pribadi dalam suasana hening, terbuka. Dengan didukung dengan materi, sarana, metode yang menarik, kreatif sesuai dengan kebutuhan remaja pada saat ini.
Hampir 60 remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya mengharapkan bahwa retret harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Penting
bahwa dengan segala permasalahan pada kaum remaja baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan perkembangan imannya. Remaja yang saat ini mudah
sekali terpengaruh oleh dunia luar, seperti terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang mereka lihat dari media dan terpengaruh untuk meniru
apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bahkan ikut-ikutan temankelompok dalam menentukan tujuan hidup. Remaja juga belum dapat mengembangkan
sikap, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki, mereka juga belum dapat bertanggungjawab atas perbuatan yang mereka lakukan. Hal ini mengakibatkan
terjadi gejolak emosi yang tidak stabil pada remaja. Ketidakstabilan emosi pada remaja, mengakibatkan mereka mudah sekali terpengaruh dan terbakar amarah
jika menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian retret harus mengarah ke sana dengan melihat keadaan,
situasi, ciri khas dari remaja itu sendiri. Menyadari akan pentingnya untuk mengetahui dan memahami pengertian retret, ciri-ciri retret, isi retret dan tujuan
retret, remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu untuk selalu diingatkan dan diberi pemahaman yang cukup supaya mereka dapat semakin
memahami. Dengan demikian mereka dapat dibantu dalam mengenal Kristus lebih dekat dan diharapkan lebih sungguh-sungguh mengembangkan hidup iman
mereka dengan mengasihi dan menyerahkan diri kepada-Nya dalam proses
retret, tidak hanya sekedar mengetahui dan memahami pengetahuan mengenai retret saja.
3. Pengalaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Selama
Mengikuti Retret
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pada umumnya remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya tidak terlalu berkesan dengan
pengalaman retret yang mereka ikuti selama ini. Hampir 13 65 responden dari 20 responden sudah mengikuti retret lebih dari satu kali dan ada 18 90
responden yang menyatakan bahwa pemberi lebih banyak bicara. Hal ini mau menggambarkan bahwa kegiatan retret selama ini tidak mempunyai kesan yang
berarti bagi remaja. Jika awalnya baik-baik saja selama retret dalam arti tidak ada komentar yang berarti bagi perkembangan retret sebelumnya, tidak jarang
peserta retret tidak mempunyai perkembangan yang berarti baik dalam tujuan hidup maupun dalam perkembangan iman mereka. 14 70 responden dari
data yang diperoleh tidak mempunyai kesan dengan metode retret yang diikuti, kebanyakan ceramah, mencatat, maka retret ini tidak melihat kondisi, situasi,
ciri khas dari remaja. Tidak heran kalau dengan metode retret seperti ini membuat remaja tidak bersemangat dalam mengikuti retret, tidak konsentrasi
atau bahkan mengantuk saat retret. Retret hanya menjadi alasan untuk melepaskan jenuh atau sekedar
refreshing dari keseharian rutinitas mereka. Jika dampaknya demikian, sangat disayangkan jika pemahaman mereka mengenai retret menjadi pudar dan
menakutkan jika harus berhadapan dengan judul retret.
Untuk menyiasati hal tersebut maka perlu terobosan baru agar para remaja dapat kembali bersemangat dalam mengikuti retret. Kehidupan remaja
tidak lepas dari orang-orang dan lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga sebagai tempat pertama dan utama di mana remaja banyak menghabiskan
waktunya, keluarga menjadi sangat penting bagi remaja dalam melakukan segala sesuatu, dalam keluarga remaja banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan.
Begitu juga dengan sekolah, sekolah adalah tempat kedua di mana remaja banyak menghabiskan waktunya. Di sekolah remaja banyak belajar segala
macam ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan. Di lingkungan masyarakat, remaja banyak mempelajari dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang
berkaitan dengan berbagai macam persoalan yang ada dalam masyarakat. Sama halnya dengan Gereja dan masyarakat, di lingkup Gereja, remaja
dapat menjalin relasi dengan sesama di mana dalam lingkup ini mereka dapat mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai nilai imani dan
rohani. Dan dalam kegiatan rohani seperti retret, para remaja disegarkan kembali dan dikuatkan dalam menghadapi persoalan di masa depannya, menyadarkan
diri kepada Tuhan agar merasa teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan, mantap dan Tuhan sebagai andalan hidup. Mengingat pentingnya perkembangan iman
remaja, maka remaja perlu menjadi orang beriman yang benar-benar menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya maka mereka akan
kreatif, tidak mudah ikut-ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan seseorang yang mempergunakan imannya sebagai sumber bagi
motivasi dan inspirasi baru.