Perpindahan Panas Efektivitas pembelajaran IPA tentang perpindahan dan penghantar panas dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar pada siswa kelas IV SD Kanisius Prontakan.

D. Perpindahan Panas

Dalam Lisa Magloff 2002:11 diterangkan bahwa panas adalah gerakan atom. Ketika suatu zat menjadi lebih panas, atomnya bergerak lebih cepat. Energi panas selalu bergerak dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Contohnya, ketika sebuah panci digunakan untuk memasak di atas api. Panasnya segera menyebar ke atas dari panci bagian bawah yang paling dekat dengan api. Atom-atom dari bagian bawah panci tersebut menabrak atom-atom yang lebih dingin, lalu atom-atom yang lebih dingin tersebut mengambil gerakan dari atom-atom yang lebih panas. Lalu gerakan tersebut menyebar. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dimengerti bahwa salah satu sifat energi panas adalah dapat berpindah. Materi ini dipelajari dalam jenjang sekolah dasar kelas IV. Perpindahan panas dapat dibedakan menjadi tiga cara, yaitu: • Perpindahan panas secara Konduksi, yaitu perpindahan panas pada zat padat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian dari zat itu sendiri. Contohnya: pada saat mengaduk minum yang panas dengan menggunakan sendok dari alumunium. Lama-kelamaan panas dapat merambat sampai bagian ujung yang kita pegang. • Perpindahan panas secara Konveksi, yaitu perpindahan panas pada zat gas atau zat cair dengan diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu. Contohnya: pada saat memasak air, dengan percobaan kita memasukkan potongan-potongan kecil kertas. Yang akan terjadi adalah kertas tersebut lama-lama akan bergerak berputar dari bawah. Hal tersebut menunjukkan bahwa panas bergerak dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah. Air pada bagian bawah yang lebih dekat dengan sumber panas akan bergerak naik ke air yang lebih dingin. • Perpindahan panas secara Radiasi, yaitu perpindahan panas dari suatu benda panas ke suatu benda yang dingin melalui pancaran atau tanpa zat perantara. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan alam, 2008:140-142 Contohnya: pakaian basah yang dijemur di bawah terik matahari lama-kelamaan bisa menjadi kering karena terkena panas dari pancaran matahari tersebut.

E. Benda Penghantar dan Bukan Penghantar Panas

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terhadap hasil belajar siswa Pada materi litosfer

6 18 182

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1

0 5 15

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing.

0 0 331

Efektivitas pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I tentang penyebab perubahan lingkungan fisik melalui metode inkuiri semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

0 0 147

Efektivitas pencapaian hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I tentang penyebab perubahan lingkungan fisik melalui metode inkuiri semester genap tahun pelajaran 2009 2010

0 3 145

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing

0 1 329

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

1 1 9

Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa SD mealui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

0 0 11

Efektivitas pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan I melalui metode inkuiri terbimibing dalam hal pencapaian hasil belajar - USD Repository

0 1 137

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV A SD KANISIUS PUGERAN PADA MATERI BENDA TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG DALAM HAL PENCAPAIAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 20092010

0 0 133