Pengertian Pembelajaran Hakikat Belajar dan Pembelajaran

18

2.2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Ada beberapa pendapat dari para ahli terhadap pengertian pembelajaran. Sunhaji, M.Ag. 2007 dalam Asmani 2011: 19 mengungkapkan bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Oemar 2000: 44 berpendapat bahwa pembelajaran diartikan sebagai upaya pembimbingan terhadap siswa agar ia secara sadar dan terarah untuk belajar dan memperoleh hasil belajar yang sebaik mungkin sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan. Sedangkan Suciati, dkk 2003: 5.17 mengemukakan bahwa secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator, yang bertugas menciptakan situasi yang memungkinkan proses belajar pada diri siswa. Gagne dalam Miftahul Huda 2013:3 mengartikan pembelajaran sebagai proses modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya. Dalam hal ini Sugandi 2008: 9 mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: 1 Usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus lingkungan dengan tingkah laku si belajar Behevioristik. 2 Cara guru memberikan kesempatan kepada si pebelajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari Kognitif. 19 3 Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya Humanistik. Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha sistematis yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam belajar dengan memperhatikan komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran. 2.2.1.3 Hasil Belajar Suprijono 2010: 5 berpendapat bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut Dimyati 2009: 3, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar juga merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Sementara menurut Anni, dkk 2007: 5, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pebelaj ar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung oleh apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya Sudjana 2009: 22. Berdasarkan teori taksonomi Bloom dalam Sudjana 2009: 22-23, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, antara lain ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, 20 analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi atau karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Sementara ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah mengalami suatu proses belajar yang berbentuk suatu perubahan perilaku yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.2.2 Hakikat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan