Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Penngumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan sepakbola .
Pengertian metode angket menrut Sugiyono 2012, hlm. 199 mengemukakan bahwa
“angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya .”
G. Instrumen Penelitian
Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono 2012, hlm. 147
mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran,
maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka
diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto 2007, hlm. 121
“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah tes motivasi belajar dan hasil belajar permainan sepakbola, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 Instrumen Motivasi Belajar
Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono 2012, hlm. 192
menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto
2007, hlm. 151 menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-
hal yang dia ketahui.” Angket atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh
informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa. Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket
tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan
alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto 2007, hlm.
152 yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.” Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner
dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan kisi-
kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf skalanya.
a. Definisi Konseptual dan Operasional
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas belajar, suatu kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar motivasi
belajar timbul karena faktor dari diri sendiri dan dan dari luar. Uno 2011, hlm. 23 mengemukakan “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk men gadakan perubahan tingkah laku.”
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasrat dan keinginan berhasil; 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan; 4 adanya penghargaan dalam
belajar; 5 adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan 6 adanya lingkungan yang kondusif dalam belajar.
b.
Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar
Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno 2011, hlm. 23 di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah
membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat
pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Motivasi belajar
Indikator Item
uji coba
No soal +
-
1. Hasrat dan keinginan berhasil
dalam belajar
a. Dorongan untuk berusaha
belajar lebih baik 14
7, 12,13, 30, 33,42,
49 4,5,9,18,20,26,50
2.
Dorongan dan kebutuhan belajar
a. Keingintahuan yang besar
dalam belajar 8
2,11, 28,40 21,35, 39, 45
3. Harapan dan cita-cita masa
depan
a. Adanya keinginan untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik
10 1,3, 15,31, 48
10,25, 37,38,46
4. Penghargaan dalam belajar
a. Dorongan untuk mendapatkan
8 8, 14,22,41
17, 19,32,44
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghargaan dalam belajar
5. Kegiatan yang menarik
dalam belajar
a. Memiliki minat yang tinggi
pada pelajaran 4
36,43 27,34
6. Lingkungan belajar yang
kondusif
a. Adanya keinginan untuk
belajar 6
6,16,29 23, 24,47
JUMLAH
50 25
25
Setelah kisi-kisi tersusun, selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang
sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian
ini. Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert
untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono 2012, hlm. 134
menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor.
Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban
yang bersangkutan.
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Sumber Sugiyono 2012, hlm. 134
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju SS Setuju S
Ragu-ragu R 5
4 3
1 2
3
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS
2 1
4 5
Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran.
c. Uji coba Angket
Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba
angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel
penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan
penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan
mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus
korelasi Product Moment.
1 Pengujian Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata 2011
, hlm. 228 “suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-
benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.” Sebelum instrumen disebarkan kepada responden maka harus diadakan uji
validitas terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah pertanyaan atau pernyataan yang dibuat layak atau tidak sehingga dapat diketahui apa yang benar-benar
diukur. Semakin baik validitasnya maka semakin baik pula apa yang ditelitinya, artinya apa yang diteliti atau diukur tersebut mengenai pada apa yang dituju, atau
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.
b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden.
c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus
product moment menurut Sugiyono 2012, hlm. 255 dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : r
xy
= korelasi antara variabel X dan Y kriteria X = jumlah skor variabel X
Y = jumlah skor variabel Y XY = jumlah skor X kali Y
N = jumlah responden
Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel
2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tersebut dibandingkan dengan nilai r
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut
valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika r
hitung
r
tabel
berarti item soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika r
hitung
r
tabel
maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak
memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai
instrumen dalam penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam perhitungan data uji validitas
menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Berikut ini hasil uji validitas mengenai angket pengaruh pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola
terhadap kreativitas siswa.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas
No. Butir Instrumen
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 0.421
0.361 Valid
2 0.367
0.361 Valid
3 0.428
0.361 Valid
4 -0.005
0.361 Tidak Valid
5 -0.060
0.361 Tidak Valid
6 0.095
0.361 Tidak Valid
7 0.441
0.361 Valid
8 0.095
0.361 Tidak Valid
9 0.373
0.361 Valid
10 0.414
0.361 Valid
11 0.393
0.361 Valid
12 0.388
0.361 Valid
13 0.347
0.361 Valid
14 0.435
0.361 Valid
15 0.438
0.361 Valid
16 0.151
0.361 Tidak Valid
17 0.472
0.361 Valid
18 0.455
0.361 Valid
19 0.646
0.361 Valid
20 0.395
0.361 Valid
21 0.390
0.361 Valid
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan nilai validitas dengan kriteria r
hitung
≥ 0,361 n= 30, dengan sig. 0,05 diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid ialah sebanyak
38 dari 50 item sedangkan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan.
2 Pengujian Reliabilitas Instrumen
22 0.183
0.361 Tidak Valid
23 0.366
0.361 Valid
24 0.374
0.361 Valid
25 0.402
0.361 Valid
26 0.571
0.361 Valid
27 0.601
0.361 Valid
28 0.415
0.361 Valid
29 0.527
0.361 Valid
30 0.035
0.361 Valid
31 0.467
0.361 Valid
32 0.579
0.361 Valid
33 0.752
0.361 Valid
34 0.046
0.361 Tidak Valid
35 0.179
0.361 Tidak Valid
36 0.407
0.361 Valid
37 0.589
0.361 Valid
38 0.367
0.361 Valid
39 0.443
0.361 Valid
40 0.411
0.361 Valid
41 0.573
0.361 Valid
42 0.463
0.361 Valid
43 0.404
0.361 Valid
44 0.422
0.361 Valid
45 0.377
0.361 Valid
46 0.278
0.361 Tidak Valid
47 0.362
0.361 Valid
48 0.098
0.361 Tidak Valid
49 0.111
0.361 Tidak Valid
50 0.028
0.361 Tidak Valid
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan
genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
Arikunto, 2010, hlm. 223 Keterangan:
r
i
: Reliabilitas internal seluruh instrumen r
b
: Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap r
xy
. Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa
dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
GANJIL GENAP
GANJIL 1
GENAP 0.818457
1
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r pada tabel berikut menurut Riduwan 2011, hlm. 138.
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Kriteria Keterandalan
0.80-1.000 Sangat Tinggi
0.60- 0.799 Tinggi
0.40- 0.599 Cukup
0.20- 0.399 Rendah
0.00- 0.199 Sangat Rendah
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.
e. Pelaksanaan Pembelajaran
Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka
waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. 2007, hlm. 2.65 menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan
yang diperlukan adalah selama 6 minggu .
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai
berikut: 1
Pemanasan Sebelum memulai pembelajaran subyek diinstruksikan untuk melakukan
peregangan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapang dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 10
menit. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, serta menjelaskan materi pembelajaran yang akan dilakukan. Pemanasan ini selalu
penulis berikan pada setiap pertemuan dengan dipimpin langsung oleh penulis sendiri.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Inti
Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi
pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.
3 Penutup
Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain: menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian
pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada inti pembelajaran.
Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2 Instrumen Penelitian Hasil Belajar
Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto 2002, hlm. 126 menjelaskan,
bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan
olah Nurhasan 2007, hlm. 3 bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk memperoleh data yang objektif t entang hasil belajar siswa.”
Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh
hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang
akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1
Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan menahan bola.
2 Alat yang digunakan :
a. Bola 2 buah
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Stop watch
c. Bangku swedia 4 buah papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah
d. Kapur.
3 Petunjuk Pelaksanaan:
a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari
sasaranpapan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.
b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaranpapan dan
menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan
pertama. c.
Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik
d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan
bola cadangan yang telah disediakan. 4
Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila : a.
Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri dst
b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak
5 Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :
a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak
bola b.
Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki. 6
Cara menskor : Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1,
diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.
Untuk lebih jelasnya format penilaian passing-stoping penulis tampilkan ke dalam bentuk gambar sebagai berikut.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60 cm
4 m
4 m
3 m Gambar 3.2
Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola sumber nurhasan, 2007, hlm. 207
Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek
yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung
oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola dribbling. Adapun tata cara pelaksanaan tes menggiring bola dribbling adalah sebagai berikut :
1 Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki
dalam menggiring bola. 2
AlatPerlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah rintangan patoktongkat, tiang bendera, kapur, dan alat tulis.
3 Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :
Pada aba-aba siap naracoba berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arahtanda
panah lintasan. Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya
atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola dengan anggota badan lainnya selain kaki.
Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola.
Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu
kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika menggiring bola.
4 Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola
dari mulai peluit start sampai garis finish.
5 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :
Finish Start
5 M 5 M
Gambar 3.3 : Diagram lapangan Tes Menggiring Bola
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber nurhasan, 2007, hlm. 211 Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak menendang bola ke sasaran
shooting 1 Tujuan :
Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran.
2 Alat yang digunakan: -
Bola -
Stop watch -
Gawang -
Nomor-nomor -
Tali 3 Petunjuk pelaksanaan:
- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak
16,5 m di depan gawang sasaran -
Tidak ada aba-aba dari testee -
Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai kena sasaran
- Testee diberi 3 tiga kali kesempatan
4 Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila: -
Bola keluar dari daerah sasaran -
Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran 5 Cara menskor:
- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali
kesempatan -
Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor pada sasaran, maka diambil skor terbesar dari kedua sasaran tersebut.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:
7 5 3 1 3 5 7
78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm
...............................................
Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran
sumber nurhasan, 2007, hlm. 214
H. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik
analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan
sepakbola.
Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 20. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar
deviasi atau simpangan baku. 2.
Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3.
Uji hipotesis teknik analisis manova Multivariate analysis.
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis adalah 1 Motivasi belajar siswa, dan 2 Hasil belajar siswa dalam permainan Sepakbola, yang diperoleh
dari siswa SMA Negeri 15 Bandung. sebelum dilaksanakan perlakuan kepada siswa SMA Negeri 15 Bandung, dilakukan tes awal dengan menggunakan
beberapa bentuk tes hasil belajar permainan sepakbola dan menyebarkan angket Motivasi belajar. Setelah tes awal, kemudian diberikan perlakuan kepada siswa
SMA Negeri 15 Bandung berupa model pembelajaran dalam pembelajaran sepakbola dengan menggunakan model pembelajaran langsung dan model
pembelajaran inkuiri. Setelah diberikan perlakuan model pembelajaran pada pembelajaran
sepakbola, kemudian dilakukan tes akhir dengan menyebarkan angket motivasi belajar dan menggunakan instrumen hasil belajar permainan sepakbola. Untuk
dapat memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka data-data tersebut diolah dan dianalisis. Data yang telah diolah
dan dianalisis, kemudian dicari nilai rata-rata mean dan simpangan baku standar deviasi. Berikut merupakan tabel hasil deskriptif statistik tes dalam hasil
belajar permainan sepakbola dan motivasi belajar siswa dalam permainan sepakbola ,yang dijelaskan pada tabel 4.1, sebagai berikut:
Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG
Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
Variabel Terikat
Model Pembelajaran Rata-
Rata Simpangan
Baku N
MTVS
Langsung 0,35
1,27 20
Inkuiri 3,10
1,86 20
Total 3,45
3,13 40
HB
Langsung 4,50
3,24 20
Inkuiri 1,70
2,20 20
Total 6,20
5,44 40
Tabel 4.1 di atas menunjukkan deskripsi statistik Microsoft Excel 2007 secara keseluruhan. Rata-rata motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran
pembelajaran langsung adalah 0,35 dengan simpangan baku 1,27. Kemudian rata- rata motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran inkuiri adalah 3,10
dengan simpangan baku 1,86. Rata-rata hasil belajar permainan sepakbola melalui model pembelajaran
langsung adalah 4,50 dengan simpangan baku 3,24. Kemudian rata-rata hasil belajar permainan sepakbola melalui model pembelajaran inkuiri adalah 1,70
dengan simpangan baku 2,20.
B. Pengujian Persyaratan Analisis