Pengujian Hipotesis Deskripsi Data

98

4.1.4.2 Uji Homogenitas Data

Penghitungan homogenitas data dilakukan apabila data berdistribusi normal, jika data berdistribusi tidak normal maka tidak perlu diuji homogenitasnya. Oleh karena data hasil belajar pada kelas kontrol berdistribusi tidak normal, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan.

4.1.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian normalitas data hasil belajar siswa, diketahui bahwa post-test berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu pengujian hipotesisnya menggunakan rumus U-Mann Whitney dengan bantuan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji – U Mann Whitney Test Statistics a VAR00002 Mann-Whitney U 185.000 Wilcoxon W 416.000 Z -2.755 Asymp. Sig. 2- tailed .006 Peneliti membandingkan nilai hasil pengujian rumus U-Mann Whitney dengan nilai α = 0,05. Jika nilai hasil uji α berarti diterima dan ditolak, sedangkan jika nilai hasil uji α maka diterima dan ditolak. Setelah mengetahui keterangan di atas, maka peneliti membandingkan nilai hasil uji dengan α yaitu 0,006 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, 99 antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping dengan yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode ceramah. Model Mind Mapping lebih efektif dibandingkan metode ceramah pada materi mengapresiasi karya seni rupa daerah setempat di kelas V Sekolah Dasar.

4.2 Pembahasan

Data dalam penelitian yaitu hasil belajar SBK materi mengapresiasi hasil karya seni rupa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ranjingan Kabupaten Banyumas. Sumber data hasil belajar siswa berasal dari siswa. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data. Data hasil belajar dikumpulkan melalui tes. Seluruh teknik pengumpulan data tersebut harus diuji kelayakannya agar didapatkan intrumen yang benar-benar mengukur data hasil belajar. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design tipe nonequivalent control group design . Desain ini hampir sama dengan pretest- posttest control group design , hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Hal ini dikarenakan kedua kelompok sampel tersebut harus equivalen. Membandingkan hasil pre-test dapat digunakan sebagai indikasi tingkat ekuivalensi kelompok kontrol dan eksperimental Pradiati 2011. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harus ekuivalen atau memiliki kemampuan awal yang sama. Untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa sama atau tidak maka hasil pre-test dibandingkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis perbedaan compare analysis yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada