Paradigma Penelitian Lokasi Penelitian

35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Penelitian ini bersifat evaluatif yang mengukur dampak atau output program PHBM. Fokus kajian dipusatkan terhadap persepsi masyarakat, kesetaraan kedududukan dan kelembagaan dalam program PHBM. Persepsi masyarakat diposisikan sebagai fakta objektif yang dapat diukur secara kuantitatif dan bisa digeneralisasi. Kajian tentang kesetaraan kedudukan dan kelembagaan dalam PHBM didekati dengan dialog kritis yang mengandaikan relasi peneliti dan responden tineliti dalam posisi intersubjektivitas. Metode lain yang digunakan adalah kajian isi content analysis. Hal terakhir ini difokuskan pada dominasi Perhutani terhadap masyarakat. Penyusunan alternatif kebijakan menggunakan pendapat dari pakar di bidang hutan kemasyarakatan. Pilihan metodologi penelitian dan metode penelitian yang mengacu pada Guba dan Lincoln 1994, bertumpu pada paradigma positivisme, dan post-positivime. Kajian persepsi dan penyusunan alternatif kebijakan menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan kesetaraan kedudukan dan kelembagaan dalam PHBM didekati secara kualitatif. Analisis wacana terhadap teks perjanjian dan dikaitkan dengan konteks lebih luas menunjuk pada hubungan konteks sosial, dan keterkaitannya dengan kekuasaan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bogor, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan BKPH Parung Panjang. BKPH Parung Panjang terdiri dari satuan pengelolaan Resort Pemangkuan Hutan RPH Tenjo, RPH Maribaya dan RPH Jagabaya. Kawasan hutan BKPH Parung Panjang mempunyai luas 5.432,90 ha. Jenis tegakan yang mendominasi adalah akasia Acacia mangium. Alasan pemilihan lokasi pertama karena program PHBM yang dilaksanakan di wilayah KPH Bogor yang paling lama dilaksanakan di Perhutani BKPH Parung Panjang. Kedua, kawasan ini adalah daerah kering yang dipilih untuk produksi akasia yang mempunyai karakter menyerap air sehingga berdampak bagi ketersediaan air bagi masyarakat. Ketiga, wilayah Parung 36 Panjang akan menjadi daerah terbuka dengan transportasi yang lancar dengan dibangunnya rel ganda kereta listrik.

3.3 Pengumpulan Data