Hakikat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

20 analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi atau karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Sementara ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengalami suatu proses belajar yang berbentuk suatu perubahan perilaku yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.2.2 Hakikat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Pengertian seni adalah hasil atau proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan kemampuan kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan pikir dalam mencipta sesuatu yang indah dan selaras Kamaril 2007: 1.5. Sedangkan seni rupa menurut Brookes Kamaril 2007: 1.13 merupakan seni yang pada aktivitas penciptaannya memerlukan koordinasi dari mata dan tangan. Karya seni anak berbeda dengan orang dewasa oleh sebab itu, guru harus memperhatikan perbedaan tersebut agar pembelajaran bermakna bagi anak. Allen dalam Mantaz dan Rezze 2011: 14 berpendapat bahwa: 21 Art is it a way of knowing what it is we actually believe. ...Knowing what our belifes are requires confrontingourselves, our fears, and our resistance to change... Art making is a way to explore our imagination and begin to allow it to be flexible, to learn how to see more options. Allen, 1995 pp. 3-4 Pendapat Allen mengandung arti seni merupakan cara untuk mengetahui apa yang benar-benar kita percaya. ….Mengetahui apa keyakinan kita untuk menghadapi diri kita sendiri, dan resistansi kita untuk berubah. Pembuatan seni adalah cara untuk mengeksplorasi imajinasi kita dan mulai untuk menjadi lebih fleksibel untuk belajar bagaimana melihat pilihan. Budaya menurut E. B Taylor dalam Suprayekti 2008: 4.5, merupakan a complex whole which includges knowledge, belief, art, law, morals, customs and any other capabilities and habits acquired by man as a member society yang berarti budaya merupakan sebuah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat-istiadat, kemampuan-kemampuan yang lainnya, dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai seorang anggota dari masyarakat. Jadi, budaya mencakup beragam aspek dan perwujudan, dan dapat dipahami melalui proses belajar. Pengertian keterampilan menurut Suharso dan Ana Retnoningsih 2005: 559 diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jadi antara seni, budaya, dan keterampilan merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Pada mata pelajaran Seni Rupa aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dalam seni dan disebut dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Menurut Permendiknas Nomor 22 “Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural.” 22 Multilingual memiliki makna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif, dengan berbagai cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk . Tujuan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut; memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya dan Keterampilan, menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya dan Keterampilan, menampilkan kreativitas melalui Seni Budaya dan Keterampilan, menampilkan peran serta dalam Seni Budaya dan Keterampilan dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 22 meliputi aspek-aspek sebagai berikut : Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, 23 memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni tari, mencakup keterampilan gerak, berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran. Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup life skills yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional, dan keterampilan akademik. Berdasarkan uraian mengenai aspek-aspek seni, maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Seni Rupa memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, khususnya untuk siswa SD. Seni Rupa memuat materi yang kompleks, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan. Semua komponen yang terdapat dalam ruang lingkup Seni Rupa dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan otak kanan, sehingga kemampuan otak kanan akan lebih terasah dan siswa menjadi aktif, terampil dan kreatif.

2.2.3 Hakikat Seni Rupa