Kekuatan dari self efficacy yang besar dan kuat memungkinkan bahwa aktivitas yang dipilih akan berhasil dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa aspek-aspek dalam self efficacy meliputi level Tingkat kesulitan tugas, generality
keadaan umum dari tugas, dan strength keyakinan akan kemampuan dalam pelaksanaan tugas.
3. Sumber Self Efficacy Sources of Self Efficacy
Ada beberapa faktor yang menjadi sumber dari self efficacy antara lain Bandura, 1986; 1997:
a. Enactive Mastery Experiences
Enactive mastery experiences merupakan pengalaman langsung tentang kesuksesan atau kegagalan yang memberikan pengaruh pada self
efficacy Alwisol, 2009. Keberhasilan yang diraih oleh individu dapat membangun kepercayaan yang kuat dalam self efficacy Sebaliknya,
kegagalan dapat merusak self efficacy terutama jika kegagalan itu terjadi sebelum adanya pengalaman keberhasilan. Individu yang mengalami
keberhasilan dengan mudah akan kembali mengharapkan hasil yang cepat dan menjadi mudah putus asa jika mengalami kegagalan. Keberhasilan
yang di dalam prosesnya mendapatkan kesulitan akan memberikan pembelajaran pada seseorang mengenai cara mengubah kegagalan
menjadi kesuksesan dan semakin mengasah kemampuan. Individu yang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk berhasil akan bertahan
dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah jika mengalami kemunduran. Hal ini menyebabkan individu memiliki self efficacy tinggi
serta merasa lebih mampu. b.
Vicarious Experiences Vicarious experience merupakan sikap seorang individu dalam
mengidentifikasi dirinya dengan pengalaman orang lain sehingga memberikan pengaruh pada self efficacy Woolkfol, 2009. Vicarious
experience menjadi sumber informasi mengenai kemampuan seseorang. Penilaian akan keberhasilan sebagian dipengaruhi oleh vicarious
experience melalui pencapaian dari pengalaman orang lain yang ditiru. Pengalaman orang lain berfungsi sebagai alat yang efektif dalam
menciptakan rasa keberhasilan pribadi. Efficacy individu akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya efficacy akan
menurun jika mengamati orang dengan kemampuan yang sama gagal Alwisol, 2009. Salah satu contoh adalah seorang siswa yang melihat
model dalam bekerja. Ketika model bekerja dengan baik maka efficacy siswa menjadi meningkat sedangkan jika model bekerja dengan buruk
maka ekspektasi efficacy siswa menjadi menurun Woolfolk, 2009. Vicarious experience memiliki dua bentuk dalam pengamatan model
yaitu live modeling dan symbolic modelling. Live modeling merupakan pengamatan individu terhadap model yang nyata Alwisol, 2009.
Symbolic modelling merupakan pengamatan individu terhadap model
simbolik seperti tokoh film, komik, atau cerita Alwisol, 2009. Vicarious experience tidak memiliki pengaruh yang besar ketika model yang
diamati memiliki kemampuan yang berbeda dengan individu pengamat Alwisol, 2009. Vicarious experience merupakan pengalaman yang
lebih lemah dari pada pengalaman langsung. Akan tetapi vicarious experience dapat dijadikan sebagai pengganti dari pengalaman langsung
yang sifatnya meningkatkan atau menetralkan pengalaman langsung tersebut.
c. Verbal Persuasion Persuasi Verbal
Verbal persuasion merupakan umpan balik yang diberikan kepada individu atas kinerjanya Woolfolk, 2009. Verbal persuasion terbagi
menjadi empat jenis yaitu sugestion, exhortation, self-instruction, dan interpretive treatment Alwisol, 2009. Sugestion merupakan kata-kata
yang didasari oleh kepercayaan individu yang dapat mempengaruhi. Exhortation merupakan kata-kata nasihat atau peringatan yang sifatnya
mendesak memaksa. Self-instruction merupakan kata-kata persuasif yang memerintah diri sendiri. Interpretive treatment merupakan kata-kata yang
mengubah atribusi atau sebagai penanggung jawab suatu kejadian emosional.
Verbal persuasion merupakan sarana yang dapat memperkuat keyakinan individu tentang kemampuan yang mereka miliki dalam
mencapai tujuan. Ketika individu berjuang untuk mendapatkan
keberhasilan ditengah kesulitan maka individu juga akan lebih mudah menjaga sense of efficacy yang dimiliki. Verbal persuasion memiliki
keterbatasan dimana tidak dapat bertahan lama dalam peningkatan self efficacy. Akan tetapi, verbal persuasion dapat mendorong individu ke
arah yang positif jika masih dalam batas-batas yang realistis. Jika individu dipersuasi untuk meningkatkan kepercayaan dirinya secara tidak
realistis hal ini akan menyebabkan kegagalan yang dapat merusak kepercayaan terhadap kemampuan indvidu tersebut. Dicontohkan bahwa
individu yang
dipersuasi bahwa
memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan tugas akan menunjukkan usaha yang lebih besar daripada
individu yang dipersuasi oleh rasa keraguan dan kekurangan dalam diri ketika adanya kesulitan. Verbal persuasion memiliki dampak positif
untuk meningkatkan self efficacy sehingga individu menjadi lebih percaya bahwa mereka memiliki kemampuan.
d. Psychological and Affective States Keadaan Psikologis dan Emosional
Psychological and Affective states merupakan interpretasi keadaan tingkat emosi yang memberikan pengaruh pada self efficacy Woolfolk,
2009. Individu sering dihadapkan pada situasi yang stressfull dan penuh beban Bandura, 1986; 1997. Kondisi emosi yang tinggi menyebabkan
disfungsi pada individu sehingga melemahkan kinerja. Emosi yang kuat dapat berupa rasa takut yang besar, kecemasan, dan kondisi stress yang
tinggi Feist Feist, 2008. Emosi yang tinggi akan menurunkan tingkat
performansi yang berdampak juga pada penurunan self efficacy Feist Feist, 2008. Individu yang memiliki perasaan cemas dan khawatir dalam
pelaksanaan tugas akan menurunkan self efficacy sedangkan perasaan bergairah dapat meningkatkan self efficacy Bandura; Pintrich Schunk
dalam Woolfolk, 2009. Dalam
melakukan penilaian
akan kemampuan,
individu mengandalkan pada informasi somatik kondisi tubuh yang disampaikan
oleh keadaan psikologis dan emosional Bandura, 1986; 1997. Indikator somatik dalam efficacy personal berhubungan dengan bidang-bidang
seperti prestasi, fungsi kesehatan, dan mengatasai sumber stres. Terdapat empat cara utama yang dapat digunakan untuk meningkatkan self
efficacy, yaitu meningkatkan kemampuan fisik, mengurangi tingkatan stres, emosi negatif, dan manafsirkan secara tepat kondisi tubuh
Bandura, 1986; 1997. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka sumber dalam self efficacy
meliputi enactive mastery experiences pengalaman langsung, vicarious experience pengalaman orang lain, verbal persuasion persuasi verbal, dan
Psychological and Affective states Keadaan Psikologis dan Emosional.
C. Diabetes