40
causality jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham.
3. Untuk jangka panjang perubahan indek harga saham terhadap exchang rate 3
tiga negara yaitu: Indonesia, Thailand, dan Singapura, menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, sedangkan Pilipina menunjukkan pengaruh yang searah.
4. Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchang rate leading terhadap indeks
harga saham dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan untuk negara emerging market: 1 Size pasar valas jauh lebih besar
dibandingkan dengan pasar saham proksinya nilai perdagangan, 2 Penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat internasional sedangkan pasar saham lebih
bersifat domestik.
II.2. Indeks Harga Saham
Dengan adanya indeks, maka dapat diketahui trend pergerakan harga saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, sebelum suatu jenis saham mulai
diperdagangkan untuk pertama kalinya, saham tersebut diberi nilai indeks dasar sebesar 100 poin. Beberapa waktu kemudian sejak perdagangan dimulai dalam
hitungan detik, menit dan seterusnya harga pasar baru akan terus terbentuk dan berfluktuasi. Di suatu waktu saat perdagangan, indeks berubah menjadi 160 poin,
maka dapat dikatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 60. Semakin tinggi indeks harga saham dari indeks harga dasarnya maka
semakin baik rata-rata kinerja perusahaan tersebut, namun jika indeks harga pasar
Universitas Sumatera Utara
41
berada dibawah indeks dasar 100 poin atau semakin mendekati 0 poin maka kondisi ini mencerminkan rata-rata perusahaan tersebut berkinerja jelek.
Samsul 2006: 194 menyatakan bahwa: “Indeks harga saham merupakan cermin dari fluktuasi harga saham di pasar yang dinyatakan dalam suatu
angka dan didasarkan pada angka dasar tertentu. Angka dasar merupakan angka indeks awal sebelum harga pasar terbentuk. Angka dasar diterapkan
oleh masing-masing bursa efek yaitu: 100, 500 atau 1.000”.
Fluktuasi pergerakan indeks harga saham merupakan informasi penting dalam mengambil keputusan di bursa saham. Adapun informasi yang terkandung pada
fluktuasi pergerakan indeks harga saham adalah data historis yang mencerminkan seluruh kejadian yang dapat mempengaruhi investor dan fund manager perusahaan
untuk melakukan aksi jual, beli atau menahan saham. Adapun data historis dapat berbentuk indeks harian maupun indeks rata-rata rata-rata: mingguan, bulanan,
kwartalan, enam bulanan dan tahunan. Indeks rata-rata tentunya terbentuk dari indeks harian, dan dalam
perkembangan pergerakan indeks harga saham pada setiap hitungan waktu baik harian ataupun rata-rata, pada dasarnya indeks harga saham dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok data perdagangan, yaitu: 1 Indeks harga saham terendah 2 Indeks harga saham tertinggi dan 3 Indeks harga saham penutupanpembuka.
Dari uraian di atas, dan untuk lebih menekankan pentingnya indeks harga saham bagi investor dan fund manager di bursa saham, maka perlu diketahui fungsi
dari indeks harga saham.
Universitas Sumatera Utara
42
Lubis 2008:157 menyatakan bahwa, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu:
1. Sebagai indikator trend pasar
2. Sebagai indikator tingkat keuntungan
3. Sebagai tolak ukur benchmark kinerja suatu portofolio
4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan srategi pasif
5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative
Informasi yang terkandung dalam fungsi indeks harga saham tersebut di atas kemudian dikembangkan menjadi indeks harga saham berdasarkan sektoral, misal:
industri: pertambangan, pertanian, perkebunan, perbankan, kimia dan lain-lain. Selanjutnya, informasi fungsi indeks harga saham tersebut dimanfaatkan oleh
organisasi yang bertujuan komersil, dimana indeks harga saham dikelompokkan berdasarkan metodologi tertentu sehingga memiliki nilai jual.
Fabozzi 1999:52 mengelompokkan indeks bursa saham menjadi tiga kategori:
1. Indeks saham yang dihasilkan oleh system perdagangan berdasarkan
seluruh saham yang diperdagangkan pada system tersebut 2.
Indeks yang dihasilkan oleh organisasi yang memilih saham secara subyektif untuk dimasukkan dalam indeks
3. Indeks saham dimana pemilihan saham didasarkan pada ukuran obyektif,
seperti kapitalisasi pasar perusahaan. Setiap bursa saham memiliki kategori indeks harga saham tertentu dan secara
umum memproduksi IHSG. Di Bursa Efek Indonesia BEI terdapat tujuh kategori indeks harga saham, antara lain: 1 Indeks individual 2 Indeks harga saham
sektoral 3 Indeks LQ45 4 Indeks syariah atau JII Jakarta Islamic index 5 Indeks papan utama dan papan pengembangan 6 Indeks KOMPAS100 7 Indeks
Harga Saham Gabungan atau IHSG Composite Stock Price Index.
Universitas Sumatera Utara
43
Dari penjelasan indeks harga saham tersebut di atas dan untuk mencapai sasaran penelitian, maka rumus yang disajikan berikut ini hanya difokuskan pada
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dengan nama internasional Composite Stock Price Index. Berikut adalah rumus yang digunakan oleh bursa saham untuk
menghasilkan IHSG, Samsul 2006: 184
N
∑
kapitalisasi pasar i = 1
IHSG = x
N
∑
nilai dasar i = 1
Keterangan : N
: Total emiten di bursa saham Kapitalisasi pasar
: Jumlah saham beredar dikali harga pasar per unit saham
Total nilai dasar : Jumlah saham beredar dikali nilai dasar per unit
: Angka dasar Perkembangan perdagangan saham yang membentuk IHSG dengan
menggunakan rumus di atas dan interaksinya terhadap saham individu atau kelompokparsial dapat berasosiasi positif maupun negatif.
Samsul 2006: 186 menyatakan bahwa: “Naiknya IHSG tidak berarti seluruh jenis saham mengalami kenaikan harga, tetapi sebagian yang mengalami
kenaikan sementara sebagian lagi mengalami penurunan. Demikian juga, turunnya IHSG dapat diartikan bahwa sebagian saham mengalami penurunan
dan sebagian lagi mengalami kenaikan. Jika satu jenis saham naik harganya dan IHSG juga naik, maka berarti saham tersebut berkorelasi positif dengan
kenaikan IHSG. Jika suatu jenis saham naik harganya tetapi IHSG turun, maka berarti saham tersebut berkorelasi negatif terhadap IHSG”.
Dari pernyataan Samsul 2006:186 di atas dapat diambil analogi antara
IHSG di masing-masing negara terhadap IHSG global, dan dapat dilihat bahwa, naiknya IHSG global tidak berarti seluruh IHSG bursa efek negara-negara mengalami
Universitas Sumatera Utara
44
kenaikan harga, tetapi sebagian mengalami kenaikan sementara sebagian lagi mengalami penurunan. Demikian juga, turunnya IHSG global dapat diartikan bahwa
sebagian IHSG bursa efek negara-negara mengalami penurunan dan sebagian lagi mengalami kenaikan. Jika IHSG bursa efek satu negara naik harganya dan IHSG
global juga naik, berarti IHSG bursa efek negara tersebut berkorelasi positif dengan kenaikan IHSG global. Jika IHSG bursa efek satu negara naik harganya tetapi IHSG
global turun, berarti IHSG bursa efek negara tersebut berkorelasi negatif terhadap IHSG global. Untuk memperjelas uraian ini, disajikan Tabel II.1 yang menunjukkan
korelasi IHSG beberapa bursa saham dengan indeks global, sebagai berikut:
Tabel II.1. IHSG Beberapa Bursa Saham dan Indeks Global
Selasa, 18 April 2006 Negara
IHSG Pembukaan
Poin Penutupan
Poin Perubahan
Dalam Persen Indonesia
IHSG 1387.89
1417.38 2.206
Singapura Straits Times
2555.66 2559.25
0.349 Malaysia
KLSE 940.650
940.570 0.088
Pilipina PSE Composite
2232.61 2225.72
-0.163 Thailand
SET Index Na
Na Na
Hong Kong Hang Seng
16534.9 16637.5
1.267 Jepang
Nikkei-225 16971.8
17232.9 1.368
Inggris FTSE 100 FTI
6029.40 6044.10
0.244 Jerman
DAX 30-DA 5915.11
5902.58 -0.270
Amerika Serikat SP 500
1285.33 1307.28
1.708 China
Shanghai Cp 1379.81
1385.11 0.471
Global SP Global 1200
stock issue Na
1494.61 1.420
Sumber: http:www.econstats.comeqtyeqem_mi_0.htm dan http:www.econstats .comeqty eqem_ap_0.htm
Pada Tabel II.1. di kolom perubahan dalam persen tersebut di atas, dapat dilihat bahwa, IHSG: Indonesia, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Jepang, Inggris,
Amerika Serikat dan China, berkorelasi positif terhadap Indeks Global SP Global
Universitas Sumatera Utara
45
1200 stock issue. Sedangkan IHSG: Pilipina dan Jerman berkorelasi negatif dengan Indeks Global.
II.3. Fungsi Bursa Saham