48 guru membuat siswa semakin termotivasi untuk semakin berusaha
menyelesaikan segala tugasnya dengan baik dan berpengaruh pada hasil belajar siswa khususnya untuk hasil belajar kognitif. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat ditarik suatu prediksi bahwa model Quantum Teaching mempunyai pengaruh positif terhadap kreativitas dan hasil belajar kognitif
IPA. Oleh sebab itu, diadakan penelitian dengan judul “pengaruh model Quantum Teaching terhadap kreativitas dan hasil belajar kognitif IPA pada
siswa kelas V SDN gugus 4 Minomartani Ngaglik Sleman”.
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan keragka berpikir yang sudah disebutkan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1. Ada pengaruh positif dan signifikan penerapan model Quantum Teaching terhadap kreativitas siswa kelas V SD Gugus 4 Minomartani
Ngaglik Sleman. 2. Ada pengaruh positif dan signifikan penerapan model Quantum
Teaching terhadap hasil belajar kognitif IPA pada siswa kelas V SD Gugus 4 Minomartani Ngaglik Sleman.
I. Definisi Operasional Variabel
1. Model Quantum Teaching Model Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan dengan melibatkan siswa secara keseluruhan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Model Quantum Teaching menuntut
siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki melalui
49 aktivitas-aktivitas di dalamnya, serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa melalui pengemasan materi dan lingkungan yang mendukung sehingga materi lebih mudah untuk diterima siswa karena model
Quantum Teaching memiliki prinsip menata lingkungan belajar, segala sesuatunya harus memiliki tujuan, siswa mendapat pengakuan, serta
memberikan umpan balik terhadap kemajuan siswanya. Model Quantum Teaching menggunakan langkah-langkah TANDUR dalam
melaksanakan pembelajaran, yaitu Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.
2. Kreativitas Siswa Kreativitas siswa dalam belajar merupakan kemampuan siswa
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan ide, gagasan, maupun produk baru dalam
belajarnya. Kreativitas memiliki hubungan positif dengan pengetahuan karena kreativitas tidak dapat berkembang dengan sendirinya tanpa
siswa bermodalkan pengetahuan sama sekali. Ciri aspek kreativitas terdiri dari dua aspek, yaitu kognitif dan afektif. Penelitian dibatasi pada
aspek kognitif dengan indikator mengajukan dan menjawab sejumlah pertanyaan, dapat bekerja lebih cepat dan mandiri, dapat memikirkan
berbagai macam cara untuk menyelesaikan masalah, serta mencoba atau menguji sesuatu secara detail.
50 3. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengalami proses belajar baik berupa pengetahuan maupun
kemampuan yang diukur menggunakan alat pengukuran berupa tes maupun pengamatan. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Dalam penelitian ini aspek kognitif yang diukur adalah mengingat C1, memahami C2, mengaplikasikan C3, dan menganalisis C4 karena
sesuai dengan perkembangan siswa Sekolah Dasar.
51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen experimental research. Sugiyono 2012: 107 menyatakan bahwa penelitian eksperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Metode penelitian ini bersifat menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Ciri khas penelitian eksperimen
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif lainnya adalah adanya kelas kontrol. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
sudah ditetapkan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design atau sering disebut eksperimen semu. Desain penelitian ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen Sugiyono, 2012: 114. Quasi Experimental Design ini digunakan karena sulit mendapatkan kelas kontrol yang digunakan untuk
penelitian. Dalam menyusun penelitian ini terlebih dahulu peneliti harus menyusun hipotesis.