commit to user
Individual Terstruktur sebagai kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung sebagai kelas kontrol. Sedangkan variabel bebas lain yang mungkin ikut
mempengaruhi variabel terikat yaitu kecerdasan logika matematika siswa. 2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial sederhana 2 3, untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Model Pembelajaran A
Kecerdasan Logika Matematika B Tinggi b
1
Sedang b
2
Rendah b
3
Model Pembelajaran STAD dengan Latihan Individual
Terstruktur a
1
ab
11
ab
12
ab
13
Model Pembelajaran Langsung a
2
ab
21
ab
22
ab
23
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto 1998:115
³3RSXODVL adalah keseluruhan REMHNSHQHOLWLDQ´GDSXQSRSXODVLGDODPSHQHOLWLDQLQLDGDODKVHOXUXK siswa kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 20102011 sebanyak 354 siswa. 2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil dua kelas dari 10 kelas X yang ada di SMA Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 20102011Sebagian populasi yang diambil
tersebut dinamakan sampel. Suharsimi Arikunto 1998: 117 menyatakan bahwa ³6DPSHO DGDODK VHEDJLDQ DWDX ZDNLO SRSXODVL \DQJ GLWHOLWL´ Hasil penelitian
terhadap sampel ini akan digunakan untuk melakukan generalisasi terhadap seluruh populasi yang ada.
3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling dengan
cara undian. Pada undian tersebut, yang pertama kali keluar ditetapkan sebagai kelas kontrol dan nomor undian yang keluar berikutnya ditetapkan sebagai kelas
eksperimen. Dalam hal ini setiap kelas pada kelas X yang ada di SMA Negeri 5
commit to user
Surakarta tahun ajaran 20102011 merupakan cluster. Hasil undian diperoleh, kelas X9 sebagai kelas kontrol dan kelas X8 sebagai kelas eksperimen.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. a. Variabel bebas
1 Model Pembelajaran a Definisi operasional : model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar serta digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, meliputi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Latihan Individual Terstruktur dan model pembelajaran langsung. b Skala pengukuran : skala nominal.
c Indikator : pemberian perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Latihan Individual Terstruktur pada kelas eksperimen dan
model pembelajaran langsung pada kelas kontrol. 2 Kecerdasan Logika Matematika
a Definisi operasional : kecerdasan logika matematika adalah kemampuan dalam menangani angka dan logika, serta menyusun solusi jalan keluar
dengan urutan yang logis masuk akal dalam memecahkan masalah
matematika.
b Skala pengukuran : skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal Menurut Budiyono 2003:28, untuk mentransformasi skala dilakukan
dengan aturan, misalnya yang di atas rerata plus setengah simpangan baku termasuk kategori baik, yang di bawah rerata dikurangi setengah
simpangan baku termasuk kategori kurang, dan sisanya pada kateegori sedang.
commit to user
Dalam penelitian ini, skala ordinal terdiri dari tiga kategori, yaitu skala tinggi, sedang, dan rendah dalam populasi penelitian, berdasarkan rataan
skor tes dan rataan deviasi. i Kecerdasan logika matematika tinggi, jika
i
X + 2
1 s
ii Kecerdasan logika matematika sedang, jika
X 2
1 s
i
X + 2
1 s
iii Kecerdasan logika matematika rendah, jika
i
X 2
1 s
Dengan : s adalah standar deviasi
i
adalah skor total siswa ke-i, dengan i = 1, 2, 3, ..., n X adalah rerata dari seluruh skor total siswa
c Indikator : Skor tes kecerdasan logika matematika siswa. b. Variabel Terikat
Prestasi belajar matematika 1 Definisi operasional : Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran matematika, yang ditunjukkan oleh nilai matematika dari siswa pada sub materi aturan sinus
dan cosinus. 2 Skala pengukuran
: Skala interval. 3 Indikator
: Nilai tes prestasi belajar matematika pada sub materi aturan sinus dan cosinus.
commit to user
2. Metode Pengumpulan Data Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur
variabel penelitian dan alat pengumpul data. Dalam mengukur variabel diperlukan instrumen, dengan instrumen ini peneliti dapat memperoleh data.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan ada dua macam, yaitu metode dokumentasi dan metode tes.
a. Metode Dokumentasi 0HQXUXW XGL\RQR ³0HWRGH GRNXPHQWDVL DGDODK FDUD
pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen- GRNXPHQ\DQJWHODKDGD´
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai matematika kelas X
semester I. Data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui atau menguji keseimbangan rerata kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
b. Metode Tes Suharsimi Arikunto 1998: 135
EHUSHQGDSDWEDKZD³7HVDGDODKVHUHQWHWDQ pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau NHORPSRN´
Tes digunakan untuk mengukur kecerdasan logika matematika siswa dan prestasi belajar. Tes berupa soal obyektif yang memuat beberapa pertanyaan sesuai
indikator yang terdiri dari 25 soal untuk tes kecerdasan logika matematika dan 30 soal untuk soal tes prestasi belajar matematika dengan 5 alternatif jawaban. Adapun
pemberian skor baik pada kecerdasan logika matematika maupun prestasi belajar adalah jika benar skor 1 dan jika salah skor 0.
3. Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk memperoleh
data tentang kecerdasan logika matematika dalam populasi penelitian dan prestasi belajar matematika.
a. Tes Kecerdasan Logika Matematika
commit to user
Tes kecerdasan logika matematika berupa soal obyektif dengan menggunakan soal yang telah terstandarisasi. Soal dibuat oleh Dwi Sunar
3UDVHW\RQRGDODPEXNX³3VLNRWHVXQWXN60GDQVHGHUDMDW´ . Sebelum dikenakan kepada subyek penelitian dilakukan uji validitas isi dan uji coba tes untuk
mengetahui kesesuaian waktu pengerjaan, sehingga mampu mengukur kecerdasan logika matematika.
b. Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar disusun dalam bentuk soal obyektif berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat. Setelah instrumen tes prestasi belajar selesai disusun, selanjutnya diuji cobakan lebih dahulu sebelum dikenakan pada sampel penelitian.
Tujuan uji coba ini adalah untuk melihat apakah instrumen yang telah disusun tersebut reliabel, dan memiliki konsistensi internal yang baik atau tidak.
Untuk mendapatkan instrumen yang benar dan akurat harus memenuhi beberapa syarat diantaranya valid, reliabel, konsistensi internal, dan tingkat kesukaran.
Cara untuk mengetahui bahwa instrumen tes prestasi belajar yang dibuat memenuhi syarat- syarat tersebut adalah:
1 Uji Validitas Isi Menurut Budiyono 2003:58, suatu instrumen valid menurut validitas isi
apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Budiyono menyarankan suatu langkah-
langkah yang dapat dilakukan pembuat soal untuk mempertinggi validitas isi, yaitu:
a Mengidentifikasikan bahan-bahan yang telah diberikan beserta tujuan instruksionalnya.
b Membuat kisi-kisi soal. c Menyusun soal tes beserta kuncinya
d Menelaah soal tes. Budiyono 2003:
PHQ\DWDNDQ EDKZD ³8QWXN PHQLODL DSDNDK VXDWX instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah
melalui expert judgement SHQLODLDQ \DQJGLODNXNDQROHKSDUDSDNDU´ Dalam
hal ini para penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes
commit to user
2 t
i i
2 t
11
s q
p s
1 n
n r
telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi substansi yang akan diukur. Langkah berikutnya para penilai menilai apakah masing-
masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi- kisi yang ditentukan. Cara ini disebut relevance rattings.
2 Konsistensi Internal Konsistensi internal atau daya pembeda masing masing butir dilihat dari
korelasi antara skor butir tersebut dengan skor totalnya. Dengan menggunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut
Keterangan:
XY
r =
indeks daya pembeda untuk butir ke-i n
= banyaknya subjek yang dikenai tes X
= skor untuk butir ke ±i
Y = total skor dari subjek
Dalam penelitian ini butir soal tes prestasi dikatakan mempunyai daya pembeda yang baik jika
XY
r 0.3
Budiyono, 2003:65 3 Uji Reliabilitas
XGL\RQR \DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³6XDWX LQVWUXPHQ GLVHEXW reliabel apabila hasil pengukuran dari instrumen tersebut adalah sama atau jika
sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama
DWDXSDGDZDNWX\DQJEHUODLQDQ´ Penelitian ini tes prestasi belajar yang digunakan adalah tes obyektif,
dengan setiap jawaban benar diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor 0. Untuk menghitung indeks reliabilitas tes ini digunakan rumus dari Kuder-
Richardson KR ±20 sebagai berikut :
2 2
2 2
XY
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
commit to user
Keterangan:
11
r = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir soal
p
i
= proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i q
i
= 1 ±p
i
s
t 2
= variansi total Suatu instrumen dikatakan reliabel jika
11
r 0.70.
Budiyono, 2003:69
4 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya butir soal disebut
tingkat kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antar 0,0 sampai 1,0. Tingkat kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan tingkat kesukaran
0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya tingkat 1,0 menunjukkan soal terlalu mudah. Tingkat kesukaran ini diberi simbol p. Rumus
mencari p adalah sebagai berikut: N
B p
Keterangan : p = tingkat kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = banyaknya peserta tes
Tingkat kesukaran perangkat soal dapat ditentukan dengan menjumlah tingkat kesukaran semua butir soal, kemudian dibagi dengan banyaknya butir
soal. Tingkat kesukaran perangkat soal dapat dirumuskan sebagai berikut P
perangkat soal
n p
Keterangan : P = tingkat kesukaran perangkat soal
commit to user
p = tingkat kesukaran butir soal n = banyaknya butir soal
Tingkat kesukaran butir dan perangkat soal dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu mudah, sedang, dan sukar dengan rincian sebagai berikut:
a Sukar jika 25
. P
b Sedang jika 75
. 25
. P
c Mudah jika 00
. 1
75 .
P Tingkat kesukaran untuk tes hasil belajar dianggap baik bila berkisar
sekitar 0,50. Asmawi Zainul,dkk, 1995:158-160
E. Teknik Analisis Data