Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Religiusitas

kehidupan mereka sehingga harus diperjuangkan. Dapat dikatakan pula bahwa pada tahapan ini individu memiliki religiusitas yang lebih stabil.

5. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Religiusitas

a. Faktor Emosi i. Kesejahteraan Psikologis Witter, Stock, Okun, dan Haring dalam Chamberlain Zika, 1988 menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara religiusitas dan kesejahteraan psikologis. ii. Rasa Bersalah Seksual Pada penelitian Woo dan Brotto 2012 terhadap perempuan Asia timur, ditemukan bahwa level yang tinggi pada religiusitas menyebabkan sex guilt meningkat, dan hal tersebut menyebabkan hasrat seksual menurun. b. Faktor Demografi Beberapa faktor demografi yang berhubungan dengan religiusitas, yakni gender, usia, dan etnis. Dalam hal gender, ditemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat religiusitas antara perempuan dan laki-laki. Perempuan cenderung lebih berminat pada agama dan juga lebih banyak terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dibandingkan laki-laki Hurlock, 1980. Menurut Beit-Hallahmi dan Argyle dalam Walter Davie, 1998, religiusitas perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, baik dalam hal intensitas kehadiran di rumah ibadah, doa pribadi maupun isi dari keyakinan religius yang dimiliki. Selain itu, ditemukan pula bahwa tingkat religiusitas pada perempuan Amerika kulit hitam segala usia melebihi tingkat religiusitas pada laki-lakinya Levin Taylor, 1993. Tingkat religiusitas dipengaruhi pula oleh faktor usia. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Witter, Stock, Okun, dan Haring yang mengatakan bahwa religiusitas pada individu yang lebih tua memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesejahteraan psikologis dalam Chamberlain Zika, 1988. Berdasarkan faktor etnis, Mitchell menemukan bahwa warisan budaya pada kebanyakan kelompok etnis berkaitan dengan masyarakat dan tradisi religius dalam Ahrold Meston, 2008. Salah satu faktor emosi yang terkait dengan religiusitas adalah munculnya perasaan bersalah seksual, khususnya pada perempuan. Rasa bersalah seksual tersebut tidak hanya dapat mempengaruhi ekspresi seksual perempuan dalam hal hasrat seksual, tetapi diduga pula dapat mempengaruhi komunikasi seksual. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat hubungan antara religiusitas dengan kemampuan komunikasi seksual pada perempuan dewasa yang telah menikah.

B. KOMUNIKASI SEKSUAL