Kriteria Diabetes Tipe 2 Dampak Diabetes Tipe 2

Macrodimitris Endler, 2001. Diabetes tipe 2 juga merupakan penyakit yang terkontrol sehingga lebih fokus dalam pengukurannya.

2. Kriteria Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 merupakan kondisi resistensi insulin di dalam tubuh sehingga gula darah naik secara perlahan. Individu dengan diabetes pada umumnya akan memiliki kritetria sebagai berikut: a. Kriteria Fisik 1 Merasa lelah dan mengalami penurunan berat badan atau obesitas tanpa penyebab yang jelas Kummar et al., 2005. 2 Sulit terjadi penggunaan gula darah pada tubuh Misnadiarly, 2006. 3 Pengobatan tidak harus dengan insulin Misnadiarly, 2006. 4 Biasanya terjadi pada umur 45 tahun Misnadiarly, 2006. 5 Mudah kehilangan tenaga dan merasa tidak sehat Sustrani, Alam, Hadibroto, 2006 6 Sering buang air kecil Sustrani et al., 2006 7 Air seni memiliki rasa seperti kecap manis Ganong, 1995 b. Kriteria Klinis Brashers, 2003 1 Menurut The expert Committee on Diagnosis an Classification of Diabetes Mellitus di Amerika Serikat tahun 1997: − Glukosa plasma puasa FPG ≥ 7mmolL 126mg dL yang merupakan pengukuran tingkat glukosa dalam darah yang dilakukan ketika menjalani puasa. − Konsentrasi glukosa plasma sewaktu ≥ 11,1 mmolL 200mg dl yang merupakan pengukuran tingkat glukosa dalam darah yang dapat dilakukan kapan saja tanpa memperhitungkan waktu makan. − Kadar glukosa plasma 2 jam ≥ 11.1 mmolL selama uji toleransi glukosa oral OGTT yang merupakan pengukuran tingkat glukosa dalam darah yang dilakukan dalam waktu dua jam setelah makan. 2 Kadar tingkatan hemoglobin yang mengandung glukosagula berada diatas 7 3 Kadar c-Peptida fragmen tidak aktif yang terlepas dari proinsulin normal atau meningkat.

3. Dampak Diabetes Tipe 2

Individu dengan diabetes tipe 2 adalah individu dengan resistensi insulin di dalam tubuh yang menyebabkan berkurangnya jumlah insulin di dalam tubuh sehingga gula darah naik secara lamban. Hal tersebut menyebabkan dampak pada individu dengan diabetes tipe 2. Dampak tersebut antara lain: a. Dampak Kesehatan Fisik Misnadiarly, 2006; Sustrani et al., 2006 1 Kehilangan kesadaran yang disebabkan oleh banyaknya kadar gula darah hiperglikemia atau sedikitnya kadar gula darah hipoglikemia dalam tubuh. 2 Penderita dapat mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan kerusakan pada organ ginjal. 3 Adanya ganguan penglihatan seperti katarak sampai terjadi kebutaan. 4 Adanya infeksi kulit yang berat sehingga harus diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan yang lain. 5 Adanya penurunan kemampuan indra terutama pada indra mata dan telinga 6 Adanya kerusakan organ-organ tubuh seperti lambung, jantung, paru-paru dan kandung kemih 7 Penurunan kemampuan seksual terutama pada pria. b. Dampak Psikologis 1 Depresi Anderson et al., 2001 Penderita diabetes tipe 2 rentan mengalami depresi. Depresi dapat mempengaruhi kondisi tubuh, mood, dan pikiran sehingga berdampak pada pola makan dan tidur Saiiari, Moslehi, Sajadiyan, 2011. Depresi merupakan akibat dari perubahan kondisi tubuh dan gaya hidup yang berbeda dari orang pada umumnya. Penderita diabetes melakukan perubahan gaya hidup dan melaksanakan berbagai tritmen yang kompleks Lerman, 2005. Kondisi inilah yang menyebabkan penderita diabetes menghadapi situasi fisik dan emosi yang penuh stress Kanner et al., 2003. Penderita diabetes tipe 2 yang mengalami depresi secara signifikan mengalami perubahan suasana hati dan disfungsi kognitif Watari, Letamendi, Elderkin-Thompson, Haroon, Miller, Darwin, Kumar, 2006. Disfungsi kognitif yang dialami penderita diabetes yaitu lambat dalam memproses informasi dan memiliki executive functioning perencanaan, pembuatan keputusan, pelaksanaan tugas yang rendah Watari et al., 2006. 2 Ketaatan Perawatan Diri yang Rendah Tingginya tingkat depresi pada penderita diabetes membuat penderita diabetes memiliki ketaatan yang rendah terhadap perawatan dirinya Park et al., 2004. Hal ini dikarenakan perasaan pengingkaran dan penolakan yang menyebabkan penderita tidak taat terhadap pemantauan dirinya sendiri Behrman, Kliegman, Arvin, 1996.

D. Hubungan antara Self Efficacy dan Self Management pada Individu dengan