commit to user
32
berjudul:  Efektivitas  Model  Pembelajaran  Kooperatif  tipe  STAD  terhadap Prestasi  Belajar  Matematika    pada  Pokok  Bahasan  Persamaan  dan  Fungsi
Kuadrat Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa.Hasil penelitiannya adalah bahwa pembelajaran dengan model STAD lebih baik hasilnya dibanding konvensional.
3.    Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Warli  yang  berjudul:  Proses  Berpikir  Anak Reflektif    dan    Anak    Impulsif    dalam    Memecahkan  Masalah  Geometri  yang
dilakukan  tahun  2009,  dengan  hasil  penelitian  bahwa  siswa  reflektif  dalam memproses  pemecahan  masalah  dilakukan  secara  analitik,    sangat  berhati-hati
pada  tahap mengerjakan  banyak mencoba-coba dulu  memperhatikan  berbagai aspek,  sehingga  jawaban  yang  diperoleh  cenderung  bernilai  betul.  Siswa
impulsif  dalam  memproses  pemecahan  masalah  dilakukan  secara  holistic, kurang  cermat  pada  tahap  mengerjakan  sedikit  mencoba-coba,  langsung
mengerjakan, sehingga jawaban yang diperoleh cenderung salah. Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  pertama,  kedua  adalah  pada  model
pembelajaran  yang  digunakan  yaitu  STAD,  dan  penelitian  ketiga  adalah  gaya kognitif yang digunakan yaitu gaya kognitif reflektif dan impulsif.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian pertama adalah penelitian ini ditinjau dari gaya kognitif sedangkan pada penelitian petama dari kesiapan siswa,
penelitian  kedua dari  aktivitas belajar. Perbedaan dengan penelitian keempat adalah penelitian  ini  berupa  penelitian  kuantitatif  sedangkan  penelitian  kelima  berupa
penelitian kualitatif.
B. Kerangka Berpikir
1.  Kaitan model MMP yang dimodifikasi dengan unsur-unsur STAD, model MMP dan konvensional dengan hasil belajar.
commit to user
33
Pembelajaran  yang  dipilihdigunakan  oleh  guru  ketika  proses  pembelajaran sangat  berpengaruh  pada  peran  aktif  peserta  didik  selama  proses  pembelajaran.
Model  konvensional yang sering  digunakan memandangmenganggap peserta didik sebagai  barang  kosong  yang  harus diisi  oleh  guru  sehingga  peran  aktif  guru  sangat
dominan.  Peserta  didik  hanya  mendengarkan  guru  menerangkan,  menulis  dan mengerjakan  soal.  Mereka  tidak  diberi  kesempatan  untuk  mengkonstruksi  sendiri
materi baru yang diperolehnya. Oleh karena itulah model  konvensional sudah mulai ditinggalkan.
Model  MMP  adalah  model  pembelajaran  yang  memiliki  langkah-  langkah review,  pengembangan,  latihan  terkontrol,  seatwork  kerja  mandiri  dan  PR.  Pada
model ini pembelajarannya masih klasikal, sehingga peran aktif peserta didik belum kelihatan, sehingga MMP masih perlu diperbaiki.
STAD  adalah  model  pembelajaran  yang  mempunyai  langkah-langkah presentasi  kelas,  tim  kelompok,  kuis,  skor  kemajuan  individual  dan  rekognisi  tim.
Presentasi kelas adalah miliknya guru sehingga tidak ada aktivitas peserta didik, oleh karena itu perlu ada perbaikan.
Oleh karena  itulah kekurangan- kekurangan yang ada pada dua model tersebut dikurangi  dengan  memodifikasinya,  yaitu  dengan  memasukkan  unsur  STAD  ke
dalam MMP. Langkah presentasi kelas pada STAD tidak dimasukkan karena langkah ini didominasi guru.
Pada  model  MMP  yang  dimodifikasi  dengan  unsur-unsur  STAD  peran    guru dalam  proses  pembelajaran    sudah  lebih  berkurang  dan  pembelajarannya  bukan
pembelajaran  klasikal  lagi.  Peserta  didik  berpartisipasi  aktif  untuk  mendiskusikan masalahmateri  yang  diberikan  guru  dalam  kelompoknya  dan  peserta  didik  harus
commit to user
34
dapat  mempertanggungjawabkan  hasil  diskusinya  baik  secara  individu  maupun kelompok.
Dengan  model  MMP  dan model  MMP  yang  dimodifikasi  dengan  unsur-unsur STAD,  diharapkan  pembelajaran  lebih  bermakna  bagi  peserta  didik  yang  pada
akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Model MMP modifikasi menghasilkan  hasil  belajar  yang  lebih  baik  daripada  MMP  dan  konvensional,  serta
model MMP lebih baik daripada konvensional.
2. Kaitan gaya kognitif dengan hasil belajar. Gaya  kognitif  adalah  kebiasaan  bertindak  yang  relatif  tetap  dalam  diri
seseorang  atau  cara-cara  sendiri  yang  disukainya  di  mana  individu  membangun, menyusun  dalam  pikirannya  apa  yang  dilakukan,  dilihat,  diingat  dan  apa  yang
dipikirkan, mempersepsikan dan mengorganisasikan informasi dari sekitarnya. Hasil belajar peserta didik  juga dipengaruhi oleh gaya kognitif   yang dimiliki
oleh  masing-masing  peserta  didik.  Gaya  kognitif  masing-  masing  peserta  didik berbeda- beda.
Tiap- tiap gaya kognitif mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Peserta didik bergaya kognitif  impulsif mempunyai karakteristik cepat dalam menjawab masalah,
tetapi  tidakkurang  cermat  sehingga  jawaban  cenderung  salah.  Sedangkan  peserta didik  bergaya  kognitif  impulsif  mempunyai  karakteristik  lambat  dalam  menjawab
masalah  tetapi  cermatteliti,  sehingga  jawaban  cencerung  benar.  Mereka  yang bergaya  reflektif  memproses  informasi  tugasmasalah  lebih  efisien  dibandingkan
yang  impulsif  dan  mengerjakan  lebih  sistematis  atau  mengedepankan  strategi. Sehingga  peserta  didik  yang  reflektif  cenderung  menunjukkan  kemampuan
commit to user
35
pemecahan  masalah  lebih  baik  dibandingkan  yang  impulsif.  Dengan  demikian peserta  didik  yang  mempunyai    gaya  kognitif  reflektif  hasil  belajarnya  akan  lebih
baik  dari  pada  peserta  didik  yang  bergaya  impulsif,  karena  yang  bergaya  kognitif relektif memikirkan lebih dulu secara matang apa yang harus diputuskannya.
3.  Kaitan  model  MMP  modifikasi,  MMP  dan  konvensional  dengan  tiap-  tiap  tipe gaya kognitif.
Telah  disebutkan  di  atas  bahwa  peserta  didik  yang  bergaya  kognitif  reflektif selalu  memikirkan  secara  matang  apa  yang  harus  diputuskan.  Pada  pembelajaran
konvensional,  guru  lebih  dominan  dalam  memberikan  materi  kepada  peserta  didik, sehingga peserta didik reflektif  lebih banyak mempunyai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusannya  menjawab soal. Sedangkan baik pada pembelajaran MMP modifikasi  maupun  MMP  peran  aktif  guru  sudah  berkurang,  mereka  memperoleh
konsep-konsep  baru  sendiri  sehingga  bahan  pertimbangan  untuk  mengambil keputusan  menjawab  soal  lebih  sedikit  dibandingkan  dengan  yang  konvensional
Oleh karena itu hasil belajar pada pembelajaran MMP modifikasi sama dengan MMP tetapi tidak lebih baik daripada konvensional. Sedangkan anak  impulsif adalah anak
yang dengan cepat mengambil keputusan menjawab pertanyaan. Pada pembelajaran MMP  modifikasi  dan  MMP,  peserta  didik  memperoleh  sendiri  konsep-konsep
barunya, sehingga anak impulsif dapat dengan cepat mengambil keputusan dari yang mereka dapatkan. Sedangkan pada pembelajaran konvensional, konsep-konsep baru,
mereka  dapatkan  dari  guru  sehingga  untuk  anak  impulsif    tidak  bisa  langsung memperoleh keputusan yang seharusnya sudah dibutuhkan. Sehingga dimungkinkan
anak  impulsif  dengan  pembelajaran model  MMP  modifikasi dan MMP akan lebih
commit to user
36
baik pada pembelajaran dengan model konvensional.
D. Perumusan Hipotesis