variabel lingkungan belajar dengan variabel motivasi belajar akan meningkatkan prestasi belajar sebesar 0,021. Nilai signifikansi
koefisien regresi dari interaksi variabel lingkungan belajar dengan variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar
0,005 lebih kecil dari alpha yang digunakan dalam penelitian ini β3 =
0,005 α = 0,05 sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan anatara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa adalah
signifikan. Artinya, semakin lingkungan belajar siswa cenderung mendukung kondusif maka semakin kuat derajat hubungan antara
motivasi belajar dengan prestasi belajarnya. Sebaliknya, semakin lingkungan belajar siswa tidak mendukung untuk belajar maka akan
melemahkan derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajarnya. Secara umum, hasil pengujian hipotesis ini sesuai dengan
dugaan awal penelitian. Dengan demikian maka ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperolehnya nilai koefisien korelasi sebesar 0,532. Perhitungan statistik menunjukkan r
hitung
r
tabel
0,5320,2158. Deskripsi prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki prestasi belajar tinggi 73 siswa atau 87,95. Winkel 1996:162 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Prestasi belajar yang dicapai siswa SMA N 6 Yogyakarta menjadi cerminan keberhasilan siswa dan pihak sekolah dalam mencapai keberhasilan dalam
pencapaian prestasi belajar. Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yaitu motivasi belajar siswa yang tinggi.
Deskripsi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki motivasi belajar tinggi 40 siswa atau
48,19. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan Sardiman, 2008:73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki perasaan menyenangi materi, rasa
membutuhkan materi belajar, kesadaran akan pentingnya belajar untuk masa depan, ingin memperoleh penghargaan dan pengakuan, kepatuhan pada
orang tua dan ketakutan jika ketinggalan materi pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara variabel
motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa SMA N 6 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa besarnya motivasi belajar dapat digunakan untuk memprediksi tingkat prestasi belajar siswa SMA N 6
Yogyakarta. Hubungan yang positif antara variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar dapat diartikan semakin tinggi motivasi belajar siswa, maka
semakin tinggi prestasi belajarnya dan semakin rendah motivasi belajar siswa, maka semakin rendah prestasi belajarnya. Tumbuhnya motivasi
belajar dalam diri siswa akan mendorong untuk belajar secara optimal dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu segala
kondisi yang mampu menumbuhkan motivasi dalam diri siswa perlu diperhatikan dan ditingkatkan, baik oleh orang-orang dilingkungan sekitar
eksternal yaitu keluarga dan sekolah, serta oleh diri siswa itu sendiri internal. Motivasi belajar dapat ditumbuhkan dengan memberikan
dorongan dan perhatian dari orang tua dan guru. Motivasi dari dalam diri siswa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
belajar, semangat belajar, kontinuitas serta partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif locus
of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan koefisien regresi
β
3
sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,005 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel locus of control dengan
variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,668 lebih besar dari alpha
β3 = 0,668 α = 0,05. Deskripsi prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki prestasi belajar tinggi 73 siswa atau 87,95. Winkel 1996:162 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Prestasi belajar yang dicapai siswa SMA N 6 Yogyakarta menjadi cerminan keberhasilan siswa dan pihak sekolah dalam mencapai keberhasilan dalam
pencapaian prestasi belajar. Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yaitu motivasi belajar siswa yang tinggi.
Deskripsi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki motivasi belajar tinggi 40 siswa atau
48,19. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan Sardiman, 2008:73. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki perasaan menyenangi materi, rasa
membutuhkan materi belajar, kesadaran akan pentingnya belajar untuk masa depan, ingin memperoleh penghargaan dan pengakuan, kepatuhan pada
orang tua dan ketakutan jika ketinggalan materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Deskripsi locus of control menunjukkan bahwa locus of control sebagian besar siswa SMA N 6 Yogyakarta adalah internal 52 siswa atau
62,65. Locus of control yang merupakan konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu
pribadinya yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Seseorang yang memiliki locus of control internal dapat dilihat dengan
meningkatnya partisipasi di dalam kelas, kemauan untuk belajar dan menyiapkan materi pembelajaran serta mau memecahkan persoalan belajar
dengan berdiskusi bersama teman atau bertanya pada guru. Hal ini tentu akan berbeda dibandingkan pada seseorang yang memiliki locus of control
eksternal, yang menganggap segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah karena faktor di luar dirinya. Seseorang dengan locus of control
eksternal memiliki ciri cenderung gampang menyerah, kurang memahami potensi dalam dirinya dan memiliki kecemasan tinggi dibandingkan dengan
seseorang yang memiliki locus of control internal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control tidak mempengaruhi derajat hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa SMA N 6 Yogyakarta. Dalam hal ini maka tidak ada pengaruh positif locus of control
terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada siswa SMA N 6 Yogyakarta. Ini berarti pada kelompok siswa yang
cenderung memiliki locus of control internal maupun pada kelompok siswa yang cenderung memiliki locus of control eksternal, derajat hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi belajar dengan prestasi belajar tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan beberapa orang cenderung menjelaskan hasil-hasil yang
gemilang dengan mengaitkannya pada keberuntungan atau kebetulan, sementara yang lain masih tetap mempertahankan kontrol pribadi yang
tinggi walaupun perilakunya tidak mendapat penguatan. Kecenderungan ini tampak muncul dalam situasi dimana mereka tidak begitu yakin apakah
keberhasilan perilaku disebabkan oleh keahlian atau cuma kebetulan JessGregory J. Feist, 2008:443
3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif lingkungan
belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan koefisien regresi
β
3
sebesar 0,021 dan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai
signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel lingkungan belajar dengan variabel motivasi belajar terhadap prestasi belajar adalah sebesar
0,005 lebih kecil dari alpha β3 = 0,005 α = 0,05.
Deskripsi prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki prestasi belajar tinggi 73 siswa atau
87,95. Winkel 1996:162 mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar yang dicapai siswa SMA N 6 Yogyakarta menjadi cerminan
keberhasilan siswa dan pihak sekolah dalam mencapai keberhasilan dalam pencapaian prestasi belajar. Hal ini tentu dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya yaitu motivasi belajar siswa yang tinggi. Deskripsi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa SMA N 6 Yogyakarta memiliki motivasi belajar tinggi 40 siswa atau 48,19. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan Sardiman, 2008:73. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa memiliki perasaan menyenangi materi, rasa membutuhkan materi belajar, kesadaran akan pentingnya belajar untuk
masa depan, ingin memperoleh penghargaan dan pengakuan, kepatuhan pada orang tua dan ketakutan jika ketinggalan materi pembelajaran.
Deskripsi lingkungan belajar siswa SMA N 6 Yogyakarta menunjukkan bahwa lingkungan belajar sebagian besar siswa SMA N 6
Yogyakarta adalah mendukung 55 orang atau 66,27. Lingkungan belajar yaitu suatu tempat atau suasana keadaan yang mempengaruhi proses
perubahan tingkah laku manusia Mariyana, 2009:17. Lingkungan merupakan tempat dimana seseorang bertumbuh dapat dibedakan menjadi
tiga aspek, yaitu: 1 lingkungan sekolah, merupakan lingkungan dimana siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan likungan sekolah yang mampu menciptakan kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru untuk dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2 Lingkungan keluarga adalah tempat dimana seorang anak tinggal bersama orang tua dan
saudara. Terciptanya kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang
nyaman merupakan faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak. 3 Lingkungan Masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia sebagai makhluk sosial, seorang anak tumbuh dan berkembang juga dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi lingkungan belajar siswa baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran akan
berdampak pada meningkatnya derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa SMA N 6 Yogyakarta.
Dalam hal ini pengaruf positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa dapat diartikan bahwa
semakin kondusif lingkungan belajar siswa maka derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa akan meningkat. Sebaliknya,
semakin lingkungan belajar siswa tidak kondusif maka derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa rendah. Lingkungan
belajar siswa merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dan dikondisikan sebaik mungkin. Lingkungan yang kondusif akan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
situasi menjadi nyaman untuk belajar sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar sehingga memperoleh prestasi tinggi. Lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat dimana siswa tumbuh dan berkembang sebaiknya berada dalam kondisi yang optimal sehingga mendukung bagi
proses belajar siswa. Kondisi lingkungan belajar siswa yang kondusif contohnya: perhatian dari kedua orang tua, hubungan harmonis antar
anggota keluarga, kelengkapan fasilitas belajar di rumah, perhatian dari guru dan teman, hubungan harmonis antar warga sekolah, kelengkapan fasilitas
belajar di sekolah, cara mengajar guru baik, lingkungan sekolah tenang dan nyaman, lingkungan masyarakat tertata rapi dan tidak bising serta hubungan
harmonis antar warga masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB VI PENUTUP