Penerapan Eko-Arsitektur pada Rumah Susun

4.3. Penerapan Eko-Arsitektur pada Rumah Susun

4.3.1. Optimalisasi SDA

· Menggunakan material local-alami · Optimalisasi areaperesapan, mengurangi perkerasan · Membangun dengan penyesuaian kontur site · Meminimalisasi cut n fill dengan mengguanakansistem struktur

ruamh pangguang atau sistema kantilever · Memeprtahankan pohon-pohon besar yang dapat digunakan

sebagai shading/ peneduh, barier debu, dan pembentuk ruang · Daur ulang sampah menjadi kompos

4.3.2. Perencanaan Lansekap

a. Tapak Melakukan perubahan kecil yang tidak signifikan namun tetap memeprtahankan kondisi tapak eksisting. Serta menyesuaikan zona-zona berdasarkan kondisi tapak. Perencanaan tata ruang taoak didasarkan kepada tujuan untuk: - Menciptakan rusunawa yang dapat mengakomodasi secara

optimal aktivitas didalamnya. - Menciptakan rusunawa sebagai lingkungan terbangun yang sekaligus berfungsi sebagai media pembelajaran tentang keutuhan anatara manusia dan lingkungan.

b. Ruang terbuka Pengadaan ruang terbuka pada kawasan rusunwa yang direncanakan terdiri dari: - Ruang terbuka - Ruang terbuka public, terdiri dari: pedestrian, plaza (ruang

komunal), lapangan, parkir, dan ruang terbuaka antar bangunan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rusunawa Kaligawe

Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

c. Pedestrian - Dalam master plan rusunawa diterapkan konsep

pedestrialisasi. Kendaraan bermontor hanya dapat mengakses jalur terbatas.

- Setiap bangunan langsung dapat diakses oleh pejalan kaki.

Parkir tidak ditempatkan se - Pedestrian area rusunawa direncanakan sebagai salah satu ruang public yang menjadi ruang social dan generator aktivitas public bagi lingkungan sekitar, sekaligus menjadi ruang kontrol dalam lingkungannya.

- Untuk kenyamanan pejalan kaki/pedestrian direncanakan secara kontinyu, dengan pola perkerasan yang menarik, cukup lebar (minimal 2m), dengan landscaping yang memberikan suasana yang menyenangkan.

4.3.3. Efisiensi Energi

· Penghematan pemakaian listrik dan bahan bakar · Optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami · Penggunaan energy yang terbarukan seperti solar energi,

mikrohidro, biogas, dll dalam kehidupan aktivitas sehari-hari

4.3.4. Konservasi Air

· Menerpakan system daur ulang air

4.3.5. Konservasi Lahan

Koservasi lahan dilakukan agar bangunan dapat bertahan pada lahan yang kurang baik misalnya lahan rob yang menjadi lokasi rusunawa ini. Konservasi lahan juga menjadi salah satu untuk mempertahankan ekologi wilayah tersebut. Dengan sesedikit mungkin merusak alam dan bersinergi dengan alam akan mejadikan rusunawa ini menjadi lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rusunawa Kaligawe

Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

4.3.6. Pemanfaatan Energi Surya

Pada prinsipnya hampir semua energy yang tersedia adalah energy surya. Energy surya diperoleh dari sinar radiasi matahari. Matahari juga member enrgi untuk fotosintesis yang memungkinkan tumbuhan menghasilkan biomassa, biogas kayu dan sebagainya. Oleh penghangatan permukaan bumi akan terjadi gerak angin, arus laut, dan penguapan air yang menghasilkan hujan. Sebenarnya energy fosil seperti minyak bumi dan batu bar juga merupakan penampungan anergi surya yang berumur jutaan tahun.

Intensitas matahari disebabkan oleh keadaan dalam atmosfir dan kondisi setempat yang berbeda meskipun berada pada garis lintang dan ketinggian yang sama, serta dipengaruhi oleh bermacam-macam pemantulan, absorbs, dan disperse (penyebaran) radiasi.

4.3.7. Menciptakan Ruang Dalam yang Sehat

· Optimalisasi day lighting untuk proses kehiduapan cross

ventilation · System struktur dan konstruksi bangunan kering · Penataan tanaman yang dapat mengurangi pengaruh buruk

debu udara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

BAB V

ANALISIS PERENCANAAN DAN