37 peningkatan dari yang sebelumnya. Menghargai atau menerima pendapat tidak
mengalami peningkatan. Mempersentasikan hasil kerja kelompok mengalami peningkatan, terdapat kendala ada satu siswa yang mulanya tidak mau setelah
diberi pengertian akhirnya ikut mempresentasikan hasil kerja kelompok Aktivitas belajar siswa pada kondisi awal sebesar 62,5, pada siklus pertama 78,89 dan
pada siklus kedua sebesar 88,33 dengan rata-rata peningkatan 25,83. Data aktivitas dalam kondisi awal diperoleh dari observasi yang dilakukan guru.
Persentase aktivitas diatas tidaklah mutlak karena siswa diberi skor 1 jika sudah terlibat 0-30, skor 2 jika sudah terlibat 31-60, skor 3 jika sudah terlibat 61-
100.
2. Prestasi
Tabel 5.1 Rangkuman hasil penelitian
No Siswa
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
Nilai Ya
Tidak Nilai
Ya Tidak
Nilai Ya
Tidak 1
HDN 40
- √
53.3 -
√
2
NH 60
- √
73.3 √
-
3
MNS 73.3
√ -
80 √
-
4
VM 60
- √
8. √
-
5
AWA 73.3
√ -
86.7 √
-
6
DNS 60
- √
73.3 √
-
7
EPA 80
√ -
93.3 √
-
8
IAT 86.7
√ -
66.7 -
√
9
ATL 66.7
- √
73.3 √
-
10
MRN 73.3
√ -
93.3 √
-
11
NYF 60
- √
80 √
-
12
MNA 73.3
√ -
80 √
-
13
RS 73.3
√ -
93.3 √
14
YAP 66.7
- √
66.7 -
√
15
NF 60
- √
86.7 √
-
16
ITW 86.6
√ -
73.3 √
-
17
AAW 80
√ -
80 √
-
38
18
DFAP 60
- √
86.7 √
-
19
JSPWB 73.3
√ -
7.33 √
-
20
ADU 93.3
√ -
100 √
-
Jumlah 11
9 17
3
Tabel 5.2 Perolehan hasil ketuntasan penelitian
Kondisi awal Siklus I
Siklus II Tuntas
48 55
85 Tidak Tuntas
52 45
15 Rata-rata kelas
69.98 79.66
Siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal KKM sebanyak 11 anak atau mencapai 55 dari 20 siswa dan 9 siswa memperoleh nilai
di bawah kriteria ketuntasan minimal KKM atau mencapai 45. Hasil dari siklus 1 belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 80. Maka penelitian ini
dilanjutkan pada siklus II dan dilakukan serangkaian perencanaan untuk siklus II. Jika dibandingkan dengan nilai silkus I sebagian besar anak mengalami
peningkatan, tetapi ada juga yang mendapat nilai tetap bahkan mengalami penurunan. Pada siklus I, anak yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan
minimal KKM sebanyak 11 anak atau mencapai 55 dari 20 siswa, setelah dilakukan siklus II hasil ketuntasan siswa bertambah menjadi 85 dari 20 siswa
atau meningkat 30 dari siklus I. Pada siklus II siswa lebih dilibatkan dalam pembuatan produk, siswa aktif dalam proses kegiatan belajarnya dan bertanggung
jawab menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru sehingga kesulitan siswa sudah berkurang. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang sudah tuntas KKM sudah
mencapai 85, maka siklus tidak perlu dilanjutkan karena sudah memenuhi target yaitu 80.
39
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengunaan Pendekatan PMRI meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
SD Negeri Kadisobo 3 Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman tahun pelajaran 20122013 khususnya pada materi menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data aktivitas siswa menjadi 88,33.
2. Pengunaan Pendekatan PMRI meningkatkan prestasi belajar siswa pada SD Negeri Kadisobo 3 Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman tahun pelajaran
20122013 khususnya pada materi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data kondisi awal
nilai rata-rata siswa adalah 60 dengan jumlah siswa yang tuntas KKM hanya 48. Setelah dilaksanakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai
69,98 dengan jumlah siswa yang tuntas KKM 55 dan meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata siswa mencapai 79,66 dengan jumlah siswa
yang tuntas mencapai KKM 85 dari 20 siswa