Pengaruh Pengalaman Budidaya Terhadap Hasil Produksi Teh

Ada beberapa petani teh di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo memetik daun pucuk teh pada pagi hari atau dini hari dimulai pukul 04.00-05.30 WIB. Hal ini dilakukan karena pucuk teh yang kelas satu tidak boleh dipetik ketika matahari terbit. Jika dipetik ketika matahari terbit maka pucuk teh itu berubah dan tidak membentuk pucuk teh lagi melainkan daun teh dan dari segi kualitas juga sudah tidak baik jika digunakan untuk dibuat menjadi teh putih. Tidak baik di sini bukan dalam arti tidak baik untuk dikonsumsi melainkan kualitas dari teh tersebut lah yang berkurang. Setelah itu pukul 07.00 petani tersebut kembali bekerja memtik daun teh yang kelas 2 dan kelas 3. Setelah memetik daun teh petani melakukan perawatan seperti membersihkan hama yang ada di sekitar pohon teh dan setelah itu petani juga melakukan pekerjaan yang lainnya seperti mencari rumput untuk pakan ternaknya dan bagi petani yang memiliki perkebunan kopi maupun cengkeh maka petani tersebut menyempatkan waktunya untuk memanen ke perkebunan yang lainnya.

5. Pengaruh Pengalaman Budidaya Terhadap Hasil Produksi Teh

Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh pengalaman budidaya terhadap hasil produksi teh menujukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman budidaya terhadap hasil produksi. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan hasil statistik yang menujukan nilai koefisien regresi dan nilai signifikansi, yaitu nilai koefisien regersi sebesar -19,782 dan nilai probabilitas sebesar 0,723 lebih besar dari 0,005, yang artinya tidak ada pengaruh pengalaman budidaya terhadap hasil produski. Pengalaman budidaya yang dimiliki oleh petani teh yang ada di Desa Pagerharjo dapat dikatakan sangat lama dapat dilihat dari deskripsi data pada Tabel 5.9 diketahui bahwa pengalaman budidaya minimal yang dimiliki petani teh adalah 2 tahun, pengalaman budidaya maksimal yang dimiliki oleh petani adalah 25 tahun. Hasil rata-rata pada Tabel 5.9 menujukkan bahwa lamanya pengalaman budidaya yang diperoleh petani adalah 19,33 tahun. Dari hasil rata-rata di atas menujukkan bahwa pengalaman budidaya yang diperoleh petani sangat lama. Dengan melihat hasil uji hipotesisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengalaman budidaya bukan merupakan faktor yang mempengaruhi hasil produksi teh. Penelitian ini menujukan bahwa dalam perkebunan teh, variabel luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik dan jam kerja lebih berpengaruh terhadap hasil produksi teh, sedangkan pengalaman budidaya tidak ada pengaruh sama sekali terhadap hasil produksi teh. Hal tersebut dikarenakan luas lahan, pupuk organik, pupuk anorganik, dan jam kerja merupakan faktor yang menentukan hasil produksi teh, sedangkan pengalaman budidaya tidak berpengaruh. Meskipun deskripsi pengalaman budidaya mendapatkan nilai yang baik, yaitu 100 tetapi bukan berarti pengalaman budidaya mempengaruhi hasil produksi teh. Dengan melihat hasil uji hipotesis tersebut, pengalaman budidaya tidak berpengaruh secara signifikan karena saat ini petani ketika akan memanen daun teh tidak lagi mengunakan cara memetik melainkan dengan mengunakan teknologi yaitu dengan mengunakan alat berupa gunting sehingga pengalaman budidaya tidak berpengaruh terhadap hasil produksi. Hanya ada beberapa petani yang masih memanen daun teh menggunakan cara di petik. Salah satunya yaitu ketika petani akan memanen daun pucuk teh yang kelas satu. Karena daun pucuk teh yang kelas satu itu tidak bisa dipanen dengan cara digunting karena akan merusak tekstur dari daun pucuk teh itu sendiri.

6. Pengaruh Luas Lahan, Pupuk Organik, Pupuk Anorganik, Jam