85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Perakitan Komputer kelas X TKJ 3 SMK Muhammadiyah 3
Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Perakitan Komputer dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas X TKJ 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dapat meningkatkan sikap sosial siswa.
Hal ini berdasarkan pengamatan dari semua indikator yang telah ditentukan pada siklus I menunjukkan rata-rata sebesar 60,75. Pada siklus II rata-rata
sikap sosial meningkat menjadi 74,34. Peningkatan sikap sosial pada siklus I ke siklus II sebesar 13,59.
2. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Perakitan Komputer dengan menggunakan model pembelajaran Probelm Based Learning di kelas X TKJ
3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil post-test dan nilai praktikum pada siklus I
menunjukkan rata-rata kelas sebesar 75,43 dan 77,59, pada siklus II menunjukkan rata-rata kelas sebesar 80,21 dan 80,92.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL
terbukti efektif dapat meningkatka sikap sosial dan hasil belajar siswa kelas X TKJ 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hal tersebut terbukti dari diperolehnya data
86 yang menunjukkan adanya peningkatan sikap sosial siswa pada setiap siklusnya,
serta peningkatan hasil berlajar siswa dengan rata-rata pada setiap siklusnya. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning perlu diterapkan sebagai variasi pembelajaran di kelas oleh guru.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dialami di kelas X TKJ 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tindakan hanya dilakukan pada mata pelajaran Perakitan Komputer kelas X TKJ 3 SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sehingga untuk penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran lainnya perlu adanya adaptasi atau penyesuaian agar dapat berjalan dengan optimal.
2. Penelitian tindakan ini hanya dilakukan 2 siklus selama 4 kali pertemuan, dimana pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan masing-masing 4 x 45
menit, siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan masing-masing 4 x 45 menit, sehingga untuk mendapatkan peningkatan sikap sosial dan hasil belajar siswa
lebih maksimal membutuhkan waktu penelitian lebih lama. 3. Jumlah siswa dalam satu kelas sebanyak 27 orang membuat kesulitan bagi
peeliti dalam mengontrol sikap sosial siswa secara individu, sehingga menuntut ketelitian observer dalam mengisi lembar observasi aktivitas belajar
siswa, dan hal tersebut mengakibatkan sikap sosial siswa kurang bisa terangkum secara rinci.
87
D. Saran