Pembahasan Hasil Penelitian Wawancara dan Kuesioner

Untuk menyiasati hal tersebut maka perlu terobosan baru agar para remaja dapat kembali bersemangat dalam mengikuti retret. Kehidupan remaja tidak lepas dari orang-orang dan lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga sebagai tempat pertama dan utama di mana remaja banyak menghabiskan waktunya, keluarga menjadi sangat penting bagi remaja dalam melakukan segala sesuatu, dalam keluarga remaja banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Begitu juga dengan sekolah, sekolah adalah tempat kedua di mana remaja banyak menghabiskan waktunya. Di sekolah remaja banyak belajar segala macam ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan. Di lingkungan masyarakat, remaja banyak mempelajari dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan berbagai macam persoalan yang ada dalam masyarakat. Sama halnya dengan Gereja dan masyarakat, di lingkup Gereja, remaja dapat menjalin relasi dengan sesama di mana dalam lingkup ini mereka dapat mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai nilai imani dan rohani. Dan dalam kegiatan rohani seperti retret, para remaja disegarkan kembali dan dikuatkan dalam menghadapi persoalan di masa depannya, menyadarkan diri kepada Tuhan agar merasa teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan, mantap dan Tuhan sebagai andalan hidup. Mengingat pentingnya perkembangan iman remaja, maka remaja perlu menjadi orang beriman yang benar-benar menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya maka mereka akan kreatif, tidak mudah ikut-ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan seseorang yang mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inspirasi baru.

4. Perkembangan Iman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya

Setelah Mengikuti Retret Berdasarkan tabel di atas 60 - 65 atau sekitar 12 – 13 responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pengalaman setelah retret. Hal ini mau menunjukkan bahwa setelah mereka melakukan retret, follow up atau hasil yang didapatkan setelah pembinaan iman belum sepenuhnya dirasakan oleh para remaja. Berdasarkan penelitian yang penulis buat, kebanyakan dari responden tidak mendapatkan peneguhan, kurang mendapatkan semangat baru, semakin rajin ke Gereja pun masih dipertanyakan apa lagi dalam hal perubahan sikap yang lebih baik lagi. Sedangkan harapan dalam proses retret agar peserta atau para remaja dapat menemukan pegangan hidup yaitu Kristus, merasakan kasih Tuhan dalam hidup mereka, mampu berelasi dengan baik bersama saudara seiman, dapat hidup lebih baik lagi, optimis dan berani mengasihi orang lain. Orang beriman sejati itu menyerahkan dirinya kepada Tuhan, dia membiarkan dirinya ada di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup. Perkembangan iman kaum remaja pada masa ini, mereka harus memulai secara serius untuk membangun keyakinannya sendiri, gaya hidup mandiri, dan sikap pribadi yang khas. Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai ketegangan karena pada saat yang sama, mereka juga mencari keseimbangan antara: memiliki sikap mandiri dan mengikuti pola yang disepakati oleh kelompok tempat mereka menjadi anggotanya. Bagaimana perkembangan iman mereka akan terarah jika pendampingan mereka seperti ini? Pada usia remaja, penghayatan iman seseorang lebih berciri sosial diamalkan pada relasinya dengan sesama manusia, rasional melibatkan penalaran dan perenungan dengan budi yang jernih dan hatinurani yang bening, abstrak tidak terlalu terkait pada pengalaman inderawi di satu tempat dan pada satu saat saja, dan sistematik teratur, saling terkait, membentuk anyaman penghayatan yang bersinambung Papo, 1990: 19,85. Dari sisi kaum remaja sendiri, kita tahu, mereka kini mengalami tekanan berat dari sistem ekonomi dan politik serta budaya yang kurang mempercayai mereka. Sistem pendidikan nasional di Indonesia makin menekan mereka dengan berbagai kesulitan pribadi yang tidak mudah dipecahkan. Jika mereka mengelompok dalam kelompok se-lingkungan, separoki, sebaya, seminat, seprofesi sekalipun, namun tetap diragukan kehandalannya tanpa dukungan nyata dari pihak Paroki, keluarga, pembimbing yang mereka percayai. Kalau retret berperan dalam membantu para remaja untuk mengatasi semuanya, perlu dikaji ulang dan dievaluasi kembali apa yang membuat hal ini terjadi. Peranan retret ini sangat penting dalam membentuk dan memperkembangkan iman remaja, dengan antusias dari mereka 10 – 7 50 - 35 responden yang berharap masih mengharapkan atau mengikuti retret kembali maka remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu mendapatkan retret kembali dengan konsep dan metode yang berbeda supaya selalu terus dikembangkan dalam kehidupan beriman. Perkembangan iman adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa iman seseorang berkembang tanda-tanda itu dapat dilihat dari perilaku atau perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Dari hasil penelitian, penulis mendeskripsikan bahwa dari soal 31 sampai dengan soal 35 mau mengatakan jika remaja memilih jawaban tidak setuju pada soal-soal tersebut berarti ada harapan remaja ingin ikut jika ada kegiatan retret lagi dan membutuhkan bimbingan atau pendampingan dalam memperkembangkan iman mereka. Soal-soal ini menyatakan bahwa berharap remaja tidak mengikuti retret lagi, remaja mendapat peneguhan setelah mengikuti retret, remaja mendapat semangat baru setelah mengikuti retret, remaja semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja setelah mengikuti retret dan remaja ada perubahan sikap menjadi lebih baik lagi setelah mengikuti retret. Dari hasil penelitian sekitar 10 - 15 dari remaja terbantu dalam memperkembangkan iman mereka, sebagian masih dalam proses perkembangan. Perkembangan iman merupakan anugerah Allah kepada manusia khususnya kaum remaja sesuai dengan kemampuan yang telah mereka siapkan dalam diri. Perkembangan seseorang merupakan suatu proses, yaitu bertitik tolak dari pertobatan. Bertobat berarti kesediaan, sikap dan tindakan untuk menyangkal hal-hal duniawi dan berpihak serta berbalik pada Kristus.

5. Pembahasan Hasil Wawancara

Retret merupakan salah satu pembinaan iman yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan iman seseorang. Kaitannya dengan retret kaum remaja, supaya iman mereka menjadi lebih berkembang dan lebih hidup. Oleh karena itu berdasarkan penelitian melalui wawancara sebagaimana sudah dilaporkan di atas, penulis melihat bahwa pelaksanaan retret yang dilaksanakan oleh Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya berkaitan dengan perkembangan iman mereka, pada umumnya belum memiliki perkembangan iman yang signifikan. Akan tetapi kaum remaja memiliki pengetahuan yang lebih luas dan pemahaman tentang retret, pengertian retret, ciri-ciri retret dan metode retret itu sendiri. Namun dilihat dari perwujudan dalam keseharian mereka belum mampu dan menyadari tugas dan tanggung jawab dalam mengikuti kegiatan menggereja, berelasi dengan baik, perubahan sikap ke arah yang lebih baik, mempertanggungjawabkan iman mereka. Kegiatan retret, tujuan dan materi retret yang diberikan, masih terkesan kaku, tidak menarik dan membosankan. Hal ini karena para pendamping atau pemberi retret tidak profesional sehingga tidak kreatif dalam persiapan maupun penyajian. Model, metode dan sarana yang digunakan dalam retret pun sangat tidak menarik. Tidak ada fasilitas yang mendukung dan para pendamping atau pemberi retret hadir bukan sebagai fasilitator tetapi sebagai seorang guru yang merasa diri paling tahu dan paling benar, yang ada hanyalah transfer ilmu. Manfaat yang mereka peroleh hanya sebatas mendapatkan banyak teman, berkumpul bareng teman-teman, menjadi lebih disiplin karena peraturan dan lebih berani sedikit untuk bereskpresi walaupun hanya sekedar presentasi. Menyadari kegiatan retret yang pernah mereka ikuti monoton, kaku dan membosankan, responden mengungkapkan bahwa harapan mereka jika akan ada retret kembali harus lebih menarik, kreatif, mempunyai atau ada hal yang baru yang bisa membuat mereka betah dan menikmati indahnya dan nyamannya melaksanakan retret. Selain sesuatu yang baru dari konsep retret, untuk menjawab kebutuhan mereka maka mereka mempunyai harapan lain dalam hal metode, model retret yang dikemas lebih menarik, pendamping atau pemberi retret perlu menyiapkan materi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta. Hal ini dapat dilihat juga bahwa remaja belum memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai audio visual maupun istilah retret audio visual. Perlu adanya kegiatan retret dengan konsep yang berbeda dan direncanakan dengan sungguh-sungguh dan matang oleh pendamping maupun pemberi retret agar dapat membantu remaja karena itu semua menjadi kekuatan untuk menjalin relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama.

F. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan kuesioner yang telah dipaparkan di atas, penulis menemukan bahwa proses retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya belum berjalan dengan baik, kurang terorganisir, belum terarah, kurang kreatif dan menarik. Hal ini disebabkan karena belum adanya perencanaan program yang jelas sehingga retret yang diberikan dilihat dari segi model, metode, materi, sarana dan prasarana tidak menarik dan kurang membantu para remaja dalam memperkembangkan iman mereka. Dengan ini penulis menyimpulkan bahwa proses retret belum dapat berjalan dengan baik juga dari segi bentuk pembinaan secara umum mengenai materi, isi, metode, model dan sarana yang diberikan tidak sesuai dan kurang menarik karena para pendamping atau pemberi retret yang mendampingi belum memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai arah dan tujuan yang mau dicapai melalui bentuk retret yang diberikan. Akibatnya kaum remaja hanya dapat dibantu secara mental saja namun secara psikis dan rohani belum sampai pada pengolahan pengalaman untuk menemukan atau menerima diri apa adanya, serta mampu untuk mengembangkan imannya untuk semakin berkembang menjadi utuh dan dewaasa. Berdasarkan hasil penelitian tampak belum adanya perencanaan program yang jelas sehingga kegiatan retret yang berjalan selama ini dilihat dari proses, model, metode, materi, isi dan sarana prasarana yang diberikan untuk kaum remaja tidak sesuai dan cocok dengan situasi dan kebutuhan mereka. Hal ini butuh perhatian khusus dalam meningkatkan kegiatan retret yang dapat membantu kaum remaja untuk semakin menemukan pengalaman imannya dan menjadi pribadi yang utuh dan dewasa secara moral, spiritual. Dari jawaban responden yang penulis lihat dan perhatikan, maka dapat dikatakan bahwa retret yang pernah diadakan di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, belum maksimal membantu kaum remaja untuk memperkembangkan imannya semakin bertumbuh terus menerus. Oleh karena itu pada bab IV penulis mengusulkan program retret yang lebih bervariasi, kreatif dengan retret audio visual, sebagai alternatif dari retret-retret yang pernah mereka ikuti sebelumnya.

G. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian

Pengalaman kita, kadang kita menjadi bingung saat berada di tengah- tengah persimpangan jalan, apa lagi dengan persimpangan tanpa ada petunjuk arah. Salah mengambil jalan, bisa-bisa tersesat sehingga tidak sampai pada tempat yang dimaksud. Supaya tidak tersesat, kita harus mampu membaca rambu-rambu yang ada dan petunjuk yang diberikan. Seperti halnya dalam kehidupan beriman sebagai remaja. Kaum remaja sekarang ini dihadapkan dengan berbagai simpangan jalan. Jika tidak hati-hati, bisa saja tersesat. Persimpangan jalan melambangkan tantangan, persoalan, serta pergumulan hidup yang harus kita hadapi sebagai remaja. Ada dua pilihan sikap ketika menghadapi persimpangan. Pertama, menghadapinya dengan mengandalkan iman. Kedua, menghadapinya tanpa terang iman. Hidup sebagai remaja seperti saat ini, tentu saja harus berhadapan dengan beragam tantangan yang semakin rumit. Iman yang mendalam dan tangguh perlu dikembangkan sebagai remaja Katolik. Mendalam, artinya perlu mengupayakan dan senantiasa dekat, belajar dan secara terus-menerus terlibat dalam kegiatan rohani, agar iman Kristiani bertumbuh baik secara pengetahuan maupun kualitas. Sedangkan, ketangguhan iman harus diusahakan senantiasa dengan keberanian mengambil pilihan, tegas, jujur dan senantiasa tulus dalam menghadapi resiko dan tantangan. Bersyukur dan selalu terbuka kepada kasih Allah. Terbuka akan kasih Allah yang solider dan menyertai kita semua dalam kehidupan. Amsal 16:3 “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu”. Di sinilah peranan Tuhan berkarya, dikala mengalami kesulitan, hambatan. Ibarat seorang Ibu yang hendak melahirkan, seorang bidan yang memperlancar persalinan akan menolong secara alamiah, menyesuaikan yang ditolong, tidak memaksa dengan mempercepat proses kelahiran sekaligus tidak menghambat. Bangsa Israel membutuhkan seseorang yang membantu proses kelahiran pembebasan ke suasana baru. Musa hadir berproses dalam dinamika hidup bangsa Israel menuju tanah terjanji sebagai simbol menuju manusia baru. Penulis ditantang untuk mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah, seperti kesetiaan, kesabaran, ketulusan, rela berkorban demi orang yang dilayani, memiliki daya juang yang tinggi. Selain itu penulis berperan untuk mempermudah dan mendukung remaja dalam memperkembangkan iman mereka sesuai dengan pergulatan hidup mereka. Seperti contoh Nabi Musa yang membantu bangsa Israel menuju tanah terjanji dan seorang bidan yang membantu proses kelahiran ibu yang akan melahirkan, begitu juga yang penulis lihat ketika melakukan penelitian dan melihat hasil penelitian yang dibuat, bahwa untuk menumbuhkembangkan akan iman remaja diperlukan wadah yang bisa membantu dan menanggapi kebutuhan remaja saat ini. Dalam kaitannya dengan upaya memperkembangkan iman, retret merupakan salah satu bentuk latihan rohani untuk menjaga kesegaran hidup rohani. Retret yang dirancang dan disiapkan secara matang, diharapkan kaum remaja dapat menentukan dan mengarahkan menuju hidup baru atau metanoia. Kaum remaja yang bertobat meninggalkan manusia lama dan menggenakan manusia baru dengan Kristus. Kristus merupakan sumber iman, Kristus sebagai pusat dari iman Kristiani. Pada akhirnya iman dihidupi dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan masyarakat, sehingga Kasih Kristus itulah yang menata, menuntun hidup remaja. Dengan demikian kehadiran kita sebagai pendamping atau fasilitator hendaknya membawa pengharapan, penghiburan dan penyembuh bagi yang ‘terluka’.

BAB IV USULAN PROGRAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN

REMAJA DALAM BENTUK RETRET AUDIO VISUAL Pada bab IV ini, penulis akan menindaklanjuti bab sebelumnya dengan menguraikan beberapa gagasan pokok dari usulan program retret yang relevan dan diharapkan dapat membantu memperkembangkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Oleh karena itu dalam mempersiapkan suatu usulan program retret, perlu diketahui untuk siapa retret ini ditujukan, apa yang menjadi kebutuhan dari peserta, metode dan sarana prasarana yang akan digunakan, dan bagaimana pendamping atau pemberi retret berperan. Oleh sebab itu dalam bab IV ini penulis akan menyajikan bagaimana meningkatkan perkembangan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya melalui bentuk retret audio visual yang relevan.

A. Alternatif Bentuk Retret bagi Perkembangan Iman Kaum Remaja di

Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Melaksanakan retret memang bukanlah hal yang mudah apalagi dengan kesibukan masing-masing remaja yang begitu padat dengan berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah, tetapi dalam setiap kesulitan Tuhan selalu memberi jalan. Sebagai latihan rohani, retret merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur dalam bidang rohani seperti: berdoa, membuat pemeriksaan batin, mengadakan refleksi, membuat renungan atau meditasi, memasuki kontemplasi, bersamadi, guna mencapai hasil tertentu dalam bidang rohani. Remaja perlu dilatih untuk mampu menaklukkan diri dan mengatur hidup sedemikian rupa, sehingga tidak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teraturketerpaksaan, dengan demikian mampu mengambil keputusan yang sungguh-sungguh baik, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menjaga kesehatan rohani: bebas dari segala penyakit jiwa seperti; akibat dari dosa-dosa dalam diri, kecenderungan jahat dalam pikiran dan hati, semangat-semangat yang menyesatkan Gal. 5:19,21, yang membuat kita tidak mampu hidup menurut potensi rohani kita yang paling tinggi. Retret dilakukan agar kita terbuka dan tanggap terhadap karya cinta kasih Allah dan siap untuk mengikuti bimbingan-Nya. Dalam retret orang meninjau karya Allah, cara kerja serta bimbingan-Nya di masa lampau serta tanggapan atau jawaban terhadap Allah itu. Dengan cara demikian orang-orang menyiapkan diri untuk menerima cinta kasih Allah dan bimbingan-Nya dalam waktu-waktu sesudah retret serta dapat menanggapi cinta kasih Allah itu dengan lebih baik. Oleh sebab itu yang diolah dalam retret adalah segala hal yang penting menyangkut diri, hidup, hubungan dengan orang lain, tugas dalam masyarakat, komunitas, keluarga. Dalam retret ditekankan usaha kedua belah pihak yaitu Allah dan manusia. Kaum remaja sedang dalam masa pertumbuhan, mencari dan mematangkan kedewasaannya baik secara moral, spiritual maupun intelektual, dimana mereka sedang mengalami perkembangan fisik, kepribadian, emosional, sosial, religius dan berbagai permasalahan dalam dirinya. Dalam retret remaja