Tujuan dan Fungsi Kredit Pengaruh Quick Ratio terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja

d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, atau tambang timah. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. h. Dan sektor-sektor usaha lainnya.

2.2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut : 1. Mencari keuntungan Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Membantu Pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, ,mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil. Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain, Martono, 2004 : 52 : 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Meningkatkan peredaran barang 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi 6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional

2.2.2.4. Prosedur Umum Perkreditan

Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut : Kasmir, 2000 : 96 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Pengajuan Proposal Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. 2. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada. Kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba mengkalkulasi apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan kemampuan nasabah untuk membayar. Semuai ini dengan menggunakan perhitungan terhadap angka-angka yang di laporan keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang ada. 3. Penilaian Kelayakan Kredit Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C atau 7P, namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penialian dengan studi kelayakan. Dalam studi kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Kasmir 2000 : 98 adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah : a. Aspek Hukum Dalam aspek ini, tujuannya adalah menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. b. Aspek Pasar dan Pemasaran Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. c. Aspek Keuangan Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari Laporan Keuangan yaitu Neraca dan Laporan Laba dan Rugi 3 tahun terakhir. Analisis Keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan analisis pulang pokok. d. Aspek TeknisOperasi Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk lay out gedung dan ruangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Aspek Manajemen Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya, termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya. f. Aspek Ekonomi Sosial Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas, baik ekonomi maupun sosial. g. Aspek AMDAL Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi kriteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan udara sekitarnya. 4. Wawancara Pertama Penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan, untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 5. Peninjauan ke Lokasi On the Spot Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 6. Wawancara Kedua Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. 7. Keputusan Kredit Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup : a. Akad kredit yang akan ditandatangani b. Jumlah uang yang diterima c. Jangka waktu kredit d. Biaya-biaya yang harus dibayar 8. Penandatanganan Akad KreditPerjanjian Lainnya Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan : - Antara bank dengan debitur secara langsung ; atau - Melalui notaris 9. Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat- surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. di bank yang bersangkutan. Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dan dapat dilakukan : - Sekaligus - Atau secara bertahap

2.2.3. Debt To Total Assets Ratio

Debt to total assets ratio menggambarkan persentase jumlah harta perusahaan yang dibiayai dengan kredit. Dengan perkataan lain, rasio ini menggambarkan derajat risiko yang ditanggung oleh para kreditur. Sutojo, 1995 Menurut safitri jurnal akuntansi 26 rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar sebuah perusahaan menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya. Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan identik dengan utang. Melalui rasio ini juga dapat dilakukan pengukuran persentase dana yang disediakan kreditur terhadap total asset perusahaan. Perhitungan rasio dilakukan dengan cara membandingkan total kewajiban dengan total aktiva.

2.2.4. Quick Ratio

Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. simpanan giro, tabungan, dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Kasmir, 2000 : 286. Rasio ini hampir sama dengan current rasio, namun perbedaannya terletak pada jumlah aktiva lancar yang digunakan. Quick rasio hanya mempertimbangkan asset yang mudah atau cepat menjadi uang kas untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya menurut salam dan wahyudi dalam jurnal akuntansi 26. Menurut veithzal dan Andria dalam jurnal akuntansi 26 bahwa ”quick rasio menunjukkan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan”.

2.2.5. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Kasmir, 2000 : 298. Net profit margin mengukur besar keuntungan yang diperoleh dari tiap rupiah hasil penjualan yang diterima, serta besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan tiap rupiah hasil penjualan. Sutojo, 1995 Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. Martono, 2004 :85 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Veithzal dan Andri dalam jurnal 26, ”rasio ini menunjukkan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih adalah laba operasi bersih ditambah dikurangi pendapatan beban di luar operasi dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk periode tersebut”. Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutup beban di luar operasi dan pajak penghasilan, yang sekaligus juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih.

2.2.6. Return On Investment

Return on investment memberikan indikasi tingkat efisiensi yang dicapai pimpinan perusahaan dalam mengelola seluruh dana yang telah diinvestasikan ke dalam perusahaan. Sutojo, 1995 Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil investasi yang dilakukan. Rasio ini menunjukkan persentase laba bersih yang dinyatakan dari total aktiva. ”Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang ada”, sebagaimana yang diungkapkan oleh Veithzal dan Andria dalam jurnal akuntansi 26 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.7. Pengaruh Penyaluran Kredit Modal Kerja 2.2.7.1. Pengaruh Debt To Total Assets Ratio Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Debt to total assets ratio digunakan untuk melihat seberapa besar total aktiva perusahaan yang didanai oleh utang atau pinjaman dari pihak lain. Melalui ratio ini, bank dapat menilai salah satu aspek penilaian 5C yaitu Capital yang dimiliki oleh calon debitur. Menurut Hessel 2003 : 44, ”dalam praktik saat ini, bank jarang sekali memberikan kredit untuk membiayai seluruh dana yang diperlukan nasabah. Nasabah wajib menyediakan modal sendiri, sedangkan kekurangannya dapat dibiayai dengan kredit bank”. Semakin besar rasio ini, berarti semakin besar peranan dana dari luar untuk membelanjai aktiva dan semakin besar risiko kreditur sehingga akan memengaruhi penyaluran kredit.

2.2.7.2. Pengaruh Quick Ratio terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja

Quick ratio menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur menggunakan unsur-unsur aktiva lancar yang likuid. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Veithzal dan Andria 2007 : 350 bahwa ”quick ratio menunjukkan berapa rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan persediaan”. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penilaian rasio ini akan menambah keyakinan bank kepada calon debitur untuk pembayaran kembali kreditnya sehingga dapat memengaruhi penyaluran kredit oleh kreditur. 2.2.7.3. Pengaruh Net Profit Margin dan Return On Investment terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja Net profit margin dan Return on investment merupakan rasio profitabilitas calon debitur. Rasio ini digunakan oleh bank untuk memperoleh keyakinan bahwa calon debitur telah memenuhi salah satu aspek penilaian 5C yaitu Capacity, seperti yang dikemukakan Veithzal dan Andria 2007 : 291 bahwa ”Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini untuk mengukur sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya”. Oleh karena itu, rasio ini juga turut memengaruhi penyaluran kredit.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan frame work bagi peneliti untuk membentuk pola analisis yang sistematik sehingga dapat diketahui secara tegas landasan yang digunakan untuk melakukan analisis data serta dapat diketahui hasil-hasil yang diharapkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

7 109 84

Analisis Hubungan Current Ratio, Debt To Total Assets Ratio, Dan Total Assets Turnover Dengan Return On Investment Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan

2 35 76

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin Terhadap Nilai Perusahaan

0 6 118

PENGARUH DEBT TO TOTAL ASSETS RATIO, QUICK RATIO, NET PROFIT MARGIN, DAN RETURN ON INVESTMENT DEBITUR TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. SIDOARJO

0 0 22