260
Daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik,
bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah,
panjang 2,5 cm, lebarnya sekitar 1 – 1,75 cm.
Mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya
agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan,
panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu,
gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 –
15 mm.
Kepala sari berwarna ungu, dengan panjang 9 mm.
c. Jenis-jenis Jahe
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan
warna rimpangnya.
Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu :
1. Jahe putihkuning besar atau disebut juga jahe
gajah atau jahe badak Rimpangnya lebih
besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya.
Jenis jahe ini bias dikonsumsi baik saat
berumur muda maupun berumur tua, baik
sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
2. Jahe putihkuning kecil atau disebut juga jahe
sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak
rata sampai agak sedikit menggembung.
Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua.
Kandungan minyak atsirinya lebih besar
dari pada jahe gajah, sehingga rasanya lebih
pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini
cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk
diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah Rimpangnya berwarna
merah dan lebih kecil dari pada jahe putih
kecil sama seperti jahe putih, jahe merah selalu
dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang sama
dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk
ramuan obat-obatan.
d. Manfaat Tanaman
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi
aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit,
kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat
digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu
tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap,
bandrek, sekoteng dan sirup.
Di unduh dari : Bukupaket.com
261
Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai
pestisida alami.
Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe
bubuk dan awetan jahe. Disamping itu terdapat hasil
olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh
dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan
pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran
sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah
sebagai karminatif, anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan
pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti
mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang
pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
e. Syarat Tumbuh
Iklim Tanaman jahe membutuhkan
curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mmtahun.
Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman
jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat
sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara
Suhu optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 oC.
Media Tanam Tanaman jahe paling cocok
ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak
mengandung humus. Tekstur tanah yang baik adalah
lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik
Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah pH
sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah pH optimum untuk jahe
gajah adalah 6,8-7,0. 5.3.
Ketinggian Tempat Jahe tumbuh baik di daerah
tropis dan subtropis dengan ketinggian 0 - 2.000 m dpl.
Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 -
600 m dpl.
f. Pedoman Budidaya
Pembibitan Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu
genetik, mutu fisiologik persentase tumbuh yang tinggi,
dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit
yang bebas hama dan penyakit.
Di unduh dari : Bukupaket.com
262
Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
- Bahan bibit diambil
langsung dari kebun bukan dari pasar
- Dipilih bahan bibit dari
tanaman yang sudah tua berumur 9-10 bulan.
- Dipilih pula dari tanaman
yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka
atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit Untuk pertumbuhan tanaman
yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam
sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau
dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu Rimpang jahe yang baru
dipanen dijemur sementara tidak sampai kering, kemudian
disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut
dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata
tunas dan dijemur ulang 12-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam
karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan
fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit
kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam
peti kayu. Lakukan cara
penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian
dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di
atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian
seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau
sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut
sudah disemai.
Penyemaian pada bedengan Buat rumah penyemaian
sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton
kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha. Di dalam rumah
penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami
setebal 10 cm.
Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu
ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami
pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan
lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami.
Perawatan bibit Perawatan bibitpada bedengan
dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan
sesekali disemprot dengan fungisida.
Di unduh dari : Bukupaket.com
263
Setelah 2 minggu, biasanya
rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak
terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-
patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
Penyiapan Bibit Sebelum ditanam, bibit harus
dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit
tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam
larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam,
barulah ditanam.
Pengolahan Media Tanam Persiapan Lahan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan
syaratsyarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila
keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah
yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau
dikurangi keasaman dengan kapur.
Pembukaan Lahan Pengolahan tanah diawali
dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan
untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah
dan membersihkan tanaman pengganggu.
Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun
menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena
sinar matahari.
Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga
gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua
sekitar
2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan
pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan Pada daerah-daerah yang
kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah
terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-
100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi
lahan.
Pengapuran Pada tanah dengan pH rendah,
sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama
fosfor p dan calcium Ca dalam keadaan tidak tersedia
atau sulit diserap.
Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media
perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit
fusarium sp dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang
sangat diperlukan tanaman
Di unduh dari : Bukupaket.com
264
untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu,
merangsang pembentukan bulu- bulu akar, mempertebal dinding
sel buah dan merangsang pembentukan biji.
Adapun dosis kapur yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
kemasaman tanahnya adalah sebagai berikut:
- Derajat keasaman 4
paling asam: kebutuhan dolomit 10 tonha.
- Derajat keasaman 5
asam: kebutuhan dolomit 5.5 tonha.
- Derajat keasaman 6
agak asam: kebutuhan dolomit 0.8 tonha.
6.3.
Teknik Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
Penentuan Pola Tanaman Pembudidayaan jahe secara
monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup
rasional, karena mampu memberikan produksi dan
produksi tinggi.
Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe
secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu
menimbulkan kerugian. Penanaman jahe secara
tumpangsari dengan tanaman lain mempunyai keuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
- Mengurangi kerugian
yang disebabkan naik turunnya harga.
- Menekan biaya kerja,
seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
- Meningkatkan
produktivitas lahan. -
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah
akibat rendahnya pertumbuhan gulma
tanaman pengganggu.
Praktek di lapangan, ada jahe yang ditumpangsarikan dengan
sayursayuran, seperti ketimun, bawang merah, cabe rawit,
buncis dan lain-lain.
Ada juga yang ditumpangsarikan dengan
palawija, seperti jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-
kacangan lainnya.
Pembuatan Lubang Tanam Untuk menghindari pertumbuhan
jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka
sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan.
Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm
untuk menanam bibit.
Cara Penanaman Cara penanaman dilakukan
dengan cara melekatkan bibit
Di unduh dari : Bukupaket.com
265
rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang
sudah disiapkan.
Periode Tanam Penanaman jahe sebaiknya
dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September
dan Oktober. Hal ini dimungkinkan karena tanaman
muda akan membutuhkan air cukup banyak untuk
pertumbuhannya.
Pemeliharaan Tanaman Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah
tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang
mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman gar
pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan
tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik
serta pemeliharaan yang benar.
Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan
ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6
minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu
yang tumbuh. Namun setelah jahe berumur 6-7 bulan,
sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada
umur tersebut rimpangnya mulai besar.
Pembubunan Tanaman jahe memerlukan
tanah yang peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik,
maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun
rimpang jahe yang kadang- kadang muncul ke atas
permukaan tanah.
Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul
tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada
bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap
kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus
terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan
kelebihan air.
Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu
tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang
semu, umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur
tanaman jahe.
Namun tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya
hujan.
Pemupukan Pemupukan Organik
Pada pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia
termasuk pupuk buatan dan obat-obatan, maka pemupukan
Di unduh dari : Bukupaket.com
266
secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos
organik atau pupuk kandang dilakukan lebih sering
dibandingkan dengan kalau kita menggunakan pupuk buatan.
Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan
pada awal pertanaman pada saat pembuatan guludan
sebagai pupuk dasar sebanyak 60 – 80 ton per hektar yang
ditebar dan dicampur tanah olahan.
Untuk menghemat pemakaian pupuk kompos dapat juga
dilakukan dengan jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal
pertanaman sebanyak 0.5 – 1kg per tanaman.
Pupuk sisipan selanjutnya dilakukan pada umur 2 – 3
bulan, 4 – 6 bulan, dan 8 – 10 bulan.
Adapun dosis pupuk sisipan sebanyak 2 – 3 kg per tanaman.
Pemberian pupuk kompos ini biasanya dilakukan setelah
kegiatan penyiangan dan bersamaan dengan kegiatan
pembubunan.
Pemupukan Konvensional Selain pupuk dasar pada awal
penanaman, tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua
pada saat tanaman berumur 2-4 bulan.
Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20
tonha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan
pupuk buatan urea 20 grampohon; TSP 10
grampohon; dan ZK 10 grampohon, serta K2O 112
kgha pada tanaman yang berumur 4 bulan.
Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen 60
kgha, P2O5 50 kgha, dan K2O 75 kgha. Pupuk P
diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada
awal tanam 13 dosis dan sisanya 23 dosis diberikan
pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan.
Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di
sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-
sela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman Tanaman Jahe tidak
memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya,
akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman
pada awal musim hujan sekitar bulan September.
Waktu Penyemprotan Pestisida Penyemprotan pestisida
sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang
untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan
pestisida pada fase pemeliharaan biasanya
dicampur dengan pupuk organik
Di unduh dari : Bukupaket.com
267
cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan jahe.
Hama dan penyakit Hama
Hama yang dijumpai pada
tanaman jahe adalah: 1.
Kepik, menyerang daun tanaman hingga
berlubang-lubang. 2.
Ulat penggesek akar, menyerang akar
tanaman jahe hingga menyebabkan tanaman
jahe menjadi kering dan mati.
3. Kumbang.
Penyakit Penyakit layu bakeri
Gejala: Mula-mula helaian daun bagian
bawah melipat dan menggulung kemudian terjadi perubahan
warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas
batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman mati rebah.
Bila diperhatikan, rimpang yang sakit itu berwarna gelap dan
sedikit membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar
lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan.
Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan dan
yang paling berpengaruh adalah faktor suhu udara yang dingin,
genangan air dan kondisi tanah yang terlalu lembab.
Pengendalian: Jaminan kesehatan bibit jahe;
- karantina tanaman jahe
yang terkena penyakit; -
pengendalian dengan pengolahan tanah yang
baik; -
pengendalian fungisida dithane
M-45 0,25, Bavistin 0,25
Penyakit busuk rimpang Penyakit ini dapat masuk ke bibit
rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada
suhu udara 20-25 derajat C dan terus berkembang akhirnya
menyebabkan rimpang menjadi busuk.
Gejala : Daun bagian bawah yang
berubah menjadi kuning lalu layu dan akhirnya tanaman mati.
Pengendalian: -
penggunaan bibit yang sehat;
- penerapan pola tanam
yang baik; -
penggunaan fungisida. Penyakit bercak daun
Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan
masuk melalui luka maupun tanpa luka.
Di unduh dari : Bukupaket.com
268
Gejala: Pada daun yang bercak-bercak
berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercakbercak itu berwarna abu-
abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam,
sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yang terserang
bisa mati.
Pengendalian : Tindakan pencegahan maupun
penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-
cara yang dijelaskan di atas.
Gulma Gulma potensial pada
pertanaman temu lawak adalah gulma kebun antara lain adalah
rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun
lebar lainnya.
Pengendalian hamapenyakit secara organik
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-
bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan
yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak
awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan
penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT Pengendalian
Hama Terpadu yang komponennya
adalah sbb:
- Mengusahakan
pertumbuhan tanaman yang sehat yaitu memilih
bibit unggul yang sehat bebas dari hama dan
penyakit serta tahan terhadap serangan hama
dari sejak awal pertanaman.
- Memanfaatkan
semaksimal mungkin musuh-musuh alami.
- Menggunakan varietas-
varietas unggul yang tahan terhadap serangan
hama dan penyakit.
- Menggunakan
pengendalian fisikmekanik yaitu
dengan tenaga manusia.
- Menggunakan teknik-
teknik budidaya yang baik misalnya budidaya
tumpang sari dengan pemilihan tanaman yang
saling menunjang, serta rotasi tanaman pada
setiap masa tanamnya untuk memutuskan siklus
penyebaran hama dan penyakit potensial.
- Penggunaan pestisida,
insektisida, herbisida alami yang ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan residu
toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen
ma maupun pada tanah.
Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan
Di unduh dari : Bukupaket.com
269
darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yang
diperoleh dari hasil pengamatan.
Beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain
adalah:
- Tembakau Nicotiana
tabacum yang mengandung nikotin
untuk insektisida kontak sebagai fumigan atau
racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil
misalnya Aphids
- Piretrum
Chrysanthemum cinerariaefolium yang
mengandung piretrin yang dapat digunakan
sebagai insektisida sistemik yang menyerang
urat syaraf pusat yang aplikasinya dengan
semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat
rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat
buah.
- Tuba Derris elliptica dan
Derris malaccensis yang mengandung rotenone
untuk insektisida kontak yang diformulasikan
dalam bentuk hembusan dan semprotan.
- Neem tree atau mimba
Azadirachta indica yang mengandung
azadirachtin yang bekerjanya cukup
selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga
penghisap seperti wereng dan serangga pengunyah
seperti hama penggulung daun Cnaphalocrocis
medinalis. Bahan ini juga efektif untuk
menanggulangi serangan virus RSV, GSV dan
Tungro.
- Bengkuang Pachyrrhizus
erosus yang bijinya mengandung rotenoid
yaitu pakhirizida yang dapat digunakan sebagai
insektisida dan larvasida.
- Jeringau Acorus
calamus yang rimpangnya mengandung
komponen utama asaron dan biasanya digunakan
untuk racun serangga dan pembasmi
cendawan, serta hama gudang Callosobrocus.
Panen dan Pascapanen Panen
Ciri dan Umur Panen Pemanenan dilakukan
tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka
tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih
4 bulan dengan cara
Di unduh dari : Bukupaket.com
270
mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai
tua.
Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah
cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara
10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau
menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal
tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan
dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Cara Panen Cara panen yang baik, tanah
dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau
cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka.
Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada
rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1
minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan
penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
Periode Panen Waktu panen sebaiknya
dilakukan sebelum musim hujan, yaitu diantara bulan Juni
– Agustus.
Saat panen biasanya ditandai dengan mengeringnya bagian
atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen
pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan
pada musim kemarau tahun berikutnya.
Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang
dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan
rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen Produksi rimpang segar untuk
klon jahe gajah berkisar antara 15-25 tonhektar, sedangkan
untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15
tonhektar.
Pascapanen Penyortiran Basah dan
Pencucian Sortasi pada bahan segar
dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa
tanah, sisa tanaman, dan gulma.
Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan
tempatkan dalam wadah plastik untuk pencucian.
Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot
dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika
masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali
lagi.
Di unduh dari : Bukupaket.com
271
Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa
aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan
telah tercemar kotoran dan banyak mengandung
bakteripenyakit.
Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam traywadah yang
belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat
dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah
plastikember.
Perajangan Jika perlu proses perajangan,
lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan
dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan
melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah
perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah
plastikember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau
dengan mesin pemotong.
Pengeringan Pengeringan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat
pemanasoven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5
hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8. pengeringan
dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka
pengering, pastikan rimpang tidak saling
menumpuk.
Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4
jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang
tersebut dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan
disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan
di dalam oven dilakukan pada suhu 50
o
C - 60
o
C. Rimpang yang
akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa
rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang
jumlah rimpang yang dihasilkan
Penyortiran Kering Selanjutnya lakukan sortasi
kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara
memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti
kerikil, tanah atau kotoran- kotoran lain. Timbang jumlah
rimpang hasil penyortiran ini untuk menghitung
rendemennya.
Pengemasan Setelah bersih, rimpang yang
kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau
karung yang bersih dan kedap udara belum pernah dipakai
sebelumnya.
Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
272
menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu,
nomorkode produksi, namaalamat penghasil, berat
bersih dan metode penyimpanannya.
Penyimpanan Kondisi gudang harus dijaga
agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30
o
C dan gudang harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup hindari dari sinar matahari langsung,
serta bersih dan terbebas dari hama gudan
Di unduh dari : Bukupaket.com
273 9.6.7. TEKNIK BUDIDAYA
SELEDRI a.Klasifikasi
Kingdom: Plantae Divisi:
Magnoliophyta Kelas:
Magnoliopsida Ordo:
Apiales Famili:
Apiaceae Genus:
Apium Spesies: A. graveolens
b.Komposisi :