134
baik guru model maupun guru mitra memberikan scaffolding agar nantinya siswa dapat memperoleh prestasi yang baik, penampilan mereka disenangi oleh siswa,
dalam mengajar mereka antusias dan selalu responsif terhadap siswa, dalam mengajar ada penekanan pada hal-hal penting dan tahap-tahapnya jelas, serta
selalu mengaitkan pengetahuan awal siswa dalam pembelajaran. Di samping melakukan keterampilan-keterampilan tersebut, guru model maupun guru mitra
juga tepat dalam mengelola waktu pembelajaran, serta mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap hasil pembelajaran. Oleh karena itu, baik guru model
maupun guru mitra adalah termasuk guru yang efektif. Hasil analisis dengan uji-t menunjukkan tiodak adanya perbedaan yang
signifikan antara kemampuan guru model dengan guru mitra dalam emngelola pembelajaran kooperatif tersebut. Hal ini berarti bahwa strategi pelayihan yang
digunakan berdasarkan teori Bandura modeling untuk melatih guru mitra mengoperasikan perangkat pembelajaran adalah efektif.
4.3.4 Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajara Mengajar Instrumen 5a
Hasil analisis resppon siswa terhadap KBM kooperatif antara siswa guru model dengan siswa guru mitra menunjukkan tidak adanya perbedaan. Seluruh
siswa baik kelas guru model amupun siswa kelas guru mitra menyatakan merasa senang mengikuti KBM dengan menggunakan paket belajar yang ditangani oleh
peneliti. Beberapa hal yang membuat mereka senang mengikuti KBM adalah Bahan tertulisnya LKS, Materi, Buku Siswa, Penampilan gurunya, Kegiatan
Praktikum, dan Cara guru mengajar. Hal yang menggembirakan adalah seluruh siswa 100 berminat untuk mengikuti kegiatan berikutnya, dan KBM
135
kooperatif dirasakan baru bagi seluiruh siswa. Penelitian ini ada kesesuaian dengan pendapat guru yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang
ditangani peneliti sangat membantu KBM dan perlu dikembangkan pada bahan kajian yang lain.
Ternyata teori ini telah dapat diterapkan oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kadar aktivitas guru dan
siswa yang menunjukkan bahwa waktu belajar mengajar banyak didominasi dengan kegiatan siswa untuk aktivitas bertanya diskusi antar siswa dan guru,
bekerja dengan menggunakan alat media, serta membaca dan menulis yang relevan dengan KBM.
4.3.5 Tes Hasil Belajar Siswa
Hasil analisis THB produk siswa guru model maupun siswa guru mitra memberikan informasi bahwa ketercapaian masing-masing tujuan pembelajaran
khusus TPK belum dapat dikatakan efektif, namun sudah terjadi peniungkatan rata-rata proporsi jawaban benar TPK yaitu untuk siswa guru model dari rata-rata
proporsi uji awal 0,23 menjadi 0,86 dan untuk siswa guru mitra dari rata-rata proporsi uji awal 0,17 menjadi 0,86. Hasil belajar yang belum optimal ini ada
kemungkinan disebabkan karena keterampilan kooperatif siswa, kecuali keterampilan berada dalam tugas, untuk keterampilan kooperatif yang lain adalah
relatif masih rendah baik siswa kelas guru model maupun siswa kelas guru mitra. Hal ini sesuai dengan pendapat Jhonson dan Jhonson 1991:3:2 yang
menjelaskan bahwa hanya pada kondisi tertentu usaha-usaha kooperatif dapat
136
produktif. Kondisi tertentu tersebut antara lain adalah penggunaan keterampilan kooperatif yang relevan.
Untuk ketuntasan belajar siswa sudah tercapai secara klasikal yaitu masing-masing kelas siswa tuntas belajar 100 dengan nilai rata-rata untuk siswa
guru model 84,31 dan untuk siswa guru mitra 83,18. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky yang menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau
belajar mengenai tugas-tugas yang belum pernah dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam zone ofproximal development mereka.
Selain itu Vygotsky juga menyatakan fungsi mental yang lebih tinggi muncul dalam percakapan atau kerja sama antar individi sebelum fungsi mental
yang lebih tinggi tersebut terserap dalam individu Slavin,1994:49. Dengan kedua mata terbuka. Keterampilan ini memang tidak cukup jika
siswa hanya mendapatkan satu atau dua kali latihan, melainkan perlu latihan sendiri yang berulang-ulang dengan tekun, sabar dan penuh konsentrasi.
Hasil pengujian hipotesis juga memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata gain skor siswa guru model
dengan rata-rata gain skor siswa guru mitra. Hal ini disebabkan karena baik siswa kelas guru model maupun siswa kelas guru mitra sebelumnya telah mendapatkan
latihan dengan menggunaakn perangkat dan alat media yang sama. Sebelum guru mitra mengajar telah mengamati guru model terlebih dahulu bagaimana
mengoperasionalkan perangkat pembelajaran dan melatihkan keterampilan psikomotor, sehingga guru mitra memiliki kemampuan yang sama dengan guru
model dalam melatihkan aspek kinerja yang diamati
137
4.4 IMPLIKASI HASIL PENELITIAN