Pengaruh locus of control dan lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta.
viii
ABSTRAK
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta
Monica Diah Eka Rahayu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 6 Yogyakarta, Terban, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 6 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 86 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,532 > rtabel = 0,2158); (2) tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α = 0,05).
(2)
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND THE LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE CORRELATION BETWEEN THE
STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT
A Case Study on students of SMA N 6 Yogyakarta
Monica Diah Eka Rahayu Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know: (1) the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement; (2) the influence of locus of control to the correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement; (3) the influence of the learning environment towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement.
This research is a case study at SMA N 6 Yogyakarta 2010-2011 Academic Year. The research populations are 168 students of SMA N 6 Yogyakarta majored in Science. The samples are 86 students of XI grade. The research was done from May until June 2011. The technique of taking samples was Purposive Sampling method. The techniques of data analysis were Simple linear regression and linear regression developed by Chow.
The result of the data analysis shows that, (1) there is positive correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement (rcount = 0,532 > rtable = 0,2158); (2) there is no influence of locus of control towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) there is positive influence of the students’ learning environment towards the correlation between students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α = 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi pendidikan Akuntansi
Oleh:
Monica Diah Eka Rahayu 071334028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
(4)
i
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus pada Siswa SMA N 6 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi pendidikan Akuntansi
Oleh:
Monica Diah Eka Rahayu 071334028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
PENG
MO
Dosen P
Drs. FX
GARUH
L
BELAJA
OTIVASI
Studi
Pembimbing
X Muhadi, M
LOCUS OF
AR TERH
BELAJA
i Kasus pad
Monic Tela g M.Pd ii SKRIPSI
F CONTR
HADAP H
AR DENGA
da Siswa SM
Oleh:
ca Diah Eka
071334028
ah disetujui
ROL
DAN
HUBUNGA
AN PRES
MA N 6 Yogy
a Rahayu 8 i oleh: Tangga
LINGKU
AN ANTA
STASI BEL
yakartaal: 27 Juli 2
UNGAN
RA
LAJAR
(6)
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
♥
Allah Bapa, Tuhan Yesus dan
Bunda Maria
♥
Bapak, Ibu yang sungguh luar biasa
♥
Adikku Natalia Dhita Prabasari
tersayang
♥
Albert Bagasworo tercinta
♥
Almamaterku Universitas Sanata
(8)
v
MOTTO
“Tak Perlu mengkhawatirkan masa lalu dan mencemaskan
masa depan, karena sesungguhnya Tuhan telah
mempersiapkan rencana terbaikNya...”
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka
kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan.
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan.”
(Mat 7:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2011 Penulis
(10)
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Monica Diah Eka Rahayu
Nomor Mahasiswa : 071334028
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan kata, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2011 Penulis
Monica Diah Eka Rahayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
viii
ABSTRAK
PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi kasus pada siswa SMA N 6 Yogyakarta
Monica Diah Eka Rahayu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (2) pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus di SMA N 6 Yogyakarta, Terban, Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011. Populasi adalah siswa Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam SMA N 6 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI yang berjumlah 86 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data penelitian menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier yang dikembangkan oleh Chow.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (rhitung = 0,532 > rtabel = 0,2158); (2) tidak ada pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α = 0,05).
(12)
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND THE LEARNING ENVIRONMENT TOWARDS THE CORRELATION BETWEEN THE
STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT
A Case Study on students of SMA N 6 Yogyakarta
Monica Diah Eka Rahayu Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This research aims to know: (1) the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement; (2) the influence of locus of control to the correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement; (3) the influence of the learning environment towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement.
This research is a case study at SMA N 6 Yogyakarta 2010-2011 Academic Year. The research populations are 168 students of SMA N 6 Yogyakarta majored in Science. The samples are 86 students of XI grade. The research was done from May until June 2011. The technique of taking samples was Purposive Sampling method. The techniques of data analysis were Simple linear regression and linear regression developed by Chow.
The result of the data analysis shows that, (1) there is positive correlation between the students’ learning motivation and students’ achievement (rcount = 0,532 > rtable = 0,2158); (2) there is no influence of locus of control towards the correlation between the students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,005; ρ = 0,668 > α = 0,05); (3) there is positive influence of the students’ learning environment towards the correlation between students’ learning motivation and the students’ achievement (β3 = 0,021; ρ = 0,005 < α = 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul: “PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN
LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN ANTARA
MOTIVSI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA“. Studi kasus
pada SMA N 6 Yogyakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak L. Saptono S.Pd., M.Si., Selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Akuntansi.
4. Bapak Drs. FX Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang
(14)
xi
masukan, saran dan pengarahan demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas semuanya.
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. dan bapak Agustinus
Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji skripsi serta memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi, terima kasih atas
bekal ilmu dan pengalaman berharga yang telah diberikan selama ini.
7. Seluruh karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi
atas bantuan dan pelayanan yang telah diberikan selama penulis kuliah.
8. Bapak dan ibu guru SMA N 6 Yogyakarta serta seluruh siswa-siswi
SMA N 6 Yogyakarta yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Simbah kakung “Sosro Haryono” yang ditengah kekurangannya tak
pernah lelah memberikan doa kepada penulis.
10. Ayahku “Robertus Sumpeno” dan Ibuku “Yustina Kadaryatmi” serta
adikku tersayang “Natalia Dhita Prabasari”. Terima kasih atas doa serta curahan perhatian, kasih sayang, semangat, serta bantuan baik moral maupun material. Tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa.
11. Sayangku “Albertus Bagasworo” yang selalu sabar, penuh perhatian
dan membuat hari-hari penulis menjadi ceria serta bermakna...terima kasih cinta...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xii
12. Pak Tik dan Bu Sri, serta Alfon. Terima kasih banyak atas nasehat
serta perhatian yang selalu diberikan kepada penulis.
13. Seluruh teman di kost Pringgodani 13, terlebih sahabat-sahabatku
Yoyo, Mbak Ririn, Tina, Okty, Rita, Ita. Betapa bahagianya punya sahabat seperti kalian, selalu menemani saat senang maupun susah.
Love you all...
14. Sahabat seangkatan Sisca, Mega, Umi, Siwi, Frisca, Mimi. Tetep
kompak dan terima kasih atas bantuan, motivasi dan pengalaman bersama kalian selama ini.
15. Seluruh teman PAK A&B angkatan 2007, terima kasih untuk
kebersamaan yang kita lalui selama berproses di Pendidikan Akuntansi.
16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,
yang tidak dapat disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan massukan dari para pembaca demi menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Yogyakarta, 26 Agustus 2011 Penulis
(16)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 7
A. Tinjauan Teoritik ... 7
1. Prestasi Belajar ... 7
a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar ... 7
b. Definisi Prestasi ... 10
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 11
2. Motivasi ... 18
a. Definisi ... 18
b. Teori Tentang Motivasi ... 19
c. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 21
3. Locus of Control ... 22
a. Definisi ... 22
b. Jenis-jenis locus of control ... 24
4. Lingkungan Belajar ... 26
a. Definisi ... 26
b. Macam-Macam Lingkungan Belajar ... 26
B. Kerangka Berpikir ... 31
C. Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xiv
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 37
E. Teknik Pengumpulan data ... 42
F. Pengujian Instrumen Penelitian... 43
G. Teknik Analisis Data ... 48
1. Analisis Profil Responden ... 48
2. Deskripsi data penelitian ... 48
3. Uji Prasyarat Analisis ... 48
4. Pengujian hipotesis ... 50
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 52
A. Sejarah berdirinya SMA N 6 yogyakarta ... 52
B. Visi Misi SMA N 6 Yogyakarta... 57
C. Kurikulum SMA N 6 Yogyakarta ... 60
D. Organisasi Sekolah ... 63
E. Sumber Daya Manusia ... 64
F. Siswa SMA N 6 Yogyakarta ... 65
G. Kondisi Fisik dan Lingkungaan Sekolah ... 66
H. Sarana Prasarana Sekolah ... 67
I. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 70
J. Pedoman Penilaian Sikap Akhlak Siswa ... 71
K. Prestasi Bidang penelitian Tingkat Nasional ... 75
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 81
A. Deskripsi Data ... 81
1. Deskripsi Responden Penelitian ... 81
2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 82
B. Analisis Data ... 86
1. Pengujian Prasyarat analisis ... 86
a. Uji Normalitas ... 86
b. Uji Linearitas ... 87
2. Pengujian Hipotesis... 87
a. Pengujian Hipotesis I ... 87
b. Pengujian Hipotesis II ... 90
c. Pengujian Hipotesis III ... 92
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 94
1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 94
2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 96
3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa ... 99
BAB VI PENUTUP ... 103
A. Kesimpulan ... 103
B. Keterbatasan Penelitian ... 104
(18)
xv
DAFTAR PUSTAKA ... 108
LAMPIRAN ... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasional Variabel Motivasi Belajar ... 38
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel Locus of Control ... 39
Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar ... 39
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 44
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 45
Table 3.6 Hasil Pengujian Uji Validitas Variabel Locus of Control ... 46
Tabel 3.7 Interpretasi Hasil Uji Reliabilitas ... 47
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 48
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas X Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 61
Tabel 4.2 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 62
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Negeri 6 Yogyakarta Kelas XI dan XII Program IPS Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63
Tabel 4.4 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 6 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 63
Tabel 4.5 Status dan Pendidikan Guru SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 64
Tabel 4.6 Tabel Status dan Pendidikan Karyawan SMA NEGERI 6 Yogyakarta ... 65
Tabel 4.7 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jumlah Kelas... 65
Tabel 4.8 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas Paralelnya ... 66
Tabel 4.9 Skor Pelanggaran ... 71
Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ... 81
Tabel 5.2 Deskripsi Prestasi Belajar ... 82
Tabel 5.3 Deskripsi Motivasi Belajar ... 83
Tabel 5.4 Deskripsi Lingkungan Belajar ... 84
Tabel 5.5 Deskripsi Locus of Control ... 85
Tabel 5.6 Rangkuman Uji Normalitas Data ... 86
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 87
Tabel 5.8 correlations (Uji Hipotesis I) ... 88
Tabel 5.9 Coefficients (Perhitugan t hitung Hipotesis I) ... 90
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Hipotesis ... 91
(20)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian ... 110
LAMPIRAN II Output Uji Validitas ... 119
LAMPIRAN III Data Induk Penelitian ... 126
LAMPIRAN IV Output Uji Normalitas dan Linearitas ... 137
LAMPIRAN V Data Statistik dan Uji Hipotesis ... 139
LAMPIRAN VI PAP II ... 145
LAMPIRAN VII Surat Penelitian ... 150
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang menginginkan hidup yang baik, harapan besar akan masa depan yang cerah. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti program pendidikan. Semua orang yang mengenyam dunia pendidikan menaruh harapan yang sangat besar akan masa depannya. Belajar memang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi kebanyakan orang akan lebih memilih pendidikan formal yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga atau swasta, yang memiliki aturan serta tata-cara yang jelas.
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sistem pendidikan di Indonesia saat ini bisa dikatakan masih jauh dari kualitas atau mutu yang baik. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Sehubungan dengan mentalitas masyarakat Indonesia yang buruk, seharusnya pendidikan dapat berperan untuk mendayagunakan sikap serta gaya hidup masyarakat, terlebih guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya (Mulyasa, 2005:15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
Pada era globalisasi, Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, mulai dari perbaikan kurikulum secara terus menerus hingga menganggarkan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN yang direalisasikan dengan adanya dana BOS. Hasilnya, pendidikan di Indonesia kini mulai berbenah menuju arah yang lebih baik. Berbagai fasilitas yang kurang baik mulai diperbaiki dan menambah fasilitas baru yang menunjang bagi sekolah. Proses pendidikan di sekolah kini juga lebih mengembangkan siswa untuk dapat memiliki kompetensi tertentu, bukan hanya sekedar mampu menyelesaikan suatu materi.
Prestasi belajar menjadi masalah terpenting dan menjadi perhatian utama, karena hampir semua pelaku dunia pendidikan menganggap bahwa tolok ukur berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar dengan melihat hasil prestasi belajarnya, begitu juga bagi siswa-siswi SMA N 6 Yogyakarta. Sebagai salah satu sekolah favorit yang dipandang memiliki prestasi cukup baik di DIY, banyak orang tua yang mempercayakan anak-anak mereka untuk belajar di SMA N 6 Yogyakarta dengan harapan anak-anak mereka memperoleh pendidikan yang baik. Bagi orang tua dan juga siswa, prestasi belajar di sekolah massih menjadi tolok ukur penting bagi keberhasilan dalam belajar. Bagi siswa, tahu sebab-sebab dari hasil prestasi belajar akan menungkinkan timbulnya keinginan untuk terus memperbaiki prestasi belajar. Adapun guna mempertahankan prestasi siswa agar tetap baik, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah faktor motivasi serta kondisi
(24)
3
lingkungan belajarnya. Seorang siswa akan termotivasi untuk belajar karena memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu prestasi belajar yang memuaskan.
Motivasi tiap orang untuk mengikuti pendidikan formal di sekolah sangat berbeda-beda. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008:73). Motivasi tumbuh dalam diri seseorang yang membuat orang itu ingin melakukan sesuatu atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai suatu keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Oleh karena itu, seorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi bisa saja gagal dalam belajar karena kekurangan motivasi dalam dirinya (Sardiman, 2008:75). Motivasi belajar dalam diri sebagian besar siswa-siswi SMA N 6 Yogyakarta dapat dikatakan cukup baik. Kelengkapan fasilitas belajar serta kemauan untuk belajar cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam berpartisipassi baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan di luar kelas.
Adanya motivasi belajar dalam diri siswa, tentu dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempatnya belajar. Pada dasarnya lingkungan tempat belajar meliputi tiga hal, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Jika kondisi lingkungan belajar kurang diperhatikan, maka akan mengganggu proses belajar. Misalnya tinggal dengan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
yang sering ribut, tidak diberlakukannya jam masyarakat dilingkungan tempat tinggal, bangunan sekolah yang sudah tidak layak, dan sebagainya. Karena itu lingkungan belajar perlu diperhatikan jika ingin prestasi siswa memuaskan. Lingkungan sekolah SMA N 6 Yogyakarta yang terletak di tepi jalan raya yang ramai perlu diperhatikan dan dikondisikan agar tidak mempengaruhi siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar siswa yang utama adalah dilakukan di sekolah. Karena apabila suasana menyenangkan maka motivasi belajar pasti akan bertambah.
Disamping itu bagaimana seorang siswa dalam menyikapi segala persoalan yang terjadi dalam hidupnya, atau yang biasa disebut dengan istilah locus of control juga perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Setiap orang akan memiliki cara pandang tersendiri dalam melihat segala hal yang menyebabkan sesuatu terjadi dalam dirinya. Misalkan seseorang mengalami kegagalan dalam ujian, dia menganggap bahwa dirinya tidak pintar (faktor internal), akan tetapi ada juga yang berfikir bahwa kegagalan disebabkan karena kondisi tempat test sedang bising (faktor eksternal). Locus of control yang berbeda akan menimbulkan cara bersikap yang berbeda serta tindakan yang akan diambil berbeda pula.
Berkaitan dengan hal diatas, maka siswa sekolah sangat memerlukan dorongan atau motivasi dan lingkungan belajar yang baik supaya prestasi belajar mereka maksimal. Akan tetapi prestasi belajar yang menurun masih saja sering terjadi. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan evaluasi dan
(26)
5
perbaikan dengan bantuan pihak-pihak yang terkait, diantaranya guru dan orang tua.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil topik “Pengaruh Locus of control dan Lingkungan Belajar Terhadap Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.”
B. Rumusan masalah
Dalam penyusunan proposal penelitian ini masalah yang coba ingin diungkap oleh penulis adalah:
1. Apakah ada hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?
2. Apakah ada pengaruh Locus of Control terhadap hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?
3. Apakah ada pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
2. Mengetahui pengaruh Locus of Control terhadap hubungan antara
Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
3. Mengetahui pengaruh Lingkungan Belajar terhadap hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:
1. Bagi Siswa
Sebagai bahan referensi tentang cara peningkatan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebaga bahan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan prestasi peserta didik serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan guna perkembangan prestasi akademik peserta didik.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa, sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan serta membantu pengembangan ilmu pengetahuan.
(28)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritik
1. Prestasi Belajar
a. Definisi dan Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”
Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual (Dimyati, 1999:42).
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian para peserta didik terhadap bahan yang diajarkan diperlukan untuk mendukung proses belajar mengajar dan supaya siswa dapat memahami bahan yang diajarkan. Perhatian terhadap suatu bahan pelajaran yang dirasa menarik tentu akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik itu sendiri (Dimyati, 1999:42).
2) Keaktifan
Seseorang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Dorongan inilah yang diperlukan dalam proses belajar, karena dalam proses belajar dibutuhkan kemampuan atau dorongan untuk mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati hingga kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik dapat meliputi membaca dan menulis. Sedangkan kegiatan psikis misalnya adalah memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, dan sebagainya (Dimyati, 1999:42).
(30)
9
3) Keterlibatan Langsung
Belajar haruslah dilakukan sendiri, belajar adalah mengalami. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey (dalam Dimyati, 1999:46) dengan learning by doing. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif dengan cara problem solving.
4) Pengulangan
Seperti pisau yang harus terus diasah supaya tetap tajam, proses belajar yang terus diulang ulang akan membuat kegiatan belajar akan menjadi sempurna. Thorndike (dalam Dimyati, 1999:46) mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pada intinya dalam belajar tetap diperlukan latihan atau pengulangan.
5) Tantangan
Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan dalam bahan belajar. Tantangan yang dihadapi akan membuat siswa terdorong dan berusaha untuk dapat mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
6) Balikan atau Penguatan
Siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik akan merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Menurut B. F. Skinner (dalam Dimyati, 1999:48) penguatan yang diperlukan tidak hanya yang bersifat positif, akan tetapi penguatan negatif juga dapat memperkuat belajar.
7) Perbedaan Individual
Siswa merupakan individu yang unik, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian maupun sifat-sifatnya. Akan tetapi perbedaan ini bukanlah suatu hambatan, melainkan suatu dorongan untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Perbedaan ini perlu diperhatikan dengan menggunakan strategi dan metode belajar yang sesuai.
b. Definisi Prestasi
Prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
(32)
11
Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”
Menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
(ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar) Dengan demikian maka prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh seseorang yang telah melakukan proses belajar. Prestasi belajar yang diperoleh setiap siswa berbeda-beda, tergantung dari bagaimana hasil evaluasi belajar selama proses belajar itu berlangsung.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat , minat, motivasi, kematangan, kesiapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Menurut Mudzakir dan Sutrisno (1997: 155-168) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan kedalam dua faktor yaitu, faktor intern (faktor dalam diri manusia) dan faktor ekstern (faktor dari luar manusia).
(1) Faktor Internal
Faktor internal meliputi: (a) Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda.
Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
(b) Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak
(34)
13
pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.
(c) Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap idaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
(d) Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
(e) Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti : memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.
(2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi :
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
(1) Perhatian Orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi
(36)
15
belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
(2) Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
(3) Hubungan antara anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.
b) Lingkungan Sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
(1) Guru
Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa. (2) Faktor alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa. (3) Kondisi gedung
Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti;
(a) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan
(38)
17
(c) Lantai tidak becek, licin atau kotor
(d) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar
c) Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial (Masyarakat) (1) Faktor mas media
Meliputi : bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang
akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu
yang dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar. (2) Lingkungan sosial
(a) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. (b) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak
untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
(c) Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
2. Motivasi
a. Definisi
Sudah umum orang menyebut kata “motif” untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (Sardiman, 2008:73).
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2008:73).
Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008:73).
(40)
19
b. Teori Tentang Motivasi
Teori tentang motivasi lahir dan awal perkembangannya ada di kalangan para psikolog. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu berhubungan dengan kebutuhan kebutuhan pokok (Abraham H. Maslow, 1984:39), diantaranya adalah teori tentang kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri, serta kebutuhan akan perwujudan diri.
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan yang biasanya dijadikan titik tolak teori motivasi adalah apa yang disebut dengan teori fisiologis. Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dalam diri manusia. Kebutuhan fisiologis dalam diri manusia diantaranya adalah rasa lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan sebagainya (Sardiman, 2008:80). Dalam diri manusia yang merasa kekurangan segala-galanya dalam dirinya, besar sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar adalah kebutuhan fisiologis.
2) Kebutuhan akan keselamatan.
Apabila kebutuhan fisiologis relatif terpenuhi maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru yang dapat dikategorikan dalam kebutuhan-kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, kebebasan dari rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas kekuatan pada diri pelindung, dan sebagainya). 3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta.
Apabila kebutuhan-kebutuhan akan fisiologis dan keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan-kebutuhan akan cinta, rasa kasih, dan rasa memiliki, dan seluruh daur yang telah digambarkan diulang kembali dengan menempatkan hal-hal ini sebagai titik pusat yang baru.
Dalam masyarakat kita rintangan terhadap pemenuhan kebutuhan ini merupakan inti yang paling sering ditemukan dalam berbakai kasus yang menunjukkan kegagalan untuk menyesuaikan diri.
4) Kebutuhan akan Harga diri
Semua orang dalam masyarakat kita mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat, dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat, atau harga diri, dan penghargaan akan orang-orang lainnya.
Pemenuhan kebutuhan akan harga diri membawa perasaan percaya pada diri sendiri, kegunaan, kekuatan, kapabilitas, dan kelaikan akan kegunaan dan rasa diperlukan oleh dunia. Tetapi rintangan menuju pemenuhan kebutuhan ini menimbulkan perasaan-perasaan rendah diri, kelemahan, dan tidak berdaya.Pada
(42)
21
gilirannya perasaan-perasaan ini melahirkan keputusan yang mendasar atau jika tidak demikian berbagai kecenderungan kompensatif.
5) Kebutuhan akan perwujudan diri
Sekalipun semua kebutuhan telah terpenuhi, kita masih sering merasa bahwa segera akan berkembang suatu perasaan tidak puas dan kegelisahan yang baru, kecuali apabila orang itu melakukan apa yang secara individual sesuai baginya.
c. Bentuk-Bentuk-Bentuk Motivasi
Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah (Sardiman, 1986:91), diantaranya adalah member angka, Ego-involvement, memberi ulangan, pujian, dan sebagainya.
1) Memberi angka.
Dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya.Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Namun demikian semua itu harus diingat bahwa pencapaian angka belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
2) Ego-involvement.
Menumbuhkan kesadaran kepada para siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang penting.
3) Memberi ulangan.
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan nada ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi.
4) Mengetahui hasil.
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
5) Pujian.
Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberian harus tepat.
3. Locus of Control
a. Definisi
Elemen utama dari teori Rotter adalah konsep kontrol eksternal versus internal dari reinforcement, atau lokus kontrol (locus of
(44)
23
control). Ada ekspektasi umum di mana tindakan individu sendiri akan menyebabkan munculnya hasil akhir yang diinginkan atau terdapat keyakinan bahwa hal di luar diri, seperti kesempatan atau kekuatan lain, menentukan apakah hasil-hasil yang diinginkan akan terjadi. Rotter percaya bahwa individu memiliki disporsisi yang stabil, selain peran penting dari situasi, dalam menentukan perilakunya. (Howard&Miriam, 2008:275)
Konsep Locus of control adalah bagian dari teori belajar sosial (Social Learning Theory) yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pujian dan hukuman terhadap kehidupan seseorang (Pervin, 1984 dalam Bart Smet, 1994:181). Menurut Lefcourt “Locus of control” mengacu pada:
“derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekwensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (kontrol internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (kontrol eksternal).”
Locus of control (LoC) adalah sikap seseorang dalam mengartikan sebab dari suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya. Atau dapat juga diartikan bagaimana seseorang mengartikan sebab musabab dari suatu peristiwa. (http://www.masbow.com/2008/10/locus-of-control.html)
Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter yaitu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
seseorang mengenai sumber penentu pribadinya. Locus of control sebagai persepsi seseorang terhadap sumber-sumber yang mengontrol kejadian-kejadian dalam hidupnya.
b. Jenis-jenis locus of control
Dalam pandangan awalnya, Rotter melihat lokus kontrol sebagai variabel perbedaan individual yang stabil yang memiliki dua dimensi (internal dan eksternal) yang mempengaruhi berbagai perilaku dalam sejumlah konteks yang berbeda.
1) Internal locus of control
Seseorang dengan locus of control internal adalah seseorang yang berfikir bahwa diri merekalah yang bertanggungjawab atas terjadinya sesuatu. Orang dengan locus of control internal lebih berorientasi pada keberhasilan karena mereka menganggap perilaku mereka dapat menghasilkan efek positif dan juga mereka lebih cenderung tergolong ke dalam high-achiever (Findley&Cooper, 1983 dalam Howard&Miriam, 2008:275). Orang dengan locus of control internal cenderung memiliki karakteristik rasa percaya diri tinggi, mandiri, lebih ulet, mempunyai daya tahan yang lebih kuat serta tahan dalam menghadapi pengaruh sosial, dan dapat melakukan kontrol terhadap lingkungannya dengan kemampuan dan ketrampilan diri serta usaha-usaha yang dilakukan (Merli, 2007:20).
(46)
25
2) Eksternal Locus of control.
Seseorang dengan locus of control eksternal adalah mereka yang seringkali bersyukur (atau menyalahkan) atas keberuntungan, petaka, keadaan dirinya atau keadaan diluar dirinya. Individu dengan locus of control eksternal cenderung menunjukkan sikap menyerah, merasa tidak berdaya dan memiliki kecemasan yang tinggi akan apa yang kan terjadi. Orang dengan locus of control eksternal cenderung kurang independen dan lebih mungkin menjadi depresif dan stres, seperti yang diperkirakan oleh Rotter (Rotter, 1994 dalam Howard&Miriam, 2008:275).
Locus of control yang ada dalam diri individu tentu saja berubah seiring dengan terpengaruhinya faktor-faktor (Merli, 2007: 21) yaitu: (a) Usia, seiring dengan perkembangan seorang individu dari anak-anak menjadi dewasa, individu selalu belajar untuk menjadi manusia yang lebih efektif. Kecenderungan itu membuat seorang individu belajar untuk memahami setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Locus of control berubah seiring dengan pertambahan usia, dari kecenderungan eksternal menjadi internal. (b) Pengalaman akan suatu perubahan keadaan yang cenderung labil dan tak pasti dalam kehidupan seorang individu akan mendorong locus of control lebih eksternal, (c) Generalitas dan stabilitas perubahan, (d) Pelatihan dan pengalaman, (e) Efek terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(47)
4. Lingkungan Belajar
a. Definisi
Secara harafiah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan diartikan sebagai suatu tempat yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Sedangkan menurut kamus Bahasa Inggris Environment diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan atau suasana. (Mariyana, 2009:16)
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Dari perpaduan kata “lingkungan” dan “belajar”, secara sederhana dapat dirumuskan pengertian lingkungan belajar, yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia. (Mariyana, 2009:17)
b. Macam-Macam Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar meliputi tiga aspek, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
1) Lingkungan sekolah.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang baik merupakan likungan sekolah yang mampu menciptakan
(48)
27
kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Yang dimaksud sekolah, antara lain : a) Guru
Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa.
b) Faktor alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratotium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa.
c) Kondisi gedung
Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
(1) Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan
(2) Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor (3) Lantai tidak becek, licin atau kotor
(4) Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar
2) Lingkungan Keluarga.
Seorang anak tumbuh dan berkembang dalam keluarga. Sebagian besar dari watak, perilaku dan sifat anak terbentuk dalam keluarga. Terciptanya kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak.
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
a) Perhatian Orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi.
(50)
29
Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b) Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c) Hubungan antar anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.
3) Lingkungan Masyarakat
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk social, seorang anak tumbuh dan berkembang juga dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal. Salah satu contoh peran penting lingkungan masyarakat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
meningkatkan prestasi adalah dengan adanya jam belajar masyarakat (JBM).
a) Faktor mas media
Meliputi: bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan
menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang
dipergunakan, hingga lupa tugasbelajar. b) Lingkungan sosial
(1) Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. (2) Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak
untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
(3) Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh
dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
(52)
31
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang secara umum dinamakan motivasi. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan motivasi. “Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi belajar diyakini berpengaruh positif terhadap prestasi belajar seseorang. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama disadari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik (Sardiman, 2008:85).
2. Pengaruh locus of control terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Motivasi diperlukan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, termasuk aktifitas belajar. Dorongan dan semangat dari dalam diri individu untuk belajar menjadikannya lebih giat belajar dan harapannya prestasi belajar akan meningkat menjadi semakin baik. Hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh locus of control.
Locus of control yang merupakan konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu pribadinya yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal diyakini akan memberikan pengaruh yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Pada seseorang yang memiliki locus of control internal, maka akan meningkatkan derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki locus of control internal cenderung memiliki ciri ulet, pantang menyerah dan rasa percaya diri tinggi. Meningkatnya derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar pada seseorang yang memiliki locus of control internal dapat dilihat dengan meningkatnya partisipasi di dalam kelas, kemauan untuk belajar dan menyiapkan materi pembelajaran serta mau memecahkan persoalan belajar dengan berdiskusi bersama teman atau bertanya pada guru. Hal ini tentu akan berbeda dibandingkan pada seseorang yang memiliki locus of control eksternal, yang menganggap segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah karena faktor di luar dirinya. Seseorang dengan locus of control eksternal memiliki ciri cenderung gampang menyerah, kurang memahami potensi dalam dirinya dan memiliki kecemasan tinggi dibandingkan dengan seseorang yang memiliki locus of control internal.
(54)
33
Kondisi yang seperti ini diduga akan membuat derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar menjadi rendah.
3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
Motivasi diperlukan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, termasuk aktifitas belajar. Dorongan dan semangat dari dalam diri individu untuk belajar menjadikannya giat belajar dan harapannya prestasi belajar akan meningkat menjadi semakin baik. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Tinggi rendahnya hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia ( Mariyana, 2009:17). Lingkungan merupakan tempat dimana seseorang bertumbuh dapat dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) lingkungan sekolah, merupakan lingkungan dimana siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang baik merupakan likungan sekolah yang mampu menciptakan kondisi yang kondisif bagi siswa maupun guru untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. (2) Lingkungan keluarga adalah tempat dimana seorang anak tinggal bersama orang tua dan saudara. Terciptanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
kondisi keluarga yang damai dan tenteram akan membuat anak mampu belajar dengan baik. Lingkungan keluarga yang nyaman merupakan faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang anak. (3) Lingkungan Masyarakat, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, seorang anak tumbuh dan berkembang juga dipengaruhi lingkungan tempatnya tinggal. Salah satu contoh peran penting lingkungan masyarakat dalam meningkatkan prestasi adalah dengan adanya jam belajar masyarakat (JBM).
Pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga kuat akan berbeda pada kondisi yang berbeda. Seseorang yang tinggal di lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) yang kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga tinggi. Hal ini dikarenakan lingkungan yang kondusif akan membuat situasi menjadi nyaman untuk belajar sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar sehingga memperoleh prestasi tinggi. Sebaliknya, pada kondisi dimana lingkungan belajar tidak kondusif, derajat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar diduga rendah. Hal ini dikarenakan kurang kondusifnya suatu lingkungan akan membuat motivasi belajar berkurang yang berakibat pada rendahnya prestasi belajar.
Berdasarkan uraian diatas maka paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
(56)
35
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1: Ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
Hipotesis 2: Ada pengaruh positif Locus of control terhadap hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
Hipotesis 3: Ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA N 6 Yogyakarta.
Motivasi belajar Prestasi belajar
Locus of control Lingkungan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(57)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tentang pengaruh locus of control dan lingkungan belajar
terhadap hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa, pada siswa kelas XI SMA 6 Yogyakarta ini termasuk jenis penelitian studi kasus. Sebagian generalisasi dari hasil penelitian ini hanya berlaku bagi siswa SMA N 6 Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA N 6 Yogyakarta, Jl. C. Simanjuntak No 2, Terban, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari subjek yang diteliti meliputi siswa SMA N 6 Yogyakarta, yang beralamat di Jl. C. Simanjuntak No 2 Yogyakarta yang berjumlah 168 siswa.
(58)
37
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001:78). Pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi yang akan diteliti adalah homogen, yaitu kelas XI jurusan IPA sehingga ukuran sampel yang diambil dianggap cukup merepresentasikan keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti berjumlah 86 orang.
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Definisi Variabel
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang membentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi belajar. Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008:73). Berikut ini merupakan tabel operasional variabelnya (diambil dari Merli, 2007:34):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
(2)
PERCENTAGE POINTS OF THE T DISTRIBUTION Tail Probabilities
One Tail 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 0.0005 Two Tails 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.002 0.001
---+---+--- D 1 | 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66 318.3 637 | 1 E 2 | 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.330 31.6 | 2 G 3 | 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.210 12.92 | 3 R 4 | 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.610 | 4 E 5 | 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.869 | 5 E 6 | 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.959 | 6 S 7 | 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.408 | 7 8 | 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.041 | 8 O 9 | 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781 | 9 F 10 | 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.587 | 10 11 | 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.437 | 11 F 12 | 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.318 | 12 R 13 | 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.221 | 13 E 14 | 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.140 | 14 E 15 | 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.073 | 15 D 16 | 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.015 | 16 O 17 | 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.965 | 17 M 18 | 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.922 | 18 19 | 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.883 | 19 20 | 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.850 | 20 21 | 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.819 | 21 22 | 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.792 | 22 23 | 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.768 | 23 24 | 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.745 | 24 25 | 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.725 | 25 26 | 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.707 | 26 27 | 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.690 | 27 28 | 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.674 | 28 29 | 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.659 | 29 30 | 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.646 | 30 32 | 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 3.365 3.622 | 32 34 | 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 3.348 3.601 | 34 36 | 1.306 1.688 2.028 2.434 2.719 3.333 3.582 | 36 38 | 1.304 1.686 2.024 2.429 2.712 3.319 3.566 | 38 40 | 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.551 | 40 42 | 1.302 1.682 2.018 2.418 2.698 3.296 3.538 | 42 44 | 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 3.286 3.526 | 44 46 | 1.300 1.679 2.013 2.410 2.687 3.277 3.515 | 46 48 | 1.299 1.677 2.011 2.407 2.682 3.269 3.505 | 48 50 | 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 3.261 3.496 | 50 55 | 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 3.245 3.476 | 55 60 | 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.460 | 60 65 | 1.295 1.669 1.997 2.385 2.654 3.220 3.447 | 65 70 | 1.294 1.667 1.994 2.381 2.648 3.211 3.435 | 70 80 | 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.416 | 80 100 | 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.390 | 100 150 | 1.287 1.655 1.976 2.351 2.609 3.145 3.357 | 150 200 | 1.286 1.653 1.972 2.345 2.601 3.131 3.340 | 200 ---+---+--- Two Tails 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.002 0.001
One Tail 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 0.0005 Tail Probabilities
This
table
was
calculated
by
APL
programs
written
by
William
Knight.
The
format
of
the
table
is
adapted
from
a
table
constructed
by
Drake
Bradley,
Department
of
Psychology,
Bates
College,
Lewiston
‐
Ashburn,
Maine,
U.S.A.
(3)
95%
Points
For
The
F
Distribution
Page
1
Numerator Degrees of Freedom
* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 * 1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 1 2 18.5 19.0 19.2 19.2 19.3 19.3 19.4 19.4 19.4 19.4 2 D 3 10.1 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 3 e 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 4 n 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 5 o
m 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 6 i 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 7 n 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 8 a 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 9 t 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 10 o
r 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 11 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 12 D 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 13 e 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 14 g 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 15 r
e 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 16 e 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 17 s 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 18 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 19 o 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 20 f
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 21 F 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 22 r 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 23 e 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 24 e 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 25 d
o 26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 26 m 27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 27 28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 28 29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 29 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 30 35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 35 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 40 50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03 50 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 60 70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97 70 80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95 80 100 3.94 3.09 2.70 2.46 2.31 2.19 2.10 2.03 1.97 1.93 100 150 3.90 3.06 2.66 2.43 2.27 2.16 2.07 2.00 1.94 1.89 150 300 3.87 3.03 2.63 2.40 2.24 2.13 2.04 1.97 1.91 1.86 300 1000 3.85 3.00 2.61 2.38 2.22 2.11 2.02 1.95 1.89 1.84 1000 * 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 *
This
table
was
calculated
by
APL
programs
written
by
William
Knight.
The
format
of
the
table
is
adapted
from
a
table
constructed
by
Drake
Bradley,
Department
of
Psychology,
Bates
College,
Lewiston
‐
Ashburn,
Maine,
U.S.A.
(4)
95% Points for the F Distribution -- page 2
Numerator Degrees of Freedom
* 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 * D 1 243 244 245 245 246 246 247 247 248 248 1 e 2 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 19.4 2 n 3 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70 8.69 8.68 8.67 8.67 8.66 3 o 4 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86 5.84 5.83 5.82 5.81 5.80 4 m 5 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62 4.60 4.59 4.58 4.57 4.56 5 i
n 6 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94 3.92 3.91 3.90 3.88 3.87 6 a 7 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51 3.49 3.48 3.47 3.46 3.44 7 t 8 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22 3.20 3.19 3.17 3.16 3.15 8 o 9 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.97 2.96 2.95 2.94 9 r 10 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85 2.83 2.81 2.80 2.79 2.77 10 D 11 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72 2.70 2.69 2.67 2.66 2.65 11 e 12 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62 2.60 2.58 2.57 2.56 2.54 12 g 13 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53 2.51 2.50 2.48 2.47 2.46 13 r 14 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46 2.44 2.43 2.41 2.40 2.39 14 e 15 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.38 2.37 2.35 2.34 2.33 15 e
s 16 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35 2.33 2.32 2.30 2.29 2.28 16 17 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31 2.29 2.27 2.26 2.24 2.23 17 o 18 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27 2.25 2.23 2.22 2.20 2.19 18 f 19 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23 2.21 2.20 2.18 2.17 2.16 19 20 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 2.17 2.15 2.14 2.12 20 F
r 21 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18 2.16 2.14 2.12 2.11 2.10 21 e 22 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15 2.13 2.11 2.10 2.08 2.07 22 e 23 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.08 2.06 2.05 23 d 24 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11 2.09 2.07 2.05 2.04 2.03 24 o 25 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09 2.07 2.05 2.04 2.02 2.01 25 m
26 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07 2.05 2.03 2.02 2.00 1.99 26 27 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06 2.04 2.02 2.00 1.99 1.97 27 28 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04 2.02 2.00 1.99 1.97 1.96 28 29 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03 2.01 1.99 1.97 1.96 1.94 29 30 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01 1.99 1.98 1.96 1.95 1.93 30 35 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96 1.94 1.92 1.91 1.89 1.88 35 40 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92 1.90 1.89 1.87 1.85 1.84 40 50 1.99 1.95 1.92 1.89 1.87 1.85 1.83 1.81 1.80 1.78 50 60 1.95 1.92 1.89 1.86 1.84 1.82 1.80 1.78 1.76 1.75 60 70 1.93 1.89 1.86 1.84 1.81 1.79 1.77 1.75 1.74 1.72 70 80 1.91 1.88 1.84 1.82 1.79 1.77 1.75 1.73 1.72 1.70 80 100 1.89 1.85 1.82 1.79 1.77 1.75 1.73 1.71 1.69 1.68 100 150 1.85 1.82 1.79 1.76 1.73 1.71 1.69 1.67 1.66 1.64 150 300 1.82 1.78 1.75 1.72 1.70 1.68 1.66 1.64 1.62 1.61 300 1000 1.80 1.76 1.73 1.70 1.68 1.65 1.63 1.61 1.60 1.58 1000 * 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 *
This
table
was
calculated
by
APL
programs
written
by
William
Knight.
The
format
of
the
table
is
adapted
from
a
table
constructed
by
Drake
Bradley,
Department
of
Psychology,
Bates
College,
Lewiston
‐
Ashburn,
Maine,
U.S.A.
(5)
95% Points for the F Distribution -- page 3
Numerator Degrees of Freedom
* 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 * 1 248 249 249 249 249 249 250 250 250 250 1 D 2 19.4 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 2 e 3 8.65 8.65 8.64 8.64 8.63 8.63 8.63 8.62 8.62 8.62 3 n 4 5.79 5.79 5.78 5.77 5.77 5.76 5.76 5.75 5.75 5.75 4 o 5 4.55 4.54 4.53 4.53 4.52 4.52 4.51 4.50 4.50 4.50 5 m
i 6 3.86 3.86 3.85 3.84 3.83 3.83 3.82 3.82 3.81 3.81 6 n 7 3.43 3.43 3.42 3.41 3.40 3.40 3.39 3.39 3.38 3.38 7 a 8 3.14 3.13 3.12 3.12 3.11 3.10 3.10 3.09 3.08 3.08 8 t 9 2.93 2.92 2.91 2.90 2.89 2.89 2.88 2.87 2.87 2.86 9 o 10 2.76 2.75 2.75 2.74 2.73 2.72 2.72 2.71 2.70 2.70 10 r
11 2.64 2.63 2.62 2.61 2.60 2.59 2.59 2.58 2.58 2.57 11 D 12 2.53 2.52 2.51 2.51 2.50 2.49 2.48 2.48 2.47 2.47 12 e 13 2.45 2.44 2.43 2.42 2.41 2.41 2.40 2.39 2.39 2.38 13 g 14 2.38 2.37 2.36 2.35 2.34 2.33 2.33 2.32 2.31 2.31 14 r 15 2.32 2.31 2.30 2.29 2.28 2.27 2.27 2.26 2.25 2.25 15 e
e 16 2.26 2.25 2.24 2.24 2.23 2.22 2.21 2.21 2.20 2.19 16 s 17 2.22 2.21 2.20 2.19 2.18 2.17 2.17 2.16 2.15 2.15 17 18 2.18 2.17 2.16 2.15 2.14 2.13 2.13 2.12 2.11 2.11 18 o 19 2.14 2.13 2.12 2.11 2.11 2.10 2.09 2.08 2.08 2.07 19 f 20 2.11 2.10 2.09 2.08 2.07 2.07 2.06 2.05 2.05 2.04 20 F 21 2.08 2.07 2.06 2.05 2.05 2.04 2.03 2.02 2.02 2.01 21 r 22 2.06 2.05 2.04 2.03 2.02 2.01 2.00 2.00 1.99 1.98 22 e 23 2.04 2.02 2.01 2.01 2.00 1.99 1.98 1.97 1.97 1.96 23 e 24 2.01 2.00 1.99 1.98 1.97 1.97 1.96 1.95 1.95 1.94 24 d 25 2.00 1.98 1.97 1.96 1.96 1.95 1.94 1.93 1.93 1.92 25 o
m 26 1.98 1.97 1.96 1.95 1.94 1.93 1.92 1.91 1.91 1.90 26 27 1.96 1.95 1.94 1.93 1.92 1.91 1.90 1.90 1.89 1.88 27 28 1.95 1.93 1.92 1.91 1.91 1.90 1.89 1.88 1.88 1.87 28 29 1.93 1.92 1.91 1.90 1.89 1.88 1.88 1.87 1.86 1.85 29 30 1.92 1.91 1.90 1.89 1.88 1.87 1.86 1.85 1.85 1.84 30 35 1.87 1.85 1.84 1.83 1.82 1.82 1.81 1.80 1.79 1.79 35 40 1.83 1.81 1.80 1.79 1.78 1.77 1.77 1.76 1.75 1.74 40 50 1.77 1.76 1.75 1.74 1.73 1.72 1.71 1.70 1.69 1.69 50 60 1.73 1.72 1.71 1.70 1.69 1.68 1.67 1.66 1.66 1.65 60 70 1.71 1.70 1.68 1.67 1.66 1.65 1.65 1.64 1.63 1.62 70 80 1.69 1.68 1.67 1.65 1.64 1.63 1.63 1.62 1.61 1.60 80 100 1.66 1.65 1.64 1.63 1.62 1.61 1.60 1.59 1.58 1.57 100 150 1.63 1.61 1.60 1.59 1.58 1.57 1.56 1.55 1.54 1.54 150 300 1.59 1.58 1.57 1.55 1.54 1.53 1.52 1.51 1.51 1.50 300 1000 1.57 1.55 1.54 1.53 1.52 1.51 1.50 1.49 1.48 1.47 1000 * 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 *
This table was calculated by APL programs written by William Knight. The format of the table is
adapted from a table constructed by Drake Bradley, Department of Psychology, Bates College,
Lewiston-Ashburn, Maine, U.S.A.
(6)
95% Points for the F Distribution -- page 4
Numerator Degrees of Freedom
* 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 * 1 250 250 250 251 251 251 251 251 251 251 1 D 2 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 19.5 2 e 3 8.61 8.61 8.61 8.61 8.60 8.60 8.60 8.60 8.60 8.59 3 n 4 5.74 5.74 5.74 5.73 5.73 5.73 5.72 5.72 5.72 5.72 4 o 5 4.49 4.49 4.48 4.48 4.48 4.47 4.47 4.47 4.47 4.46 5 m
i 6 3.80 3.80 3.80 3.79 3.79 3.79 3.78 3.78 3.78 3.77 6 n 7 3.37 3.37 3.36 3.36 3.36 3.35 3.35 3.35 3.34 3.34 7 a 8 3.07 3.07 3.07 3.06 3.06 3.06 3.05 3.05 3.05 3.04 8 t 9 2.86 2.85 2.85 2.85 2.84 2.84 2.84 2.83 2.83 2.83 9 o 10 2.69 2.69 2.69 2.68 2.68 2.67 2.67 2.67 2.66 2.66 10 r
11 2.57 2.56 2.56 2.55 2.55 2.54 2.54 2.54 2.53 2.53 11 D 12 2.46 2.46 2.45 2.45 2.44 2.44 2.44 2.43 2.43 2.43 12 e 13 2.38 2.37 2.37 2.36 2.36 2.35 2.35 2.35 2.34 2.34 13 g 14 2.30 2.30 2.29 2.29 2.28 2.28 2.28 2.27 2.27 2.27 14 r 15 2.24 2.24 2.23 2.23 2.22 2.22 2.21 2.21 2.21 2.20 15 e
e 16 2.19 2.18 2.18 2.17 2.17 2.17 2.16 2.16 2.15 2.15 16 s 17 2.14 2.14 2.13 2.13 2.12 2.12 2.11 2.11 2.11 2.10 17 18 2.10 2.10 2.09 2.09 2.08 2.08 2.07 2.07 2.07 2.06 18 o 19 2.07 2.06 2.06 2.05 2.05 2.04 2.04 2.03 2.03 2.03 19 f 20 2.03 2.03 2.02 2.02 2.01 2.01 2.01 2.00 2.00 1.99 20 F 21 2.00 2.00 1.99 1.99 1.98 1.98 1.98 1.97 1.97 1.96 21 r 22 1.98 1.97 1.97 1.96 1.96 1.95 1.95 1.95 1.94 1.94 22 e 23 1.95 1.95 1.94 1.94 1.93 1.93 1.93 1.92 1.92 1.91 23 e 24 1.93 1.93 1.92 1.92 1.91 1.91 1.90 1.90 1.90 1.89 24 d 25 1.91 1.91 1.90 1.90 1.89 1.89 1.88 1.88 1.88 1.87 25 o
m 26 1.89 1.89 1.88 1.88 1.87 1.87 1.87 1.86 1.86 1.85 26 27 1.88 1.87 1.87 1.86 1.86 1.85 1.85 1.84 1.84 1.84 27 28 1.86 1.86 1.85 1.85 1.84 1.84 1.83 1.83 1.82 1.82 28 29 1.85 1.84 1.84 1.83 1.83 1.82 1.82 1.81 1.81 1.81 29 30 1.83 1.83 1.82 1.82 1.81 1.81 1.80 1.80 1.80 1.79 30 35 1.78 1.77 1.77 1.76 1.76 1.75 1.75 1.74 1.74 1.74 35 40 1.74 1.73 1.73 1.72 1.72 1.71 1.71 1.70 1.70 1.69 40 50 1.68 1.67 1.67 1.66 1.66 1.65 1.65 1.64 1.64 1.63 50 60 1.64 1.64 1.63 1.62 1.62 1.61 1.61 1.60 1.60 1.59 60 70 1.62 1.61 1.60 1.60 1.59 1.59 1.58 1.58 1.57 1.57 70 80 1.59 1.59 1.58 1.58 1.57 1.56 1.56 1.55 1.55 1.54 80 100 1.57 1.56 1.55 1.55 1.54 1.54 1.53 1.52 1.52 1.52 100 150 1.53 1.52 1.51 1.51 1.50 1.50 1.49 1.49 1.48 1.48 150 300 1.49 1.48 1.48 1.47 1.46 1.46 1.45 1.45 1.44 1.43 300 1000 1.46 1.46 1.45 1.44 1.43 1.43 1.42 1.42 1.41 1.41 1000 * 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 *