori mekanisme bagaimana zeolit berperan dalam proses pencernaan pakan dan metabolismenya, tujuan
akhir tentunya adalah ingin mengetahui manfaat zeolit dalam meningkatkan produksi dengan segala parameternya.
2.4.1. Unggas
Penelitian penggunaan zeolit terhadap penampilan puyuh Jepang Coturnix coturnix japonika telah dilakukan oleh Wijaya 1988 selama 4 empat minggu
dengan penambahan sebanyak 0; 0,5; 1,0 dan 1,5 zeolit dalam ransum. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa zeolit tidak nyata mempengaruhi
pertambahan bobot badan, konversi ransum dan konsumsi air minum. Zeolit
hanya mempengaruhi konsumsi air minum pada minggu ke-6 secara nyata. Akan tetapi disebutkan pula bahwa secara biologis zeolit menunjukkan kecenderungan
meningkatkan pertambahan bobot badan, meningkatkan konsumsi ransum, memperbaiki efisiensi penggunaan ransum dan meningkatkan konsumsi ransum,
masing-masing 99,0 gramekorminggu, 413,61 gramekorminggu, 4,19 gram ransumgram bobot badanminggu dan 28,61 mlekorhari untuk ransum tanpa
pemberian zeolit dibandingkan dengan pemberian 1,5 zeolit dimana hasilnya masing-masing 101,23 gramekorminggu, 412,96 gramekorminggu, 4,12 gram
ransumgram bobot badanminggu dan 33,76 mlekorhari. Penelitian tentang pemberian zeolit dalam ransum puyuh belum banyak dilakukan meskipun di luar
negeri sehingga tidak diperoleh data sebagai pembanding.
Penambahan zeolit dalam ransum komersial untuk meningkatkan produksi broiler telah dilakukan oleh Suijah 1990 untuk mengkaji kebenaran tentang
perbaikan penampilan produksi ayam broiler dengan penambahan zeolit dalam ransumnya. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah bahwa penambahan zeolit
sampai dengan 4 persen dalam ransum tidak mempengaruhi rataan pertambahan berat badan, konsumsi ransum, konsumsi air minum, namun
sangat nyata meningkatkan efisiensi penggunaan pakan serta meningkatkan “Income Over Feed Cost” dengan meningkatnya taraf zeolit dalam ransum.
Efisiensi penggunaan makanan yang diperoleh dari masing-masing perlakuan pemberian zeolit ransum 0,1,2,3 dan 4 adalah 0,502; 0,513; 0,521;
0,530 dan 0,531 dengan perkataan lain ransum yang mengandung empat persen zeolit memiliki efisiensi penggunaan pakan 5,78 lebih baik dibandingkan
dengan kontrol. Penelitian ini didukung oleh Onagi dalam Mumpton dan Fishman 1977 yang melaporkan adanya kenaikan efisiensi penggunaan pakan sebesar
20 dibanding kontrol dengan penambahan 10 clinoptilolit dalam ransum.
2.4.2. Ruminansia