di bank yang bersangkutan. Pencairan dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dan dapat dilakukan :
- Sekaligus
- Atau secara bertahap
2.2.3. Debt To Total Assets Ratio
Debt to total assets ratio menggambarkan persentase jumlah harta perusahaan yang dibiayai dengan kredit. Dengan perkataan lain, rasio ini
menggambarkan derajat risiko yang ditanggung oleh para kreditur. Sutojo, 1995
Menurut safitri jurnal akuntansi 26 rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar sebuah perusahaan menggunakan utang dari
luar untuk membiayai operasi maupun ekspansi dirinya. Leverage sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan identik dengan
utang. Melalui rasio ini juga dapat dilakukan pengukuran persentase dana yang disediakan kreditur terhadap total asset perusahaan.
Perhitungan rasio dilakukan dengan cara membandingkan total kewajiban dengan total aktiva.
2.2.4. Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan pemilik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
simpanan giro, tabungan, dan deposito dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Kasmir, 2000 : 286.
Rasio ini hampir sama dengan current rasio, namun perbedaannya terletak pada jumlah aktiva lancar yang digunakan. Quick rasio hanya
mempertimbangkan asset yang mudah atau cepat menjadi uang kas untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya menurut salam
dan wahyudi dalam jurnal akuntansi 26. Menurut veithzal dan Andria dalam jurnal akuntansi 26 bahwa ”quick rasio menunjukkan berapa
rupiah dari aktiva lancar yang segera dapat dicairkan untuk membiayai setiap rupiah utang jangka pendek tanpa menunggu pencairan
persediaan”.
2.2.5. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.
Kasmir, 2000 : 298. Net profit margin mengukur besar keuntungan yang diperoleh dari
tiap rupiah hasil penjualan yang diterima, serta besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mendapatkan tiap rupiah hasil penjualan. Sutojo,
1995 Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan
laba bersih sebelum pajak ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. Martono, 2004 :85
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Veithzal dan Andri dalam jurnal 26, ”rasio ini menunjukkan persentase laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba
bersih adalah laba operasi bersih ditambah dikurangi pendapatan beban di luar operasi dikurangi dengan pajak penghasilan badan untuk
periode tersebut”. Semakin besar rasio ini, semakin besar kemampuan perusahaan
untuk menutup beban di luar operasi dan pajak penghasilan, yang sekaligus juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba bersih.
2.2.6. Return On Investment