58
terdapat pada iklan. Guru juga memberikan pengawasan dan pengamatan yang lebih agar suasana kelas lebih kondusif, sehingga hasil belajar siswa lebih
maksimal. Kemudian, siswa diberi arahan, motivasi, dan saran agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis paragraf persuasi pada siklus II menjadi lebih baik.
Diharapkan siswa dapat mengembangkan kalimat iklan di media cetak menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan.
Kemudian guru memberikan masukan-masukan kepada siswa mengenai kesalahannya dalam menulis paragraf persuasi pada siklus I, sehingga pada siklus
II ini mengalami perubahan menuju kebaikan dalam menulis paragraf persuasi pada siswa SMA 8 Semarang.
3.1.2.3 Observasi
Pada kegiatan ini dilakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus II ini sama dengan siklus I.
Hasil data tes diperoleh dari menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, sedangkan data nontes diperoleh dari portofolio, observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi foto. Ada beberapa aspek yang diamati pada siklus II, yaitu 1 perkembangan
siswa dalam memahami penulisan paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, 2 perkembangan tanggapan siswa terhadap penulisan paragraf persuasi,
3 keaktifan siswa selama proses pembelajaran, dan 4 perkembangan sikap siswa selama proses pembelajaran.
59
3.1.2.4 Refleksi
Pada siklus II ini, hampir semua siswa antusias terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model
pembelajaran dan penilaian portofolio. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Hal itu disebabkan siswa sudah mulai paham terhadap
pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Selain itu, siswa sudah lebih mudah
menuangkan idenya dalam bentuk paragraf persuasi, hampir sebagian besar siswa sudah memperhatikan ejaan dan tanda baca, siswa sudah menguasai banyak
kosakata, kreativitas siswa dalam menyusun kalimat juga lebih baik. Kriteria nilai ketuntasan sebesar 70 juga sudah dicapai pada siklus II ini,
yaitu siswa secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata sebesar 76,87. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari nilai rata-rata siklus I sebesar 66,87. Berdasarkan
hasil portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi, perilaku siswa juga sudah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Jadi, pada siklus II ini
pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio sudah sesuai dengan target, sehingga
pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio tidak perlu dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
60
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X. Adapun sumber data penelitian yaitu kelas X E SMA Negeri 8
Semarang tahun ajaran 20082009 yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 20 siswa putri dan 13 siswa putra.
Ada beberapa alasan peneliti memilih kelas X E sebagai subjek penelitian, yaitu 1 keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E
masih rendah dalam mengembangkan kalimat dan menemukan gagasan, 2 kelas X E belum bisa membedakan bentuk paragraf persuasi dengan paragraf lainnya.
3.3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu keterampilan menulis paragraf persuasi, iklan di media cetak, model pembelajaran portofolio, dan sistem
penilaian portofolio.
3.3.1 Menulis Paragraf Persuasi
Pada hakikatnya paragraf persuasi merupakan bentuk tulisan yang berisi himbauan atau ajakan yang bertujuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi
pembaca agar mau melakukan seperti yang terdapat dalam paragraf tersebut. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mengemukakan gagasan yang dapat
meyakinkan atau mengajak pembaca dalam bentuk paragraf persuasi. Aspek yang dinilai dalam menulis paragraf persuasi adalah isi gagasan, organisasi isi, ejaan
dan tanda baca, pilihan kata, persuasif, dan kreativitas siswa. Siswa dituntut untuk dapat mencapai target penilaian yaitu 70,00 karena nilai ketuntasan minimal yang
ditetapkan untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah minimal 70,00.