Memahami Isi Teks Bacaan

68 68 68 68 68 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u A Membaca Intensif Teks Bacaan

1. Memahami Isi Teks Bacaan

Bacalah bacaan berikut ini Rumah Susun Sederhana Dikomersilkan Gambar 4 Gambar 4 Gambar 4 Gambar 4 Gambar 4 Rumah susun Praktik sewa dibalik sewa masih terjadi antara lain di Rusun Tambora I dan Rusun Tambora IV, Jakarta Barat, dan Rusun Penjaringan, Jakarta Utara. Di tempat tersebut, ada dua jenis praktik sewa dibalik sewa yang kerap terjadi. Pertama, penghuni lama menyewakan rumahnya kepada penghuni baru tanpa melalui pengelola rusun. Kedua, penghuni lama menyewakan rumahnya kepada penghuni baru dengan melibatkan pengelola atau disebut juga proses balik nama over penghuni. Sejumlah penghuni yang ditemui di rusun-rusun tersebut mengaku, praktik sewa dibalik sewa sah-sah saja, bahkan sudah berlangsung sejak lama. Mereka juga mengaku sebenarnya tahu bahwa praktik itu dilarang. Akan tetapi, karena pengelola juga terlibat, mereka jadi tidak takut sama sekali. Suparjo, penghuni rusun Tambora I yang dikelola PD Pembangunan Sarana Jaya DKI, bercerita sejumlah penghuni yang tinggal di rusun Tambora I bukan penyewa asli, melainkan merupakan penyewa kedua atau ketiga, bahkan kelima. ”Kalau mau mencari rumah, tidak perlu lagi ke pengelola rusun. Akan tetapi langsung berhubungan dengan Di unduh dari : Bukupaket.com 69 69 69 69 69 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u penyewa lama,” kata Suparjo. Supaya tidak ketahuan pengelola rusun, saat membayar sewa rumah, listrik, dan air yang menghadap pengelola rusun tetap pemilik lama. Suparjo, yang sehari-harinya berjualan bubur ayam, mengatakan, saat ini, tarif sewa rumah langsung dari penghuni lama sekitar Rp 3 juta per tahun. ”Harga tersebut belum termasuk biaya air dan listrik,” katanya. Padahal, tarif sewa yang dipatok Sarana Jaya antara Rp565.000,00 sampai Rp756.000,00 per tahun, tergantung tingkatan lantai. Sementara untuk proses over penghuni, harganya lebih gila lagi, yakni mencapai Rp 15 juta untuk biaya masuknya saja. Untuk urusan ini, menurut Suparjo, penghuni baru harus membayar upeti kepada pihak pengelola rata-rata sebesar 1 juta.”Upeti untuk pengelola biasanya lebih besar,” ujar Suparjo. Sauri, penghuni rusun Tambora IV yang dikelola Dinas Perumahan DKI Jakarta, juga mengiyakan praktik komersialisasi rusun masih kerap terjadi. Di Rusun Tambora IV, sewa dibalik sewa berkisar Rp 4,5 juta sampai Rp 5 juta per tahun untuk lantai paling dasar. Sementara biaya over penghuni bisa mencapai Rp 20 juta sampai Rp 40 juta per rumah. Berbeda dengan Rusun Tambora I yang bertipe 18 dengan ukuran rumah 6x3 meter, rusun di Tambora IV bertipe 21. Harga sewa dari pengelola berkisar Rp 864.000,00 sampai Rp 1,248 juta per tahun. Hal yang terjadi di rumah susun Penjaringan, tarif sewa dibalik sewa bisa mencapai Rp 3 juta sampai Rp 4 juta per tahun, sementara harga sewa dari pengelola hanya Rp 522.000,00 per tahun. Kepala Pengelola Rusun Tambora I Rizal Tanjung mengakui, sewa dibalik sewa atau over nama masih sering terjadi. Dia juga mengakui, pihak pengelola masih banyak yang mencari keuntungan dari praktik yang terlarang. ”Tapi kami bukan sebagai calo yang menawarkan rumah kepada pihak lain dengan menaikkan harganya. Kebanyakan pengelola hanya menerima persenan dari orang yang sewa-menyewa dengan imbalan perbuatan- perbuatan mereka dibiarkan,” kata Rizal yang membawahi 480 rusun. Rizal juga mengatakan, praktik itu sangat sulit dihilangkan karena berlangsung sejak lama. Kendati demikian, saat ini, Rizal tengah mengajukan usulan ke redaksi Sarana Jaya agar segera dilakukan penertiban praktik sewa dibalik sewa di Rusun Tambora I. Kepala Pengawas Pembangunan PD Pembangunan Sarana Jaya, Arjan K. berang sekali dengan adanya praktik sewa dibalik sewa. ”Rusun, kan, diperuntukkan untuk warga Jakarta golongan menengah ke bawah yang belum punya rumah. Kalau disewakan, berarti penghuni lama sebenarnya sudah punya tempat tinggal yang lain. Ini jelas merugikan masyarakat miskin yang belum punya rumah karena harga sewa menjadi tinggi.” kata Arjan. Dia mengkhawatirkan masuknya penghuni gelap seperti teroris dan pengedar narkoba. Sementara itu, Budi, penanggung jawab rusun Tambora IV, juga mengakui, sewa dibalik sewa masih terjadi di lingkungannya. Namun, Di unduh dari : Bukupaket.com 70 70 70 70 70 u Belajar Efektif Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Indonesia 2 untuk SMAMA Kelas XI Ilmu AlamIlmu Sosial u Sasaran Kompetensi 1 dia menampik pihaknya ikut terlibat dalam praktik gelap itu. ”Bahkan, kami maunya menertibkan apabila terjadi sewa di balik sewa. Jika ternyata ada penghuni baru yang tidak kami ketahui, kami akan cek. Bila dia mengakui sebagai saudara penghuni lama, kami akan periksa kartu keluarganya,” papar Budi. Budi menambahkan, apabila ketahuan orang baru itu ternyata menyewa dari penghuni lama, pihaknya akan memberi peringatan sebanyak tiga kali. Apabila tidak juga diindahkan, rumah itu akan disegel. Sumber: Kompas, Januari 2003 dengan pengubahan Jawablah pertanyaan berikut ini 1. Apa yang dimaksud dengan rumah susun itu? 2. Diperuntukkan bagi siapa rumah susun tersebut? 3. Penyelewengan apa yang terjadi di Rusun Tambora I dan IV? 4. Apa yang disebut over penghuni? 5. Mengapa penghuni baru lebih memilih menyewa dari penghuni lama daripada melakukan over penghuni melalui pengelola? 6. Bagaimana sikap pengelola terhadap praktik sewa gelap tersebut? 7. Apa yang dikhawatirkan oleh pengelola dengan adanya praktik sewa gelap itu? 8. Bagaimana dengan di Rusun Penjaringan? 9. Bagaimana tindakan pengelola apabila mengetahui adanya sewa dibalik sewa itu? 10. Siapa yang dirugikan apabila sampai terjadi sewa gelap tersebut? Ungkapkan bacaan tersebut di depan kelas dengan menggunakan bahasa sendiri Simpulkan bacaan tersebut ke dalam satu paragraf

2. Pola Pengembangan Paragraf