89 bahwa terdapat hubungan positif antara minat dan kesiapan mahasiswa
untuk menjadi guru yang ditunjukkan oleh r
hitung
lebih besar dari r
tabel
5 yaitu r
tabel
0,235 dan r
hitung
0,393. Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan di atas.
Dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan terdapat hubungan positif dan
signifikan antara Minat Profesi Sekretaris terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK
Muhammadiyah 2 Bantul.
2. Hubungan Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas
XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI
kompetensi administrasi perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Bantul yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,729. Hasil
perhitungan stastistik dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment dari Karl Pearson diperoleh nilai r
hitung
lebih besar dari r
tabel
0,7290,361. Sedangkan nilai signifikansinya menunjukkan hasil sebesar 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 0,0000,05 sehingga
disimpulkan bahwa hubungan antara motivasi kerja dengan kesiapan kerja signifikan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi Motivasi Kerja maka akan semakin tinggi pula Kesiapan Kerja
90 siswa. Sebaliknya, jika Motivasi Kerja yang dimiliki siswa rendah,
maka kesiapan kerja siswa semakin rendah. Motivasi kerja merupakan sesuatu yang mendorong dan
menimbulkan semangat atau dorongan kerja pada seseorang untuk bekerja pada bidang tertentu. Siswa yang telah memiliki keinginan atau
minat untuk bekerja pada suatu bidang profesi setelah lulus maka dalam dirinya akan muncul motivasi untuk bekerja. Terutama di Sekolah
Menengah Kejuruan SMK, motivasi kerja selalu diberikan oleh guru dan menjadi salah satu visi-misi sekolah. Sekolah mengharapkan
setelah lulus seluruh siswamampu terserap di dunia kerja sesuai dengan keterampilan dan ilmu bidang kompetensi yang telah dibekali selama
melaksanakan proses belajar mengajar di bangku sekolah. Pemberian motivasi kerja sangat penting dilakukan untuk
mendorong agar siswa mantap untuk memasuki dunia kerja. Motivasi siswa dapat diperoleh dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
teman maupun dari dirinya sendiri, motivasi dapat berupa dukungan secara lisan, tertulis maupun secara materiil diberikan untuk mendorong
agar individu yang bersangkutan memiliki keinginan yang lebih kuat untuk mencapai sesuatu. Motivasi kerja siswa akan meningkat seiring
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan pada bidang yang diminati. Siswa yang memiliki motivasi kerja pada suatu bidang
profesi yang diminati maka ia akan berusaha mempelajari dan menggali
91 informasi tentang profesi yang diminatinya tersebut sampai benar-benar
menguasai. Hal ini sejalan dengan penelitian Pintamtyas Sujud 2009 dengan
judul “Hubungan Antara Motivasi Kerja, Informasi Dunia Kerja dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas
XII Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bantul Yogyakarta Tahun Ajaran 20072008
”, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Kerja dengan Kesiapan
Kerja siswa kelas XII program keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Bantul tahun ajaran 20072008, hal tersebut dapat dilihat dari harga
r
hitung
0,383 r
tabel
0,220 . Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan di atas.
Dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan terdapat hubungan positif dan
signifikan antara Motivasi Kerja terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI
Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran
SMK Muhammadiyah 2 Bantul.
3. Hubungan Minat Profesi Sekretaris dan Motivasi Kerja terhadap