Falsafah pendidikan inklusif Implikasi manajerial pendidikan inklusif Tujuan Pendidikan Inklusif

26 khuss dalam belajar bersama dengan anak lain pada umumnya. Hal ini dikuatkan ahli lain yang berpendapat bahwa pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah- sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya Sapon-Shevin dalam Sunardi, 1996 Sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil. Semangat penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa diskriminasi.

2. Falsafah pendidikan inklusif

Secara umum falsafah inklusi adalah mewujudkan suatu kehidupan yang ramah tidak diskriminatif dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Falsafah pendidikan inklusif adalah upaya mewujudkan sekolah yang ramah dalam pembelajaran. a. Sekolah ramah adalah pendidikan yang menghargai hak dasar manusia b. Sekolah ramah adalah pendidikan yang memperhatikan kebutuhan individual c. Sekolah ramah berarti menerima keanekaragaman d. Sekolah ramah berarti tidak deskriminatif e. Sekolah ramah menghindari labelisasi

3. Implikasi manajerial pendidikan inklusif

Secara garis besar implikasi manajerila pendidikan inklusif adalah sebagai berikut : 1 Sekolah reguler menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan. 2 Sekolah reguler harus siap mengelola kelas yang heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual. 3 Guru di kelas reguler harus menerapkan pembelajaran yang interaktif. 4 Guru pada sekolah inklusif dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 5 Guru pada sekolah inklusif dituntut melibatkan orangtua secara bermakna dalam proses pendidikan.

4. Pro dan kontra pendidikan inklusif

Sebagai inovasi baru, pro dan kontra pendidikan inklusif masih terjadi dengan alasan masing-masing. Sebagai negara yang ikut dalam berbagai konvensi dunia, Indonesia harus merespon secara proaktif terhadap kecenderungan perkembangan pendidikan inklusif. Salah satunya adalah dengan cara memahami secara kritis tentang pro dan kontra pendidikan inklusif. 27 Pro Pendidikan Inklusif a. Belum ada bukti empirik yang kuat bahwa SLB merupakan satu- satunya sistem terbaik untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus. b. Beaya penyelenggaraan SLB jauh lebih mahal dibanding dengan dengan sekolah regular. c. Banyak anak berkebutuhan khusus yang tinggal di daerah-daerah tidak dapat bersekolah di SLB karena jauh danatau biaya yang tidak terjangkau. d. SLB terutama yang berasrama merupakan sekolah yang memisahkan anak dari kehidupan sosial yang nyata. Sedangkan sekolah inklusif lebih menyatukan anak dengan kehidupan nyata. e. Banyak bukti di sekolah reguler terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan yang sesuai. f. Penyelenggaraan SLB berimplikasi adanya labelisasi anak cacat yang dapat menimbulkan stigma sepanjang hayat. Orangtua tidak mau ke SLB.

g. Melalui pendidikan inklusif akan terjadi proses edukasi kepada

masyarakat agar menghargai adanya perbedaan. Kontra Pendidikan Inklusif a. Peraturan perundangan memberikan kesempatan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus. b. Hasil penelitian masih menghendaki berbagai alternatif pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. c. Banyak orangtua yang anaknya tidak ingin bersekolah di sekolah reguler. d. Banyak sekolah reguler yang belum siap menyelenggarakan pendidikan inklusif karena menyangkut sumberdaya yang terbatas. e. Sekolah khususSLB dianggap lebih efektif karena diikuti anak yang sejenis.

5. Tujuan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif di Indonesia diselenggarakan dengan tujuan : a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya. b. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar c. Membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah d. Menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta ramah terhadap pembelajaran 28 e. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Ps. 32 ayat 1 yang berbunyi setiap warga negara negara berhak mendapat pendidikan , dan ayat 2 yang berbunyi setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya . UU no. 202003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Ps. 5 ayat 1 yang berbunyi setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu . UU No. 232002 tentang Perlindungan Anak, khususnya Ps. 51 yang berbunyi anak yang menyandang cacat fisik danatau mental diberikana kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.

6. Landasan Pendidikan Inklusif a.