Teknik Analisis Korelasi Teknik Analisis Data

73 Dadan Irsyada, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefisien Validitas t Hitung t Tabel Keterangan t Hitung t Tabel 28 0,772 6,07 1,708 Valid 29 0,66 4,39 1,708 Valid 30 0,517 3,02 1,708 Valid Berdasarkan split half coeficient atau r hitung = 0,873 sedangkan r tabel = dk n- 2 atau 27-2 = 25 dikomunikasikan dengan tabel r didapat 0,396 artinya bahwa r hitung r tabel atau 0,873 0,396 dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang validitas kinerja mengajar guru adalah reliabel artinya dapat dipertanggungjawabkan mengenai sejauh mana beberapa pernyataan tersebut terbebas dari kekeliruan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analsis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel Kompetensi Guru X 1 , Self Capacity buildingX 2 , dan Kinerja Mengajar Y, dengan cara menghitung rata-rata masing-masing variabel penelitian, yaitu : Tabel : 3.9 Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian Rata – rata skor Penafsiran 4,21 – 5,00 3,41 – 4,20 2,61 – 3,40 1,81 – 2,60 1,00 – 1,80 Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik Terdapat dua teknik analisis yang digunakan yaitu :

1. Teknik Analisis Korelasi

Tehnik menghitung analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17. Teknik analisis korelasi yakni untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel penelitian, dengan rumus sebagai berikut : 74 Dadan Irsyada, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rxy = n∑xy – ∑x ∑ y √ ∑x 2 – ∑x 2 n∑y 2 – ∑y 2 Sumber : Sudjana,2002 Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi itu sendiri, keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : 75 Dadan Irsyada, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.9 Tingkat Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono 2010 : 23 2. Analisis Jalur dengan regresi Analisis jalur digunakan untuk menunjukkan hubungan yang memperlihatkan seberapa besar pengaruh sebuah variable tertentu baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap variabel lainnya. Jadi yang menjadi persoalannya adalah sebab akibat. Istilah yang akan digunakan dalam analisis jalur ini adalah variabel eksogen yang merupakan variabel penyebab X, variabel endogen yang merupakan akibat Y dan variabel implisit  yang merupakan faktor-faktor lain dari variabel eksogen. Diagram jalur menggambarkan hubungan antar variabel yang mencerminkan koefisien jalur variabel X terhadap Y , sementara hubungan X 1 , dan X 2 merupakan hubungan korelasi. Dalam penelitian yang penyusun lakukan terdapat dua variabel independent yaitu kompetensi guru, dan self capacity building sedangkan satu variabel dependen yaitu kinerja mengajar. Adapun persamaan jalurnya sebagai berikut : Y = yx 1 X 1 + yx 2 X 2 + yx Keterangan : Y = nila - nilai taksiran variabel untuk variabel kinerja mengajar guru X 1 = nilai – nilai Kompetensi Guru X 2 = nilai-nilai self apacity building 76 Dadan Irsyada, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ε = variabel Epsilonreisudu yaitu variabel diluar X 1 ,dan X 2 yang mempengaruhi Y 95 Dadan Irsyada, 2013 Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaruhkompetensi guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung adalah kuat. Hal ini menunjukan bahwa kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh kompetensinya. Dapat dikatakan bahwa kinerja mengajar dipengaruhi oleh kompetensi guru sebesar 38,7 dan sisanya 61,3 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru diantaranya: kompensasi, iklim dan hubungan kolegial antara pribadi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah 2. Pengaruh capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung adalah kuat, positif dan signifikan. Hal ini menunjukan bahwa capacity building memiliki tingkat pengaruh yang kuat terhadap peningkatan kinerja mengajar. Dapat diartikan bahwa kinerja mengajar dipengaruhi oleh capacity building 40,7 dan sisanya 59,3 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dapat diartikan bahwa masih terdapat beberapa factor yang dapat meningkatkan kinerja mengajar diantaranya: motivasi dari guru itu sendiri, adanya informasi yang jelas tentang jabatan dan tugas setiap anggota organisasi, Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan secara efektif terhadap para anggota organisasi sekolah, Penilaian program staf sekolah dalam rangka perbaikan dan pembinaan serta pengembangan optimal dan memperhatikan dan memenuhi tuntutan pribadi dan organisasi, serta lingkungan kinerja guru 3. Pengaruh kompetensi guru dan capacity building terhadap peningkatan kinerja mengajar adalah kuat, positif serta signifikan. Hal ini menunjukan bahwa ketika digabungkan antara kompetensi guru dan juga capacity building akan memberikan pengaruh yang kuat pada peningkatan kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung. Temuan ini berarti bahwa kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung dipengaruhi oleh kompetensi dan capacity building 95