Interaksi Tata Guna Lahan – Sistem Jaringan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Interaksi Tata Guna Lahan – Sistem Jaringan Transportasi

Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat, sehingga biasanya dianggap membentuk satu land-use transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud dengan baik maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik. Sistem transportasi yang tidak baik tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, transportasi yang tidak melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan. Dengan sistem transportasi atau perhubungan yang baik akan mampu mengendalikan pergerakan manusia dan atau barang secara lancar, aman, cepat, murah dan nyaman. Sistem transportasi melayani berbagai aktivitas, seperti industri, pariwisata, perdagangan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Aktivitas tersebut dilakukan pada sebidang lahan industri, sawah, tambang, perkotaan, daerah pariwisata dan lain sebagainya. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusia melakukan perjalanan antara tata guna tanah tersebut dengan menggunakan sistem jaringan transportasi sehingga menghasilkan pergerakan arus lalu lintas. Pada hakekatnya, kegiatan transportasi merupakan penghubung 2 lokasi tata guna lahan yang mungkin berbeda tetapi mungkin pula sama Nasution, 2004: 23. Mengangkut orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain berarti memindahkan Universitas Sumatera Utara dari satu guna lahan ke guna lahan yang lain dan mengubah nilai ekonomi orang atau barang tersebut. Pola sebaran geografis tata guna lahan sistem kegiatan, kapasitas dan lokasi dari fasilitas transportasi sistem jaringan digabung untuk mendapatkan volume dan pola lalu lintas sistem pergerakan. Volume dan pola lalu lintas pada jaringan transportasi akan mempunyai efek timbal balik terhadap lokasi tata guna lahan yang baru dan perlunya peningkatan prasarana. Secara diagram digambarkan oleh Khisty, 1990: 10 dan Setijowarno dan Frazila 2003: 49 sebagai berikut: Gambar 2.1. Interaksi Guna Lahan-Transportasi Yaitu: a. Perubahanpeningkatan guna lahan akan membangkitkan perjalanan; b. Meningkatnya guna lahan akan meningkatkan tingkat permintaan pergerakan yang akhirnya memerlukan penyediaan prasarana transportasi; c. Pengadaan prasarana transportasi akan meningkatkan daya hubung parsial d. Naiknya daya hubung akan meningkatkan harganilai lahan; Universitas Sumatera Utara e. Selanjutnya akan menentukan pemilihan lokasi yang akhirnya menghasilkan perubahan sistem guna lahan.

2.2 Manajemen Logistik