Tunagrahita Pembelajaran Anak Tunagrahita

16 7 Evaluasi Menurut Wand dan Brown dalam Syaiful Bahri Djamarah Aswa Zain 1997 :57 evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses unuk menentukan nilai dari sesuatu. Berdasarkan paparan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa komponen pembelajaran terdiri dari tujuan, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Tujuan yaitu suatu cita-cita yang ingin dicapai, dimana cita-cita bernilai normatif. Guru yaitu pengajar, pembimbing dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa yaitu orang yang menerima atau mengikuti progam pendidikan dibawah bimbingan guru. Materi yaitu suatu bahan pelajaran yang akan disampaikan guru kepada siswa. Metode yaitu suatu cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Media yaitu segala sesatu yang digunakan guru untuk menjelaskan materi yang disampaikan. Sedangkan evaluasi yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh guru untuk menentukan nilai dari hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran Anak Tunagrahita

a. Tunagrahita

Ada beberapa istilah mengenai tunagrahita antara lain : feeble-minded lemah pikiran, mentally retarded terbelakang mental, idiot bodoh, imbicle pandir, mental subnormal, cacat mental, gangguan intelektual dan sebagainya. Istilah-istilah tersebut dipergunakan untuk menyebut anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam belajar dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keterampilan akademik seperti membaca, menulis, dan 17 menghitung angka-angka. Anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya Nunung Apriyanto, 2012 :21. Menurut PP No.72 Tahun 1991, anak-anak dalam kelompok di bawah normal dan atau lebih lamban daripada anak normal, baik perkembangan sosial maupun kecerdasannya disebut anak terbelakang mental. Menurut M. Ramadhan 2012:14 tunagrahita adalah anak yang memiliki gangguan mental intelektual. Sedangkan menurut S.A. Bratanata dan Katamso 1977:19 anak terbelakang ialah anak yang otaknya tidak dapat mencapai perkembangan penuh sehingga mengakibatkan terbatasnya kemampuan belajar dan penyesuaian sosial. Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signitifikan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan Ardhi Wijaya, 2013 : 21 Menurut Mumpuniarti 2003 : 23, anak tunagrahita adalah anak yang memiliki hambatan dibidang mental. Hambatan tersebut ditunjukan dengan gejala keterbelakangan perkembangan anak dibandingkan dengan usia kronologisnya, selain itu hambatan itu ditunjukan dengan keterlambatan dalam segala aspek kemampuan mereka dibandingkan dengan usia anak yang sebaya dengan mereka. Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental, yang secara harfiah berarti tuna adalah merugi sedangkan grahita berarti pikiran Muljono Abdurrachman Sudjadi, 1994 : 19. Menurut American Association on Mental Deficiency AAMD dalam Muljono Abdurrachman Sudjadi 1994 : 20 18 mengartikan retardasi mental sebagai kelainan yang 1 meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata yaitu IQ dibawah 84 berdasarkan tes individual, 2 muncul sebelum 16 tahun, 3 menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Anak tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata, mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan Moh. Amin, 1995 : 11. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tunagrahita adalah kondisi anak yang lambat belajar, anak-anak ini memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Mereka mengalami keterlambatan dalam segala bidang dan itu bersifat permanen, rentang memori mereka pendek dan kurang dapat berpikir abstrak.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita