Menjadi Referensi Informasi Destinasi Bagi Wisatawan Asing Memperkenalkan Destinasi Wisata Indonesia Bagi Wisatawan Manca Negara

10

BAB II RENCANA USAHA

1. Deskripsi Usaha yang Dikembangkan 1.1 Nama Usaha Backpackidea berasaldari kata bahasa Inggris “backpack” dan “idea”. Backpack yang berarti tas ransel, biasa diasosikan sebagai tas yang selalu dipakai oleh pejalan dengan anggaran mimim budget traveler yang di Indonesia ramai disebut backpacker. Idea yang bisa berarti ide, gagasan atau pemikiran Pemilihan nama dengan penggunaan kedua kata tersebut bukanlah tanpa alasan. Nama tersebut sejalan dengan misi awal untuk menjad referensi pejalan dalam menentukan destinasi- destinasi unik di penjuru Indonesia. Menjadi pemicu gagasan-gagasan baru dalam budaya traveling. Memposisikan diri sebagai media yang inspiratif, informatif dan atraktif di dalam semangat berbagi. Yang terakhir adalah menjadi inspirasi bagi pejalan untuk tetap menjunjung tinggi semangatsustainable traveling.

1.2 Pendirian Usaha

Backpackidea berdiri pada awal Desember 2011. Majalah ini didirikan oleh Andri Suanto dan Rio Praditia. Kedua pendiri sudah saling kenal sejak tahun 2004 di Seminari Menengah Stella Maris Bogor. Saat itu Rio Praditia masih anak baru di Kelas Persiapan Pertama kelas 1 SMA sedangkan Andri Suanto sudah di Kelas persiapan Atas kelas 7C.Mereka menjadi lebih akrab saat sama-sama tergabung dalam organisasi pencinta alam Seminari Menengah tersebut. Tiga tahun kemudian, tahun 2007, Rio Pradtia memutuskan keluar seminari menengah dan meneruskan sekolah di program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sedangkan Andri yang sesudah keluar seminari memutuskan untuk bekerja pada tahun yang sama juga melanjutkan sekolah di program studi Teknik informatika Universitas Mercubuana Jakarta. Jarak yang jauh tidak memutus persahabatan mereka, didukung oleh hobi berpetualang dan fotografi mereka terus melakukan petualangan bersama di setiap liburan kuliah. Mereka sudah menjelajahi hampir semua gunung di pulau Jawa, Bali dan Lombok. Mereka banyak menemui teman baru di sepanjang petualangan yang kebanyakan teman baru tersebut memiliki dua dari tiga hobi, yaitu: berpetualang, fotografi dan menulis. Pertemuan tersebut tidak berakhir di tempat yang mereka kunjungi saja, tapi diakhiri dengan bertukar contact person, alamat e-mail, akun Facebook, Twitter, LinkedIn, Flickr, Multiply dan berbagai macam social media yang tidak terlalu populer. Sesampainya di rumah masing-masing interaksi dimulai lagi yang pada umumnya menggunakan social media Facebook. Mereka saling berbagi foto, tulisan dan pengalaman. Dari situ Rio Praditia melihat bahwa teman-