Teknik Analisis METODE PENELITIAN

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha positif ≥ 0,80 maka dinyatakan valid. b. Jika nilai Cronbach’s Alpha negatif 0,80 maka dinyatakan tidak valid. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 17.00 for windows. Dimana uji reliabilitas ini dilakukan di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Medan. Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .869 8 Sumber : Hasil Penelitian Diolah, Juli 2012 Dari Tabel 3.7 diketahui bahwa Cronbach’s Alpha sebesar 0,869. Apabila nilai reliabilitas instrumen cronbach alpha diatas 0,80 maka instrumen dinyatakan reliabel. Maka cronbach alpha sebesar 0,869 0,80 yang artinya bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden agar dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.

3.10. Teknik Analisis

1. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Universitas Sumatera Utara Penganalisaan data dengan cara menyusun data mengelompokannya, selanjutnya menginterpretasikannya, sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengeni kondisi perusahaan. 2. Metode Regresi Linier Berganda Metode regresi linier berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dan insentif terhadap kinerja pegawai. Untuk keperluan analisis, maka data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 17.00 yang dapat dilihat sebagai berikut : = a + + + e Dimana : Y = Kinerja Pegawai a = Konstanta b1, b2 = Koefisien Regresi X1 = Tingkat Pendidikan X2 = Insentif e = Standart Error Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linier berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut : a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data untuk mengetahui apakah variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Universitas Sumatera Utara Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov. Apabila probabilitas hasil uji lebih besar dari 5 maka data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya lebih besar dari 5 dapat dikatakan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. c. Uji Multikolieneritas Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Gejala multikolonearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Tolerance mengukur variabilitas independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerance 0,1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dan Lufti, 2011 : 139. 3. Uji Ketepatan Goodness of Fit. Universitas Sumatera Utara a. Uji-F Uji secara serentak Uji-F stastistik digunakan untuk menguji apakah pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama serentak terhadap variabel terikat. Kriteria Pengujian : : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari seluruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y : , ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari seluruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y Kriteria Pengambilan Keputusan : diterima jika pada α = 5 ditolak jika ≥ pada α = 5 b. Uji-t uji secara parsial Dilakukan uji-t yaitu secara parsial untuk menguji apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan dan insentif sebagai variabel bebas terhadap kinerja pegawai sebagai variabel terikat. Kriteria Pengujian : : = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan Universitas Sumatera Utara insentif X 2 terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. : ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. Kriteria Pengambilan Keputusan : diterima jika pada = 5 ditolak jika ≥ pada α = 5 c. Koefisien Determinan Koefisien determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap dependen. Jika semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 besar terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 yang diteliti terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. Sebaliknya Jika semakin mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan Universitas Sumatera Utara pengaruh tingkat pendidikan X 1 dan insentif X 2 yang diteliti terhadap kinerja Y, dimana 0 ≤ ≤ 1. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN