PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN SELF CAPACITY BUILDING TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD DI KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN

SELF CAPACITY BUILDING TERHADAP

KINERJA MENGAJAR GURU SD

DI KABUPATEN BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH :

DADAN IRSYADA

NIM : 1009671

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

DADAN IRSYADA

1009671

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN SELF CAPACITY BUILDING

TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD DI KABUPATEN BANDUNG

Disetujui dan Disyahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Endang Herawan, M.Pd

NIP. 196008101986031001

Pembimbing II

Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd

NIP. 197106092005011001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D


(3)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul

Pengaruh Kompetensi Guru dan Self Capacity Building terhadap

Kinerja Mengajar Guru SD di Kabupaten Bandung

beserta

seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi

yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada

tuntutan pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agusutus 2013

Yang membuat pernyataan,

Dadan Irsyada

NIM: 1009671


(4)

i Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN SELF CAPACITY BUILDING TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD

DI KABUPATEN BANDUNG Dadan Irsyada (1009671)

Dalam perkembangan serta perubahan saat ini guru dituntut untuk meningkatkan profesionalismenya.Tingkat profesionalitas guru salah satunya diukur dari bagaimana guru dalam mengajar. Hal inilah yang mengharuskan kinerja mengajar guru lebih optimal. Untuk meningkatkan kinerja mengajar guru di butuhkan faktor internal dan eksternal yang mendukung. Salah satu faktor internal dari keberhasilan kinerja mengajar guru adalah kompetensi guru, sedangkan faktor eksternalnya adalah self capacity building. Permasalahannya di lapangan adalah bagaimana kondisi kompetensi guru dan juga self capacity building guru SD di lingkungan Kabupaten Bandung sehingga mampu meningkatkan kinerja mengajarnya?

Dari pemarapan tersebut maka disusunlah rumusan penelitian: 1) Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung; 2) Bagaimana pengaruh self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung?; 3) Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar pada guru SD di Kabupaten Bandung?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan yaitu guru SD di Kabupaten Bandung sebesar 92 responden yang tersebar di 33 sekolah di Kabupaten Bandung. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu: 1) Perhitungan rata-rata variabel, 2) Uji normalitas, 3) Perubahan data mentah menjadi baku; 4) Analisis korelasi untuk menguji pengaruh antara variabel kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung, 5) Analisis regresi.

Hasil analisis korelasi kompetensi guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung kuat positif dan signifikan. Sedangkan pengaruh self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung kuat, positif dan signifikan. Jika digabungkan pengaruh antara variabel kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung kuat, positif dan signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diajukan oleh peneliti pertama bagi dinas pendidikan dan kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan yaitu: 1) Perlu diadakannya program sekolah yang dapat meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik guru; 2) Adanya program pengembangan keterampilan guru dalam pembuatan dan pemanfaatan media, khususnya dalam pemanfaatan teknologi ICT untuk menunjang proses pembelajaran. Rekomendasi bagi guru adalah: 1) Senantiasa dapat secara berkelanjutan meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional sebagai cara


(5)

ii Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kinerja mengajar; 2) Menggunakan fasilitas/media bahkan teknologi ICT sebagai penunjang proses pembelajaran.


(6)

(7)

i Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Konsep Teoritis ... 8

1. Kompetensi guru ... 8

a. Kompetensi Pedagogik ... 12

b. Kompetensi Professional ... 15

2. Self capacity building ... 18

a. Konsep capacity building ... 22

b. Self capacity building bagi Guru ... 22

c. Tujuan self capacity building ... 25

3. Kinerja Mengajar Guru ... 28

a. Konsep Kinerja ... 28

b. Tugas dan Peran Guru ... 34

B. Penelitian yang Relevan ... 39

C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 44

1. Kerangka Pemikiran ... 45

2. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI ... 47

A. Lokasi dan Subjek Populasi ... 48

1. Lokasi Penelitian ... 48

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

B. Desain Penelitian ... 50

C. Metode Penelitian ... 51

D. Definisi Operasional ... 52

1. Kompetensi Guru ... 52

2. Self capacity building ... 55

3. Kinerja Mengajar Guru ... 56


(8)

ii Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrument ... 61

1. Penentuan Alat Pengumpul Data ... 61

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 62

3. Uji Instrumen ... 63

4. Hasil Uji Coba Istrumen Penelitian... 66

G. Teknik Analisis Data ... 69

1. Teknik Analisis Korelasi ... 69

2. Analisis Jalur ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Hasil Penelitian ... 71

1. Gambaran Variabel Penelitian ... 71

2. Uji Normalitas ... 76

3. Pengujian Hipotesis ... 77

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

1. Pengaruh Variabel Kompetensi Guru (X1) terhadap Kinerja Mengajar (Y) Guru SD di Kabupaten Bandung ... 85

2. Pengaruh variabel Self capacity building (X2) terhadap Kinerja Mengajar (Y) Guru SD di Kabupaten Bandung. ... 89

3. Pengaruh variabel kompetensi guru (X1) dan Self capacity building (X2) terhadap Kinerja Mengajar (Y) Guru SD di Kabupaten Bandung ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN


(9)

iii Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. kunci capacity building dan element pada 3 level ... 22

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 48

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 50

Tabel 3.3 Variabel Penelitian ... 57

Tabel 3.4 Pengembangan Kisi Kisi Instrument ... 58

Tabel 3.5. Perangkat Ukur Validitas Alat Test ... 64

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen X1 ... 66

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen X2 ... 67

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Y ... 68

Tabel 3.9 Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian ... 69

Tabel 3.10 Tingkat Koefisien Korelasi ... 70

Tabel 4.1 Gambaran Variabel Kompetensi Guru (X1) SD di Kabupaten Bandung ... 72

Tabel 4.2 Gambaran Variabel X2 Self capacity building pada SD di Kabupaten Bandung ... 75

Tabel 4.3 Gambaran Variabel Kinerja Mengajar (Y) Guru SD di Kabupaten Bandung ... 76


(10)

iv Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

Gambar 2.1. Skema pengaruh kompetensi guru terhadap keberhasilan mengajar ... 10

Gambar 2.2. Pembagian karanteristik kompetensi (Spencer,L. & Spencer,S. 1993:11) ... 11

Gambar 2.3. Tingkatan Level Self capacity building ... 23

Gambar 2.4. Pengaruh Kinerja Individu Dan Kelompok Terhadap Kinerja Organisasi (Moeheriono, 2009:99) ... 30

Gambar 2.4. Kerangka Pikir Penelitian... 45

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian ... 50

Grafik 4.1 Prosentase Jawaban dari Responden ... 72

Grafik 4.2 Gambaran Variabel X2 Self capacity building pada SD di Kabupaten Bandung ... 73

Grafik 4.3 Gambaran Variabel Kinerja Mengajar (Y) Guru SD di Kabupaten Bandung ... 75

Gambar 4.4 Model Hubungan Variabel X1 , X2Terhadap Y... 80

Gambar 4.5 Struktur hubungan kausal X1 & X1 dan Y ... 82

Gambar 4.6 Struktur hubungan langsung X1 terhadap Y ... 84

Gambar 4.7 Struktur hubungan langsung X1 terhadap Y ... 84


(11)

v Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Penelitian 2. Instrumen Penelitian 3. Uji validitas dan reliabilitas 4. Data Mentah

5. Gambaran (Analisis Kecenderungan Umum) 6. Uji Normalitas

7. Uji Dari Mentah Ke Baku

8. SK Direktur UPI tentang Pembimbing 9. Surat dari Wilayah Penelitian


(12)

Formatted: Indonesian BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu barometer keberhasilan pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) adalah dengan mengukur kualitas SDM yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih dinamis dan mandiri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan beragama dengan tatanan nasional dan internasional. Pendidikan merupakan sebuah alat untuk dapat memberikan kesempatan bagi setiap individu menjadi pribadi yang mandiri dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.

Latar belakang yang diambil penulis berfokus pada rangkaian proses pendidikan yang terjadi pada tataran dunia sekolah. Didalamnya terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan pendidikan sebagai salah satu alat untuk mencetak generasi penerus yang mandiri, berwawasan dan mampu berdaya saing dalam era globalisasi. Sekolah memberikan sebuah kesempatan untuk menciptakan generasi yang terdidik dan terlatih, akan tetapi kunci suksesnya terdapat pada pengelola pendidikan itu sendiri khususnya guru. Oleh karena itu kinerja dari seorang guru menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

Keberadaan sekolah mempunyai tantangan tersendiri, khususnya tantangan bagi para guru. Penulis mengindikasikan adanya tantangan bagi para guru pada tataran makro saat ini, yaitu sebagai berikut, Pertama, adanya UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar pendidikan Nasional menjadi tuntutan yang sangat penting dalam proses meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Salah satu tuntutan seorang guru dalam kebijakan undang-undang tersebut diantaranya, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


(13)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, adanya UU No32 tahun 2004 memberikan sebuah kesempatan yang besar bagi otonomi daerah dengan desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan berusaha untuk memandirikan pemerintah daerah terhadap persoalan pendidikan yang bisa dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sehingga diharapkan pemberdayaan peran sekolah dan masyarakyat dapat mendukung program pemerintah yang berkenaan dengan pendidikan.

Ketiga, adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi birokrasi Nomor 16 tahun 2009. Di dalamnya berisi tentang segala hal yang membahas tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya bagi guru. Bagaimana guru harus memahami tugas dan kreditnya dalam memenuhi kewajibannya sebagai jabatan fungsional.

Selanjutnya peran otonomi mempengaruhi sistem pendidikan juga telah diungkapkan oleh Hoy, Wayne, & Miskel (2008:23) mengemukakan bahwa:

“aturan desentralisasi secara umum adalah untuk meningkatkan efisiensi

manajemen dan kinerja guru pegawai melalui pemecahan masalah yang

berhubungan langsung dengan daerah lokal” dikemukakan pula bahwa “Tujuan

desentralisasi manajemen pendidikan diataranya adalah: educational improvement, adminstrative efficiency, financial efficiency, political goal, effect on equity” Hoy, Wayne, & Miskel (2008:23).

Realitas yang ada, kinerja mengajar guru dirasakan masih rendah. Masih rendahnya kinerja guru yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru dalam proses kinerja guru di sekolah. Kondisi tersebut dapat terlihat dari beberapa sumber diantaranya:

Berdasarkan temuan dari Metrotvnews (Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013) Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kapuskurbuk) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ramon mengatakan evaluasi atas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sudah dilakukan pada 2010 lalu. Hasil evaluasi itu menunjukkan banyaknya kesulitan yang dihadapi guru dalam membuat silabus dan memahami kompetensi dasar yang harus dirumuskan ke dalam silabus dan rencana pembelajaran.


(14)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya temuan lain juga didapat dari Kompas (Jakarta: Kamis, 6 September 2012)

Kompetensi guru-guru di jenjang Sekolah Dasar memprihatinkan, kalah dibandingkan guru-guru Taman Kanak-kanak. Rendahnya kompetensi guru yang mempengaruhi kualitas layanan pendidikan siswa SD ini umumnya terjadi di kalangan guru kelas rendah atau kelas 1-3. Pada guru SD bersertifikat, hasil uji kompetensi guru (UKG) juga tetap terendah. Kompetensi pedagogik guru SD rata 42,10, sedangkan guru TK rata-rata 44,31. Adapun kompetensi profesional guru SD rata-rata-rata-rata 41,26, sedangkan guru TK rata-rata 45,77.

Disamping itu, ditemukan juga permasalahan yang berkenaan dengan program self capacity building yang pernah diikuti oleh sebagian besar guru. Seperti program pengembangan profesionalisasi yang belum dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kinerja guru. Disamping sertifikasi yang belum memperlihatkan peningkatan terhadap kerja guru. Begitu pula dengan kegiatan gugus sekolah, kelompok kerja guru (KKG), pelatihan tentang kajian pendidikan dan seminar pendidikan yang hanya terkesan dilakukan dalam bentuk memenuhi kewajiban tugas mengikuti tanpa adanya penerapan di sekolah secara berkelanjutan.

Temuan tersebut berdasarkan pada berita harian KOMPAS.com. (Jakarta:Selasa, 6 Oktober 2009).

Temuan sementara dari hasil survei yang dilakukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengenai dampak sertifikasi profesi guru terhadap kinerja guru. "Kami baru mengolah data survei 16 dari 28 provinsi yang diteliti. Hasilnya sudah menunjukkan jika kinerja guru yang sudah disertifikasi belum meningkat secara signifikan.

Selanjutnya Jakarta, Kompas. (Selasa, 6 Oktober 2009).

Unifah Rosyidi, Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI (Selasa, 6/10) mengemukakakan bahwa peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja,


(15)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, atau peningkatan diri dinilai masih tetap sama atau hanya sedikit. Guru-guru yang sudah bersertifikat sudah mulai enggan mengikuti seminar atau pelatihan untuk peningkatan diri. "Kondisi itu memang sudah diduga sebelumnya bahwa seminar atau pelatihan pendidikan yang banyak diminati hanya untuk kepentingan sertifikasi, bukan ilmunya," Menurut Unifah, peningkatan kinerja yang diharapkan dari guru yang sudah bersertifikasi seperti perubahan pola kerja, motivasi kerja, pembelajaran, atau peningkatan diri dinilai masih tetap sama atau hanya sedikit.

Apa yang menjadi temuan tersebut, merupakan suatu kesenjangan dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah Seperti yang dituangkan dalam UU Guru Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 20 bahwa kewajiban guru dalam tugas keprofesionalan adalah a) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b)meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Selanjutnya dalam pasal Pasal 35 dijelaskan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.

Menurut Darmadi (2010:25) menjelaskan bahwa tugas utama guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Setiap mata pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan karakteristik tertentu yang mendasari materi itu sendiri. Materi pelajaran dan aplikasi nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Agar guru senantiasa dapat menyesuaikan dan mengarahkan perkembangan, maka guru harus memperbaharui dan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dipelajari secara terus menerus. Dengan kata lain, diperlukan adanya pembinaan yang sistematis dan terencana bagi guru.


(16)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinerja Mengajar Manajemen Kesehatan Kompetensi Teknologi Kesempatan Berkembang Capacity Building (pelatihan, workshop, dll) Sikap Mental (motivasi, Disiplin) Jaminan Sosial Pendidikan

Temuan permasalahan di atas juga tidak sesuai dengan tugas profesional guru seperti yang dikemukakan oleh Uzer, (dalam Umiarso, 2010:207) menegaskan bahwa:

Guru profesional adalah orang yang me miliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan profesional. Melihat kemampuan, pemikiran dan pengetahuan serta keterampilan seorang guru dalam prosesnya akan terlihat pula kompetensi mengajarnya.

Begitu pula menurut Gary A. Davis (dalam Suyatno, 2009:124) mengatakan bahwa guru profesional memiliki empat ciri a) memiliki kemampun terkait dengan iklim belajar di kelas; b) memiliki kemampun terkait dengan strategi manajemen pembelajaran; c) memiliki kemampun terkait dengan feed back; d) memiliki kemampun terkait dengan peningkatan kualitas. Hal tersebut tentunya akan berkaitan dengan kinerja yang mana berdasarkan apa yang telah dijelaskan dimuka, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan penguasaan dan penerapan kompetensi guru, serta self capacity building guru terhadap peningkatan kinerja mengajar guru. Kinerja guru semestinya dapat ditingkatkan dengan cara mengimbangi kemampuan guru dalam penguasaan kompetensi guru, dan pengembangan skill secara berkelanjutan. Sehingga penelitian ini mengambil judul tentang “Pengaruh Kompetensi Guru dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru SD di

Kabupaten Bandung”

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dijabarkan bahwa ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah mengenai kajian kinerja guru serta pengembangan sumber daya manusia. Khususnya dalam kompetensi guru dan pengaruh self capacity building guru dalam kinerja mengajar guru. Di


(17)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bawah ini adalah grafik identifikasi masalah yang telah dirangkum dari beberapa temuan pada latar belakang, diataranya:

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Permasalahan yang ditemukan penulis adalah masih rendahnya kinerja guru yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai guru dalam kemampuan penguasaan kompetensi guru di sekolah. Kajian kinerja mengajar guru merupakan fokus utama penelitian ini, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru, salah satunya adalah kompetensi dan program self capacity building. Dua hal inilah yang merupakan kajian dari penelitian ini.

Dalam penelitian yang akan dilakukan terkait Kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar guru, maka penulis menyajikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana pengaruh self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung?


(18)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar pada guru SD di Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bermaksud:. 1. Memberikan gambaran pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja

mengajar guru SD di Kabupaten Bandung

2. Memberikan gambaran pengaruh self capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung

3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar pada guru SD di Kabupaten Bandung

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pendalaman secara teoritis yang lebih luas tentang pengkajian secara keilmuan tentang pengembangan sumber daya manusia dalam tataran dunia pendidikan pada tataran peningkatan kinerja mengajar guru, khususnya mendalami kajian kompetensi guru dan self capacity building terhadap kinerja mengajar guru.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah untuk memberikan penguatan tentang kompetensi guru yang berpengaruh pada kinerja mengajar guru.

b. Memberikan gambaran pada guru untuk lebih mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya dalam peningkatan pendidikan dan penguasaan kompetensi guru dengan cara mengikuti program self capacity building dalam menciptakan kinerja mengajar guru yang lebih optimal.


(19)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I Pendahuluan. Membahas mengenai: (1) latar belakang penelitian, (2) identifikasi dan perumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Pada bab II ini dibahas beberapa terori yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu teori kompetensi guru, self capacity building dan kinerja mengajar. Serta diuraikan mengenai kerangka pikir penelitian dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian. Dalam Bab III diuraikan mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan. Dimulai dari lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan juga teknik analisa data.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Pada Bab IV dijelaskan mengenai: 1) Hasil Penelitian; meliputi deskrips setiap variabel penelitian, uji normalitas dan juga hasil uji hipotesis, 2) Pembahasan penelitian. Diuraikan mengenai beberapa temuan dari hasil penelitian yang kemudian dibahas

Bab V Kesimpulan Dan Saran. Pada bab ini diuraikan kesimpulan yang berisikan point utama dari hasil penelitian dan juga di uraikan mengenai beberapa saran yang ditujukan ke dinas pendidikan, kepala sekolah, guru dan peneliti selanjutnya.


(20)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan Kompetensi guru dan

self capacity building Terhadap kinerja guru di Kabupaten Bandung. Peneliti menggunakan metode penelitian Deskriptif. Menurut Sukmadinata (2011: 72)

berdasarkan pengertiannya bahwa: ‖penelitian deskriptif adalah suatu bentuk

penelitian yang mendasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alami maupun rekayasa manusia‖. Penelitian deksriptif tidak memberikan

manipulasi perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggamabrkan suatu kondisi apa adanya.

Menurut Sukmadinata (2011: 75), berdasarkan jenisnya penelitian deskriptif teradpat beberapa macam, diantaranya:

a. Studi perkembangan b. Studi kasus

c. Studi kemasyarakatan d. Studi perbandingan e. Studi hubungan f. Studi waktu dan gerak g. Studi kecenderungan h. Studi tindak lanjut i. Analisis kegiatan

j. Analisis isi atau dokumen

Berdasarkan beberapa macam metode deskriptif di atas, penulis lebih fokus untuk penelitian deskriptif dengan metode studi hubungan. Studi hubungan disebut juga studi korelasional, meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih. Kemudian penelitian ini diolah menjadi data dan selanjutnya dilakukan suatu analisis sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu kesimpulan. Perhitungan statistik tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00. for window


(21)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Lokasi dan Subjek Populasi

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan wilayah atau tempat pelaksanaan penelitian. Lokasi penelitian tersebut ini bertempat di tataran Sekolah Dasar Se Kabupaten Bandung. Subjek populasi lebih berfokus kepada Guru Sekolah Dasar, karena bidang garapan penelitian ini lebih berfokus kepada Kinerja Guru itu sendiri.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Setelah penentuan lokasi kemudian menentukan populasi itu sendiri, sebagaimana dikemukakan Scumacher (2001:169) bahwa A population is a group of clements or cases, whether individuals. objects. or event:S, that conform to specific criteria and to which we intend to generalize the results of the research.

Sukmadinata (2011:250) mengatakan bahwa populasi merupakan kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Kelompok tersebut dapat terdiri atas orang maupun benda, seperti guru, siswa, kepala sekolah, dinas, direktorat dan yang berupa benda berupa bangunan sekolah, media, fasilitas belajar, buku dll. Begitu pula dengan Supranto (2009:13) mengatakan bahwa populasi ialah kumpulan dari seluruh elemen yang sejenis tapi dapat dibedakan karena karakteristiknya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis mengambil populasi penelitian ini adalah seluruh guru SD se Kabupaten Bandung yang tersebar pada SD yang terakreditasi A, B dan C.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Akreditasi Jumlah Sekolah

1 A 134

2 B 930


(22)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data berdasarkan hasil akreditasi November 2012 diambil dari situs resmi Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah Provinsi Jawa Barat (http://www.ban-sm.or.id/provinsi/jawa-barat/akreditasi)

Selanjutnya menentukan sampel penelitian yang diperlukan. Definisi sampel telah dikemukakan Sukmadinata (2011:250) mengatakan bahwa sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti.Berdasarkan populasi di atas maka sampel.Sedangkan Sugiyono (2010:62) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Untuk itu sampel harus benar-benar mewakili (representative).Sedangkan menurut Supranto (2009:13) mengatakan bahwa sampel ialah sebagian elemen populasi.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratified random sampling, karena tujuan teknik ini menurut Sugiyono (2011:64) salah satunya adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Penelitian ini akan berfokus pada guru, seperti yang diketahui guru tersebar pada tingkatan sekolah yang terakreditasi A, B dan C. Sehingga penggunaan stratified random sampling ini lebih tepat digunakan dalam penentuan sampel dari jumlah yang banyak tapi masih presentatif.

Dengan demikian teknik dalam pengambilan sampel ini adalah

proportionate stratified random ssampling. Rumus yang digunakan adalah:

n

N

N

n

i

i

.

dan juga rumus

1

.

2

d

N

N

n

ni = Adalah jumlah sampel menurut stratum n = Adalah jumlah sampel seluruhnya

Ni = Adalah jumlah populasi menurut stratum dan N = Adalah jumlah populasi seluruhnya


(23)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Akreditasi Jumlah Sekolah Sampel Penelitian

1 A 134 11

2 B 930 77

3 C 51 4

1115 92

B. Desain Penelitian

Desain dalampenelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif, artinya menggunakan pendekatan angka-angka yang diproses menggunakan statistik.Sehingga penentuan sampel penelitian menggunakan tehnik statistic, begitu juga dengan instrument dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Kemudian dalam proses penelitian kuanittatif dilakukan berbagai langkah mulai dari identifikasi mahsalah, merumuskan masalah, penentuan hipotesis penelitian, mementukan metode, mengumpulkan data sampai pada seleksi dan analisis data. Sehingga data yang hasil analisis diinterpretasikan sesuai dengan tujuan dari penelitian.

Untuk menjabarkan dari tujuan penelitian maka desain yang penulis ajukan sebagai berikut:

Gambar 3.1


(24)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(25)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: = Kompetensi Guru = Self Capacity building

= Kinerja Mengajar

C. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode kuantitatif dalam melaksanakan penelitiannya. Menurut Sukmadinata (2011:53) penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivism yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Menurut Schumacher (2001:283) di dalam metode penelitian kuantitatif bersifat noneskperimental diantaranya penelitian deskriptif, korelasional, ex post facto, survey, dan komparatif.

Dalam penelitian ini penulis mengambil penelitian deskriptif, karena dalam prosesnya peneliti hanya menggambarkan saja fenomena yang terjadi dan tidak member manipulasi perubahan pada variable. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Sukmadinata (2011:55) bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau yang telah lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau perubahan pada variable bebas tetapi menggambarkan seadanya saja.

Dengan demikian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Penggunaan metode deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan persitiwa yang sedang terjadi saat ini seperti halnya dalam kompetensi guru, capacity building dan juga kinerja mengajar.


(26)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

1. Kompetensi Guru

Konsep kompetensi menurut Ministry Education ONTARIO (2002:5)

bahwa ―the competency statements are descriptions of the skills, knowledge, and attitudes that are required to meet the standards of practice for the teaching profession‖ Kompetensi merupakan penjabaran dari keterampilan, pengetahuan dan juga sikap guru yang sesuai dengan standar profesi guru. Dalam standar profesi guru di Indonesia dijabarkan dalam PP No.19 Tahun 2005.

PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, Ayat 3 dan UU No. l4 Tahun 2005 Pasal 10, ayat ini menyatakan "Kompetensi pendidik sebagai agenpembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anakusia dini meliputi: (a) kompetensipedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c)kompetensi profesional,

dan (d) kompetensi sosial‖. Akan tetapi dalam definisi operasional penelitian ini hanya mengambil dua jenis kompetensi, yaitu kompetensi pedagogic dan kompetensi professional.

a. Kompetensi pedagogik

Fatah (2004:75) Kompetensi guru adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi:

1) Kemampuan dalam memahami peserta didik, ―Recognize personal attitudes and biases that affect acceptance of individuals with disabilities, individuals of differing gender and sexual orientation, and individuals with various cultural, racial, linguistic, religious, and socioeconomic backgrounds” Illinois Certification Testing System Study Guide—APT (2006:2-4)

2) Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran dengan indicator,

Recognize effective methods for developing a curriculum that reflects the principles of scope and sequence and demonstrates an interconnection among subject areas that reflects life and career expectations‖ Illinois Certification Testing System Study Guide—AP (2006:2-6)


(27)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(28)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Kemampuan melaksanakan pembelajaran, “Recognize the variety of the

teacher's role in the instructional process as instructor, facilitator, coach, or audience in relation to the content and purposes of instruction and the

needs of students” Illinois Certification Testing System Study Guide APT

(2006:4.2)

4) Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar. ―Demonstrate understanding of assessment as an educational process; measurement theory and assessment-related issues such as validity, reliability, bias, and scoring; the purposes, characteristics, strengths, and limitations of different kinds of assessments; and terminology used in assessments”.

New Mexico Teacher Assessment. (2012:8)

5) Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. ―Apllying strategies for collaborating with other members of the school community to enhance skills and solve problem‖. Illinois Certification Testing System Study Guide—APT (2006:4-8)

b. Kompetensi professional

Slamet (Sagala, 2010:39) terdiri dari subkompetensi diantaranya:

1) memahami mata pelajaran yang telah disiapakan untuk mengajar

Recognize the variety of the teacher's role in the instructional process as instructor, facilitator, coach, or audience in relation to the content and purposes of instruction and the needs of students” (Illinois Certification Testing System Study Guide (2006:2-6)

2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum


(29)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

principles of scope and sequence and demonstrates an interconnection among subject areas that reflects life and career expectation”.s (Illinois Certification Testing System Study Guide (2006:2-6)

3) memahami struktur, konsep dan metode keillmuan yang menaungi materi

ajar. ―Demonstrate understanding of techniques for modifying

instructional methods, curricular materials, and the environment to meet learners' needs that are appropriate to those learners' ages and skill levels” Illinois Certification Testing System Study Guide (2006:2-5)

4) memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait. ―Identify strategies for enhancing learning through the use of multiple learning activities and a wide variety of materials, including human and technological resources, that allow for variation in students' developmental levels, learning needs, learning styles, and performance modes. Illinois Certification Testing System Study Guide (2006:2-6)

5) menetapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. ―Apllying knowledge of the right responsibilities of parents.guardians in various

situation‖ New mexico Teacher Assesments Study Guide (2006:2-8)

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru dalam penelitian ini adalah kemampuan guru yang hanya meliputi kompetensi pedagogic dan kompetensi professional yang dimiliki oleh guru SD di Kabupaten Bandung.


(30)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Self Capacity building

Penelitian ini hanya berfokus pada tataran self capacity building. Dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan kajian UNEP (2006:4), yang mengemukakan bahwa Any capacity building activity, including training workshops and country projects, should make an effort to build capacity of stakeholders from different groups of society, and provide a platform for these groups to interact with each other.

a. Workhsop, sminar, courses

Reimers (2003:93) mengemukakan bahwa most traditionally form of professional development is the typical in service staff training that includes the use of workshop, short seminar and courses.

SelanjutnyaImants (Reimers, 2003, 94) mengemukakan bahwa workshop training that is development-oriented can be equally as helpful as more modern form of professional development.

b. Co-operative collegial development

Glathorn (Reimer, 2003:99) mengemukakan bahwa in this model, teacher develop their own plan for professional development in small groups. This kind of co-operative model makes teacher as a group in each school continuously responsible for quality.

c. Skill development model

Shower (Reimers, 2003:103) menjelaskan bahwa skill development model was develop to new teaching techniques and skills such as higher order questioning, inquiry teaching and group of work. And techer are slowly reintegrated into the classroom with substantial coaching.

d. Supervision in the classroom

Stodolsky (Reimers, 2003:86) mengemukakan bahwa in addition these evaluation focus exclusively in classroom practice, but show nothing about teacher preparation and planning, thingking processes, interest,


(31)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivation, communication with parents, colleagues, participation in school and community activities

Self capacity building dalam penelitian ini adalah proses untuk meningkatkan kemampuan guru SD di lingkungan Kabupaten Bandung dalam organisasi atau system untuk mempertemukan tujuan dan pencapaian organisasi melalui 1) Workshop, seminar, courses; 2) Co-operative collegial development; 3) Skill depelopment model; 4) Supervision in the classroom.

3. Kinerja Mengajar Guru

Holbeche (2005:110) mengemukakan definisi kinerja sebagai berikut

Work is organized around the basic transformations in the process to form

complete tasks‖. Artinya bahwa kinerja sebagai sebuah proses untuk

menyelsaikan sebuah tugas. Dalam Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dan petunjuk Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas tentang penilaian kinerja (kemampuan/pengetahuan) guru dalam melaksanakan tugasnya (Sagala. 2010:45), diantaranya adalah sebagi berikut:

a) Merencanakan program kegiatan pembelajaran

―Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP). Unsur/komponen yang ada dalam silabus‖

Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas (2008:22)

b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penggunaan metode pembelajaran. ―Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran‖ Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas (2008:23)


(32)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Penggunaan media dan sumber belajar. ―Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. (Nana. 2000:78 & Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas (2008:23) d) Evaluasi/penilaian pembelajaran. ―Penilaian hasil belajar adalah

kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan‖. Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas (2008:24)

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar dalam penelitian ini adalah proses unjuk kerja guru dalam mengajar yang terdiri dari: 1) Persiapan pengajar; 2) pelaksanaan pembelajaran; 3) penggunaan media sebagai sumber belajar; 4)evaluasi/penilaian pembelajaran.

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan kuisioner angket tertutup. Artinya bahwa penelitian menyediakan pilihan dari berbagai pertanyaan ataupun pernyataan bagi responden, sehingga responden hanya tinggal memilih satu diantara lima pilihan.

Tabel 3.3 Variabel penelitian


(33)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

VARIABEL DIMENSI

Variabel X1

(Kompetensi Guru)

Kompetensi pedagogic

Kompetensi professional

Variabel X2

(Self Capacity building)

Workhsop, sminar, courses

Co-operative collegial development Skill development model

Supervision in the classroom

Variabel Y

(Kinerja Mengajar Guru)

Persiapan pengajar

Pelaksanaan pembelajaran

Penggunaan media sebagai sumber belajar Evaluasi Pembelajaran


(34)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Pengembangan Kisi Kisi Instrument

KISI-KISI PENELITIAN

Variable Indicator Sub indicator No Item

X1 Kompetensi Guru Adaptasi: (ONTARIO, 2002:5) Illinois Certification Testing System Study Guide— APT (2006-2-8) Illinois Certification Testing System Study Guide— APT (2012:1-9) Kompetensi pedagogic

a. Kemampuan dalam memahami

peserta didik 1,2

b. Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan

indicator 3, 4

c. Kemampuan melaksanakan

pembelajaran, 5,6

d. Kemampuan dalam mengevaluasi

hasil belajar 7,8

e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

9.10

Kompetensi professional

a. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu.

11, 12

b. memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum KTSP

13, 14

c. memahami struktur, konsep dan metode keillmuan yang menaungi materi ajar

15

d. memahami hubungan konsep antar

mata pelajaran terkait 16,17

e. menetapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.


(35)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variable Indicator Sub indicator No Item

X2 Self Capacity building (Matachi, 2006: 21) (Reimers, 2003:93) Workhsop, sminar, courses

a. mengikuti pelatihan yang berkenaan dengan pengembangan metode belajar

1 2

b. mengikuti seminar kajian pendidikan tentang kurikulum dan

pengembangan sekolah 3,4

c. mengikuti workshop pembuatan RPP

terkini 5,6

d. mengikuti pelatihan computer atau bidang ICT lain untuk menunjang

administrasi di kelas 7

Co-operative collegial development

a. mengikuti kegiatan KKG

8, 9

b. melaksanakan program peer teaching

di setiap gugus 10

c. aktif mengikuti MGMP untuk

pengembangan metode mengajar 11

d. aktif mengikuti kegiatan gugus yang berkenaan dengan pembelajaran

12

13

Skill

development model

a. aktif membaca buku yang berkaitan dengan metode pembelajaran terbaru

14,15

b. melaksanakan uji coba praktek simulasi metode pembelajaran baru

sebelum mengajar 16

c. mengkaji media elektronik, tv, video atau sumber lain tentang

pembelajaran terbaru 17

d. membaca tentang buku yang berkenaan dengan prinsip belajar


(36)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variable Indicator Sub indicator No Item

e. menggunakan teknologi untuk

penunjang pembelajaran 19

Supervision in the classroom

a. melakukan rapat guru 20

b. mengadakan diskusi sebagai

pertukaran pikiran atau pendapat 21

c. lokakarya 22

d. melakukan kunjungan kelas 23

e. menyeleksi berbagai sumber materi

untuk mengajar 24

Y Kinerja Mengajar Adaptasi dari Holbeche (2005:110) Dirtendik Ditjen PMPTK Depdiknas (2008:22) (Nana. 2000:78) Persiapan pengajar

a. penyusunan program semester 1,2

b. penyusunan silabus pembelajaran 3,4

c. mempersiapkan RPP harian

5,6

d. merencanakan media serta sumber

belajar 7,8

Pelaksanaan pembelajaran

a. mengemukakan tujuan

pembelajaran 9,10

b. menggunakan bahan ajar yang

relevan 11,12

c. menggunakan materi ajar yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran 13

Penggunaan media sebagai sumber belajar

a. menggunakan fasilitas/media

sebagai penunjang belajar 14,15 b. membuat alat peraga sederhana

untuk menunjang aktivitas pembelajaran

16,17

c. menggunakan alat ICT untuk menunjang proses belajar mengajar

19,20,21

Evaluasi Pembelajaran

a. menyusun dan merancang alat penilaian

- tes tulis 22,23


(37)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variable Indicator Sub indicator No Item

- tes perbuatan

26,27

b. pengolahan dan penggunaan hasil belajar

- mengadakan kegiatan remedial

28,29

- perbaikan program pengajaran semester ataupun satuan pengajaran

30

F. Proses Pengembangan Instrument

Pada penelitian ini, terdapat langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Penentuan Alat Pengumpul Data

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup, yaitu responden menjawab sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan, dimana pertanyaan tersebut berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket dasar pemilihan angket hal ini dikarenakan peneliti tidak secara langsung berhadapan dengan responden. Alat pengumpul datanya berupa angket berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab responden.

Hal ini seperti yang dikemukakan Schumacher (2001:257) mengemukakan bahwa for many good reason, the questionnaire is the most widely used technique for obtaining information from subjects, A questionnaire is relatively ecunomica1.has the same questions for all subjects and can ensure anonymity.

Questionnaires can use statements or questions.Begitupun Sukmadinata

(2010:218) menjelaskan bahwa angket atau questionnaire merupakan sauatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrument atau alatnya disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan maupun pernyataan yang harus dijawab responden dan dalam bentuk pertanyaan bisa terbuka maupun tertutup.


(38)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun untuk penentuan pengumpul data khusus bagi variable kompetensi guru menggunakan alat ukur nya berupa test. kompetemsi menurut Ministry Education ONTARIO (2002:5) bahwa ―the competency statements are descriptions of the skills, knowledge, and attitudes that are required to meet the standards of practice for the teaching profession‖.

Dikarenakan kompetensi merupakan sebuah perilaku / sikap maka alat ukurnya berupa tes. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Susetyo (2011:1)

bahwa ―tes adalah alat ukur yang mempunyai standar objektif, sehingga dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu‖.

Adapun instrumen yang dikembangkan dan digunakan untuk mengukur sikap dijelaskan oleh Azwar (2000:90) menjelaskan bahwa ―metode yang bisa digunakan untuk pengungkapan sikap yaitu 1)Observasi perilaku, 2) pertanyaan

langsung dan 3) pengungkapan langsung‖. Adapun yang digunakan untuk

mengukur tes ini adalah metode pertanyaan langsung (direct assessment) secara tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item tunggal maupun dengan menggunakan item pilihan ganda.

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan variabel – variabel yang akan diteliti sesuai dengan judul yang telah ditentukan, yaitu Variabel Kompetensi Guru (X1), self capacity

building(X2), dan Kinerja Mengajar (Y).

b. Menyusun kisi-kisi angket yang selanjutnya dibuat pertanyaan/pernyataan dan dikembangkan menjadi angket.

c. Merumuskan pertanyaan tes untuk variabel kompetensi dengan meminta bantuan kepada 2 dosen Ahli untuk merumuskan item pertanyaan yang akan dibuat. Hal ini seperti yang dikemukakan Susetyo (2011:73)


(39)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyatakan bahwa ‖tugas terpenting dalam pembuatan tes adalah penulis

tes yang memiliki bidang keahlian atau latar belakang pendidikan yang

sesuai dengan butir tes yang dibuatnya‖. Maka penulis meminta bantuan

kepada satu orang Dosen khusus PGSD dan dosen yang menguasai tentang pengukuran.

d. Teori yang digunakan untuk menyusun tes berdasarkan kepada teori ujian klasik. Sebagaimanan diungkapkan Susetyo (2011:39) bahwa:

teori ujian klasik (Classical Test Theory) merupakan suatu teori penyusunan perangkat ukur yang butir tes nya dianalisis dengan teknik penyusunan tes yang pada umumnya sama denagn yang dilakukan guru ketika membuat alat tes. Skor ujian yang diperoleh pada teori ujian klasik

ditemukan jawaban benar dan jawaban salah pada setiap butir soal‖

e. Merumuskan kriteria skor untuk setiap item yang sesuai denga analisis statistis, yaitu menggunakan skala Likert

3. Uji Instrumen

Dalam uji instrumen digunakan analisis statistik. Uji statistik bertujuan untuk menguji validitas dan realibiltas dari instrumen sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun Uji Validitas dan Realibitas adalah sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Penggunaan uji validitas ditujukan untuk menggambarkan bagaimana kuisioner sungguh-sungguh mampu mengukur apa yang akan dikukur, sehingga dapat dikatakan validitas tinggi suatu test maka alat test tersebut semakin tepat mengenai sasaran yang direncanakan. Teknik yang digunakan adalah korelasi item total yaitu konsistensi antara skor item secara keseluruhan yang dapat dilihat besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor secara kesluruhan, yang merupakan dasar dari korelasi Pearson (product moment). Adapun rumus korelasi Pearson adalah sebagai berikut :


(40)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rxy = n∑xy –(∑x)( ∑ y)

√ (∑x 2(∑x)2(n∑y 2(∑y2

)

Keterangan :

r = korelasi validitas yang dicari

x = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

∑x = jumlah skor dalam distribusi x ∑y = jumlah skor dalam distribusi y

∑x2 = jumlah kuadrat skor dalam distribusi x ∑y2 = jumlah kuadrat skor dalam distribusi y

n = banyaknya responden

Untuk perhitungan digunakan sofware SPSS 17 yang berfungsi mengukur tingkat validitas dari setiap item kuisioner yang dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

Adapun untuk uji validitas variabel kompetensi guru menggunakan metode validitas perangkat ukur. Menurut Susetyo (2011:97) mengatakan bahwa ‖ validitas isi suatu alat ukur dilakukan dengan mengecek keseluruhan alat ukur yang dinilai oleh Dua orang ahli‖ adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes adalah:

Validitas isi

=

Tabel 3.5. Tabel 3.5. Perangkat Ukur Validitas Alat Test jika diperoleh harga di atas 0.50

Penilai/kategori Penilai 1

Kurang Penting Penting

Penilai 2 Kurang penting A B


(41)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber (Susetyo. 2011:97)

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas diartikan tingkat kepercayaan terhadap hasil suatu pengukuran, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi merupakan suatu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur terpercaya (reliabel). Realibilitas disebut juga kepercayaan konsistensi atau kesetabilan. Namun sebagai ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana suatu pengukuran terbebas dari kekeliuran.

Pegujian reliabilitas instrumen penelitian dihitung dengan mempergunakan teknik belah dua dari Spearman Brown, dengan membagi dua kelompok yaitu skor butir soal ganjil dan jumlah skor butir soal genap. Kemudian diukur derajat hubungannya dengan koefisien korelasi rank menurut rumus yang telah ditentukan, dengan rumus sebagai berikut :

r = 2 rb 1 + rb

Keterangan :

r = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan (ganjil – genap)

Langkah selajutnya menghitung korelasi product moment dengan menggunakan rumus:

rxy = n∑xy –(∑x)( ∑ y)

√ (∑x 2–(∑x)2(n∑y 2–(∑y2)

Koefisien realibilitas yang besarnya antara 0,7 – 0,8 dianggap baik untuk digunakan, skala Guilford (Kaplan dan Saccuzo 2010: 49).


(42)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Hasil Uji Coba Istrumen Penelitian

a. Kompetensi Guru (X1)

Dari hasil uji coba instrument penelitian variabel Kompetensi Guru (X1)

diperoleh kesimpulan bahwa dari 20item pernyataan, dinyatakan 20 item valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen X1 Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel

Keterangan t Hitung>t Tabel

1 0,7 5.70 1,708 Valid

2 0,88 10.75 1,708 Valid

3 0,7 5.70 1,708 Valid

4 0,7 5.67 1,708 Valid

5 0,73 6.28 1,708 Valid

6 0,58 4.14 1,708 Valid

7 0,77 6.97 1,708 Valid

8 0,61 4.45 1,708 Valid

9 0,66 5.08 1,708 Valid

10 0,72 6.07 1,708 Valid

11 0,74 6.32 1,708 Valid

12 0,57 3.99 1,708 Valid

13 0,56 3.92 1,708 Valid

14 0,56 3.97 1,708 Valid

15 0,52 3.52 1,708 Valid

16 0,5 3.36 1,708 Valid

17 0,51 3.43 1,708 Valid

18 0,61 4.51 1,708 Valid

19 0,63 4.73 1,708 Valid

20 0,66 5.10 1,708 Valid

Berdasarkan hasil split halfcoefficientatau rhitung =0,912 sedangkan r tabel =

dk (n-2) = 0,396 artinya bahwa r hitung> rtabel atau 0,912> 0,396 dapat disimpulkan

bahwa pernyataan tentang validitas kompetensi guru adalah reliable artinya dapat dipertanggungjawabkan mengenai sejauh mana beberapa pernyataan tersebut terbebas dari kekeliruan.


(43)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil uji coba instrument penelitian variabel self capacity building

(X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 24 item pertanyaan, dinyatakan 23 item

valid dan 1 item tidak valid. Jika ada yang tidak valid pada satu item tersebut dilakukan revisi dalam tata bahasa instrumen pernyataan, sehingga dapat tetap digunakan. Pengolahan SPSS (lihat lampiran).

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen X2

Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel

Keterangan t Hitung>t

Tabel

1 0,745 5,58 1,708 Valid

2 0,33 1,75 1,708 Valid

3 0,705 4,97 1,708 Valid

4 0,786 6,36 1,708 Valid

5 0,633 4,09 1,708 Valid

6 0,519 3,04 1,708 Valid

7 0,348 1,86 1,708 Valid

8 0,609 3,84 1,708 Valid

9 0,397 2,16 1,708 Valid

10 0,536 3,17 1,708 Valid

11 0,618 3,93 1,708 Valid

12 0,516 3,01 1,708 Valid

13 0,622 3,97 1,708 Valid

14 0,557 3,35 1,708 Valid

15 0,347 1,85 1,708 Valid

16 0,354 1,89 1,708 Valid

17 0,706 4,98 1,708 Valid

18 0,519 3,04 1,708 Valid

19 0,577 3,53 1,708 Valid

20 0,411 2,25 1,708 Valid

21 0,656 4,35 1,708 Valid

22 0,683 4,68 1,708 Valid

23 0,399 2,18 1,708 Valid

24 0,22 1,13 1,708 TidakValid

Berdasarkan hasil split half coeficient atau rhitung =0,908 sedangkan r tabel =


(44)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa r hitung> r tabel atau 0,908 > 0,396 dapat disimpulkan bahwa beberapa

pernyataan yang berhubungan dengan self capacity building adalah reliable, artinya dapat dipertanggungjawabkan mengenai sejauh mana beberapa pernyataan tersebut terbebas dari kekeliruan.


(45)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Kinerja Mengajar (Y)

Dari hasil uji coba instrument penelitian variabel kinerja mengajar (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 30 item pertanyaan, dinyatakan valid dan 1 item tidak valid. 1 item tersebut dihilangkan maka item yang dipakai jadi 29 item. Pengolahan SPSS 17 (lihat lampiran).

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Y Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel

Keterangan t Hitung>t Tabel 1 0,376 2,03 1,708 Valid

2 0,628 4,03 1,708 Valid

3 0,338 1,80 1,708 Valid

4 0,624 3,99 1,708 Valid

5 0,662 4,42 1,708 Valid

6 0,789 6,42 1,708 Valid

7 0,573 3,50 1,708 Valid

8 0,55 3,29 1,708 Valid

9 0,606 3,81 1,708 Valid

10 0,609 3,84 1,708 Valid

11 0,703 4,94 1,708 Valid

12 0,69 4,77 1,708 Valid

13 0,692 4,79 1,708 Valid

14 0,755 5,76 1,708 Valid

15 0,572 3,49 1,708 Valid

16 0,763 5,90 1,708 Valid

17 0,642 4,19 1,708 Valid

18 0,773 6,09 1,708 Valid

19 0,481 2,74 1,708 Valid

20 0,385 2,09 1,708 Valid

21 0,09 0,45 1,708 Tidak Valid

22 0,556 3,34 1,708 Valid

23 0,688 4,74 1,708 Valid

24 0,548 3,28 1,708 Valid

25 0,597 3,72 1,708 Valid

26 0,777 6,17 1,708 Valid


(46)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien

Validitas t Hitung t Tabel

Keterangan t Hitung>t Tabel 28 0,772 6,07 1,708 Valid

29 0,66 4,39 1,708 Valid

30 0,517 3,02 1,708 Valid

Berdasarkan split half coeficient atau rhitung =0,873 sedangkan r tabel = dk

(n-2) atau 27-2 = 25 dikomunikasikan dengan tabel r didapat 0,396 artinya bahwa r

hitung> r tabel atau 0,873 > 0,396 dapat disimpulkan bahwa pernyataan tentang

validitas kinerja mengajar guru adalah reliabel artinya dapat dipertanggungjawabkan mengenai sejauh mana beberapa pernyataan tersebut terbebas dari kekeliruan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analsis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel Kompetensi Guru (X1), Self Capacity building(X2), dan Kinerja Mengajar (Y),

dengan cara menghitung rata-rata masing-masing variabel penelitian, yaitu :

Tabel : 3.9

Kriteria Penafsiran Kondisi Variabel Penelitian

Rata – rata skor Penafsiran 4,21 – 5,00

3,41 – 4,20 2,61 – 3,40 1,81 – 2,60 1,00 – 1,80

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik

Tidak baik Terdapat dua teknik analisis yang digunakan yaitu :

1. Teknik Analisis Korelasi

Tehnik menghitung analisis korelasi dalam penelitian ini menggunakan SPSS 17. Teknik analisis korelasi yakni untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel penelitian, dengan rumus sebagai berikut :


(47)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rxy = n∑xy –( ∑x ) ( ∑ y)

√ (∑x 2–(∑x)2(n∑y 2–(∑y2) Sumber : Sudjana,(2002)

Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi itu sendiri, keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :


(48)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.9

Tingkat Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2010 : 23) 2. Analisis Jalur dengan regresi

Analisis jalur digunakan untuk menunjukkan hubungan yang memperlihatkan seberapa besar pengaruh sebuah variable tertentu baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap variabel lainnya. Jadi yang menjadi persoalannya adalah sebab akibat. Istilah yang akan digunakan dalam analisis jalur ini adalah variabel eksogen yang merupakan variabel penyebab (X), variabel endogen yang merupakan akibat (Y) dan variabel implisit () yang merupakan faktor-faktor lain dari variabel eksogen.

Diagram jalur menggambarkan hubungan antar variabel yang mencerminkan koefisien jalur variabel X terhadap Y , sementara hubungan X1,

dan X2 merupakan hubungan korelasi. Dalam penelitian yang penyusun lakukan

terdapat dua variabel independent yaitu kompetensi guru, dan self capacity building sedangkan satu variabel dependen yaitu kinerja mengajar. Adapun persamaan jalurnya sebagai berikut :

Y = yx1 X 1 +yx2 X 2 + yx

Keterangan :

Y = nila - nilai taksiran variabel untuk variabel kinerja mengajar guru X1 = nilai – nilai Kompetensi Guru


(49)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ε = variabel Epsilon/reisudu yaitu variabel diluar X1,dan X2 yang


(50)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengaruhkompetensi guru terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung adalah kuat. Hal ini menunjukan bahwa kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh kompetensinya. Dapat dikatakan bahwa kinerja mengajar dipengaruhi oleh kompetensi guru sebesar 38,7% dan sisanya 61,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru diantaranya: kompensasi, iklim dan hubungan kolegial antara pribadi yang baik antara kepala sekolah, guru, siswa dan karyawan sekolah

2. Pengaruh capacity building terhadap kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung adalah kuat, positif dan signifikan. Hal ini menunjukan bahwa

capacity building memiliki tingkat pengaruh yang kuat terhadap peningkatan kinerja mengajar. Dapat diartikan bahwa kinerja mengajar dipengaruhi oleh

capacity building 40,7% dan sisanya 59,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dapat diartikan bahwa masih terdapat beberapa factor yang dapat meningkatkan kinerja mengajar diantaranya: motivasi dari guru itu sendiri, adanya informasi yang jelas tentang jabatan dan tugas setiap anggota organisasi, Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan secara efektif terhadap para anggota organisasi sekolah, Penilaian program staf sekolah dalam rangka perbaikan dan pembinaan serta pengembangan optimal dan memperhatikan dan memenuhi tuntutan pribadi dan organisasi, serta lingkungan kinerja guru

3. Pengaruh kompetensi guru dan capacity building terhadap peningkatan kinerja mengajar adalah kuat, positif serta signifikan. Hal ini menunjukan bahwa ketika digabungkan antara kompetensi guru dan juga capacity building akan memberikan pengaruh yang kuat pada peningkatan kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung. Temuan ini berarti bahwa kinerja mengajar guru SD di Kabupaten Bandung dipengaruhi oleh kompetensi dan capacity building


(51)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebesar 57,4% dan sisanya 42,6dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dapat diartikan bahwa masiht erdapat beberapa factor yang dapat meningkatkan kinerja mengajar. Adapun factor tersebut diantaranya: Sikap mental (motivasikerja, disiplinkerja, etikakerja) tingkatpendidikan, manajemen kepemimpinan, jaminan sosial dan ketersediaan sarana prasarana

B. Saran

1. Pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah diantaranya: a. Perlu diadakannya rancangan program sekolah yang dapat

mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik guru.

b. Adanya program pengembangan keterampilan guru dalam pembuatan dan pemanfaatan media, khususnya dalam pemanfaatan teknologi ICT untuk menunjang proses pembelajaran.

2. Adapun saran bagi guru diantaranya:

a. Senantiasa dapat secara berkelanjutan meningkatkan kemampuan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional sebagai cara meningkatkan kinerja mengajar

b. Meningkatkan minat membaca guru terutama dalam kajian pendidikan dan yang berkenaan dengan kajian konsep, materi dan beragam metode pembelajaran

c. Menggunakan fasilitas/media bahkan teknologi ICT sebagai penunjang proses pembelajaran

3. Adapun saran bagi penelitian selanjutnya diantaranya:

a. Perlunya penelitian tentang model pengembangan kompetensi guru secara lebih mendalam dan menyeluruh terutama dalam hubungannya meningkatkan kinerja guru.

b. Perlunya penelitian yang berkaitan dengan pembuatan dan pemanfaatan media sebagai model pengembangan pada bidang pengelolaan bidang ICT


(1)

Dadan Irsyada, 2013

Pengaruh Kompetensi Guru Dan Self Capacity Building Terhadap Kinerja Mengajar Guru

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S.(2000). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Becker, B.E. Huselid, M.A. and Ulrich D. (2001), The HR Scorecard. Boston : Harvard Business School Press

Bobby. J.G. (2010). Building Teacher Leadership Capacity through Educational Leadership Programs. Journal of Research for Educational Leaders JREL Vol. 4, Number 1 http://www.education.uiowa.edu/jrel pp. 4474 Cambridge University. (2008). Cambridge Learner Advanced Dicitionary

CALDC(). Cambridge University Press

Castetter, William, B. (2004). The Human Resource Function in Educational Administration (sixth edition). New Jersey: prentice hall

Darmadi, H. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta

Departemen of Education and Training (DET) (2004) Ontario

Department of Education and Training (2004). Competency Framework for Teachers. Department of Education and Training: Australia

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

EUNICE. O.U. (2012). Strategies for Enhancing Teacher Competence and Quality Of Classroom Instruction. International journal by Global Educators for All Initiative Global Voice of Educators, Vol. 1. No.1, June 2012 ISSN: 2277-0917

Faculty of Education University of Windsor. (2011). Proceedings of the 2011 International Conference on Teaching, Learning and Change(c) International Association for Teaching and Learning (IATEL). Canada: Human Resource Management Academic Research Society

Fatah. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Strategi Pemberdayaan Sekolah dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Kemandirian Sekolah. Bandung: Andira


(2)

Greenlee, J.B. (2008). Building Teacher Leadership Capacity through Educational Leadership Programs. Journal of Research for Educational Leaders JREL Vol. 4, Number 1. Pp.44-74

Grindle, M.S. (1997). Getting Good Government: Capacity Building in the Public Sectors of Developing Countries. Boston, MA: Harvard Institute for International Development

Grote, D. (1996). The Complete Guide to Performance Appraisal. New York : Amacom.

Hagan, H. (2007). Developing Teacher Competence And Professionalism In

Northern Ireland: An Analysis Of ‘Teaching: The Reflective Profession. Tean Journal 5 (1) February [Online]. Available at: http://bit.ly/135fcdn (Accessed 28 February 2013).

Hendayana, S. dkk. (2006). Lesson Study Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press.

Holbeche. (2005) The High Performance Organization. London: Elseiver Butterworth Heinemann

Kaniaru, D, Kunbao Xia, dkk. (2002). Capacity Buliding for Sustainable Development. UNEP Division of Comunications and Public Information Kaplan M. R. & Sacuzzo D.P. (2010). Psychological Testing. Printed in the

United States of America: Wadsworth

Kizilaslan. I. (2011). Elt Student Teachers’ Competence For Teaching Language

Skills: A Qualitative Exploration. International Journal Of Social Sciences And Humanity Studies Vol 3, No 1, 2011 ISSN: 1309-8063 (Online) 161

Liakopoulou. M. (2011). The Professional Competence of Teachers: Which

qualities, attitudes, skills and knowledge contribute to a teacher’s

effectiveness?. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 1 No. 21 [Special Issue - December 2011] 66

Loyiso C.J. (2008). Capacity Building for Teaching and Learning in Environmental Education: The Role of Public/Private Partnerships in the Mpumalanga Province of South Africa. Journal of International Cooperation in Education, Vol.11 No.3 (2008) pp.39 ~ 54


(3)

Ma’arif. (2011). Guru Profesional. Semarang: Wali Songo Press

Matachi. (2006). Capacity Buliding Framework UNESCO-IICBA. Addis Ababa: United Nations Economic Commission for Africa

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Surabaya: Ghalia Indonesia

Nana Sudjana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Napitupulu, E.L. (2009, 6 Oktober). Kinerja Guru Bersertifikat Belum

Memuaskan. Kompas [Online]. Tersedia :

http://edukasi.kompas.com/read/2009/10/06/18242090/Kinerja.Guru.Ber sertifikat.Belum.Memuaskan

________________ (2012, 6 September). Kualitas Guru SD Kalah Dari Guru

TK. Kompas [Online]. Tersedia:

http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/06/18123058/Kualitas.Guru.SD .Kalah.Dari.Guru.TK

Nazir. (2005). Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nemser, S. F (1990). Teacher Preparation: Structural And Conceptual Alternatives. In: W.R. HOUSTON (Eds.). Handbook of Research on Teacher Education (pp. 212-229). New York: McMillan.

Nurhayati dan Hadis. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta Matseliso, L.M & Loyiso C.J. (2008). Capacity Building for Teaching and

Learning in Environmental Education: The Role of Public/Private Partnerships in the Mpumalanga Province of South Africa. CICE Hiroshima University, Journal of International Cooperation in Education, Vol.11 No.3 (2008) pp.39 ~ 54

Ministry Education ONTARIO. (2002). Supporting Teaching Excelence, Teacher Performance Appraisal Manual. Ministry of Educations ONTARIO Panda, S. (2012). Mapping Pedagogical Competency of Secondary School Science

Teachers : An Attempt and Analysis.Angul India. International Educational E Journal. ISSN 2277 2456, Volume I, Issue - IV, July - Aug - Sept 2012


(4)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya

Pillay. H (2005). Well-Being, Burnout And Competence: Implications For Teachers. Australian Journal of Teacher Education Vol. 30, No.2, November, 2005 22

Purwanto, N. (2010). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Reimers, & Villegas. (2003) “Teacher Professional Development an Introductional Review of the Literature”. Paris : Unesco

Sagala, S. (2011). Kemampuan Professional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Schumacer & Mc. Millan. (2001) Research in Education. US:Addison Wesley Longman

Siddiqui, T.K. (2010). A Study Of Teacher Competencies And Teaching Practices For School Effectiveness In Workers Welfare Model Schools. Foundation University College Of Liberal Arts And Sciences Rawalpindi-Pakistan Sudjana.(2002). Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung, Indonesia: Tarsito. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: IKAPI


(5)

Sukmadinata, Syaodih. N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Supranto. (2009). Pengukutan Tingkat Kepuasan Pelanggan. Bandung: Rineka Cipta

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Buitr. Bandung: Cakra

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Mas Media Buana Pustaka

Spencer, L.M & Spencer, S.M. (1993). Competence at Work.US America: Jhon Wiley & Sons, Inc

Umiarso & Gojali. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. l4 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

UNEP. (2006). Ways to Increase the Effectiveness of Capacity Building for Sustainable Development. Annual Conference. Norway.

UNESCO. (2008). Ict Competency Standards For Teachers. United Kingdom: UNESCO

Usman. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya

Wayne K, Hoy, Cecil G. Miskel. (2007). Educational Administration. Theory Research and Practice. Boston: McGraw-Hill Higher Education

World Bank. (1992). Governance and Development. Wahington: World Bank Zbar, Marshal & Power. (2007). Better Schools, Better Teachers, Better Results. A

handbook for improved performance management in your school. Australia: ACER Press

Zulkifli. (2013, 16 Januari). Guru di Indonesia tidak Mampu Susun Silabus.


(6)

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/16/3/123230/Gur u-di-Indonesia-tidak-Mampu-Susun-Silabus