11
Biaya Penagihan Pajak
Biaya penagihan pajak adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatalan Lelang, Jasa Penilai, dan
biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak. Erly, 2011: 171
Pejabat
Pejabat adalah pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat
Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita, Pengumuman Lelang, dan surat lain yang diperlukan untuk penagihan pajak sehubungan dengan
Penanggung Pajak tidak melunasi sebagian atau seluruh utang pajak menurut peraturan perundang – undangan. Erly, 2011 : 171
Jurusita Pajak
Jurusita adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan dan Penyanderaan.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan PKLM pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah :
1. Jumlah pencairan tunggakan pajak yang sudah tercapai dan yang masih menunggak
2. Daftar kegiatan penagihan aktif yang dilakukan oleh Juru sita pajak 3. Jadwal waktu pelaksanaan penagihan
Universitas Sumatera Utara
12
4. Dasar penagihan pajak yang mempengaruhi besarnya jumlah pajak yang terutang
5. Kendala - kendala yang dihadapi oleh Jurusita Pajak dalam melaksanakan penagihan aktif.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari pengajuan judul, penentuan judul dan penentuan tempat PKLM, mencari
bahan untuk pembuatan proposal hingga pada tahap berkonsultasi dengan pihak dosen.
2. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis mencari berbagai sumber - sumber seperti buku - buku, majalah, undang - undang perpajakan yang ada kaitannya dengan
penulisan laporan ini sebagai dasar pembahasan secara teori.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan peninjauan pengamatan secara langsung ke tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, mencari data - data dan informasi
mengenai objek PKLM.
4. Pengumpulan Data
Data dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber - sumber asli, hasil wawancara yang
berkompeten. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau
Universitas Sumatera Utara
13
dikumpulkan peneliti dari sumber yang telah ada misalnya, studi kepustakaan dan dokumentasi.
5. Analisis dan Evaluasi
Penulis menganalisis dan mengevaluasi data meliputi : menganalisa data yang telah diperoleh dengan menggunakan penjelasan dengan kata - kata
yang sistematik sehingga permasalahan terungkap dengan objektif.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Wawancara
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan langsung kepada pihak - pihak KPP yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi
yang diberikan bagi penyusunan laporan ini. 2. Observasi Lapangan
Dalam metode ini penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengamati, mendengarkan, serta mencatat dan menyimpulkan mengenai hal - hal yang
berhubungan dengan laporan ini.
3. Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
14
Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objek PKLM, dokumen tersebut dapat berupa data - data perpajakan, struktur, berita
- berita pajak, dan sebagainya.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri,
Sistematika Penulisan Laporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM
Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan
Fungsi serta Gambaran Data Pegawai. BAB III : GAMBARAN DATA DAN INFORMASI MENGENAI
TUNGGAKAN PAJAK
Pada bab ini menjelaskan secara rinci mengenai hal - hal yang berhubungan dengan tunggakan pajak, termasuk Data Wajib Pajak
yang menunggak pada suatu masa pajak.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data yang akan diperoleh sehingga tercapai manfaat dan tujuan PKLM.
Universitas Sumatera Utara
15
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan mengenai hal - hal yang telah dikemukakan dan beberapa saran yang menjadi bahan
masukan untuk mengatasi permasalahan dalam PKLM.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
16
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA LUBUK PAKAM
A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu ada 2 dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak
Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di dalam pelayanan pembayaran pajak, maka
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267 KMK.01 1989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat
Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak sekaligus dibentuk Kantor Pelayanan
Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
785 KMK.01 1993 tertanggal 3 Agustus 1993 Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 empat wilayah kerja yaitu :
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat
Jenderal Pajak perlu diubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan
Universitas Sumatera Utara
17
maupun level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan. Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan wajib pajak, ketiga jenis kantor
pajak yang ada yaitu, Kantor Pelayanan Pajak KPP, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
Karikpa dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama. Adapun Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I Kanwil
DJP Sumut I akan mengoperasikan delapan unit kantor pelayanan modern yang dijuluki Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Kedelapan KPP Pratama dimaksud
yakni enam unit KPP konvensional yang ada saat ini dimodernisasi dan ditambah dua KPP baru. Keenam KPP konvensional yang dijadikan KPP Pratama yakni :
1. KPP Pratama Medan Belawan 2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Polonia 4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Timur 6. KPP Pratama Binjai
Dua KPP baru yang dibentuk adalah : 1. KPP Pratama Medan Petisah
2. KPP Pratama Lubuk Pakam Sejak tahun 2002, Direktorat Jenderal Pajak melakukan modernisasi
perpajakan sebagai bagian dari reformasi perpajakan dan reformasi birokrasi. Dilakukan perubahan paradigma perpajakan dengan mengedepankan aspek
pelayanan kepada Wajib Pajak, yang diimbau dengan pengawasan dan konsultasi.
Universitas Sumatera Utara
18
Untuk implementasinya dibentuk Kantor Pelayanan Pajak KPP modern dengan 3 model, yakni KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya, dan KPP Pratama. Salah
satunya adalah KPP Pratama Lubuk Pakam yang terletak di Jl. Diponegoro No. 42 – 44 Lubuk Pakam sebelum akhirnya pindah ke Jl. Diponegoro No. 30 A
Medan. KPP Pratama Lubuk Pakam sebelumnya adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi
dan Bangunan Lubuk Pakam yang berada dibawah organisasi Kanwil DJP Sumut II. Sejak dileburnya ketiga jenis Kantor Pelayanan Pajak menjadi satu, maka
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dan berada dibawah organisasi
Kanwil DJP Sumut I. Sesuai dengan Keputusan DJP Nomor KEP – 95 PJ 2008 Tentang Saat
Mulai Operasi SMO Kantor Pelayanan Pajak Pratama di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, maka Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Lubuk Pakam ditetapkan mulai beroperasi tanggal 27 Mei 2008. KPP Pratama Lubuk Pakam mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan di berbagai bidang perpajakan. Bidang tersebut adalah Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, pajak tidak langsung lainnya, serta Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku. Namun sejak tahun 2012 KPP Pratama Lubuk Pakam sudah tidak menerima Pajak Bumi dan Bangunan lagi karena sudah dialihkan lagi ke Dinas
Pendapatan Daerah.
Universitas Sumatera Utara
19
Visi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara.
Misi dari KPP Pratama Lubuk Pakam adalah menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan undang – undang perpajakan secara
adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan Negara demi kemakmuran rakyat.
B. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam