Muslim, 2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN
BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15 Kriteria Tanggapan Responden
Interval Persentase Tanggapan Responden R
Kriteria R = 0
Tak seorang pun 0 R 25
Sebagian kecil
25
≤ R 50 Hampir setengah
R = 50 Setengahnya
50 R 75 Sebagian besar
75 ≤ R 100
Hampir seluruhnya
R = 100 Seluruhnya
Riduwan, 2012
3. Data Hasil Tes
Data peningkatan
kemampuan berargumentasi
dan peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa diolah menggunakan persamaan rerata skor gain yang dinormalisasi Hake, 1998 dengan rumus:
3.3 Keterangan :
g = rerata skor gain yang dinormalisasi
G = rerata skor gain aktual
G
maks
= rerata skor gain maksimum S
f
= rerata skor tes akhir post-test S
i
= rerata skor tes awal pre-test Untuk menginterpretasikan gain yang dinormalisasi, digunakan kriteria
seperti disajikan pada Tabel 3.16. Tabel 3.16
Kriteria Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi
Nilai g Kriteria
g 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g 0,7 Sedang
g 0,3 Rendah
Hake, 1998 Analisis data kuantitatif peningkatan kemampuan berargumentasi dan
peningkatan pemahaman konsep mahasiswa pada ujicoba terbatas karena tanpa
Muslim, 2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN
BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menggunakan kelompok kontrol dilakukan dengan analisis deskriptif. Adapun analisis data kuantitatif peningkatan kemampuan berargumentasi dan peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa pada ujicoba luas karena menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebagai berikut.
1. Melakukan uji persyaratan statistik berupa uji normalitas. Uji normalitas
dimaksudkan untuk mengetahui sebaran distribusi data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan pemahaman konsep
mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh normal atau tidak normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan Kolmogorov-
Smirnov test dengan bantuan program SPSS versi 16. Rumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H
o
: data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
H
A
: data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal.
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H
o
berdasarkan P-value Uyanto, 2009, yaitu: Jika P-value α, maka H
o
ditolak; Jika P-value ≥ α, maka H
o
diterima. Dalam program SPSS digunakan istilah Significance yang disingkat Sig. untuk P-value atau P-value = Sig.
2. Melakukan uji persyaratan statistik berupa uji homogenitas. Uji homogenitas
dimaksudkan untuk mengetahui variansi data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan pemahaman konsep mahasiswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas dilakukan menggunakan Levene
’s test dengan bantuan program SPSS versi 16. Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas
adalah sebagai berikut: H
o
: variansi data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data
peningkatan pemahaman konsep mahasiswa antara kelas eksperimen
Muslim, 2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN
BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dan kelas kontrol homogen.
H
A
: variansi data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data
peningkatan pemahaman konsep mahasiswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H
o
berdasarkan P-value Uyanto, 2009, yaitu: Jika P-value α, maka H
o
ditolak; Jika P-value ≥ α, maka H
o
diterima. 3.
Melakukan uji statistik berupa uji beda dua rerata. Jika data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan pemahaman konsep
mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan variansi kedua kelompok homogen, maka uji beda rerata
dilakukan dengan menggunakan uji t, sebaliknya jika data peningkatan kemampuan berargumentasi dan data peningkatan pemahaman konsep
mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berdistribusi normal atau variansi kedua kelompok tidak homogen, maka uji
beda rerata dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney karena sumber data berasal dari sampel berbeda. Uji t atau uji Mann-Whitney
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16. Rumusan hipotesis untuk uji beda rerata adalah sebagai berikut:
H
o
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan
kemampuan berargumentasi
penerapan PPFS-BKB
dan pembelajaran konvensional.
H
A
: penerapan PPFS-BKB secara signifikan dapat lebih meningkatkan
kemampuan berargumentasi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
H
o
: tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada peningkatan
pemahaman konsep penerapan PPFS-BKB dan pembelajaran konvensional.
H
A
: penerapan PPFS-BKB secara signifikan dapat lebih meningkatkan
Muslim, 2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN
BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pemahaman konsep
dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H
o
berdasarkan P-value Uyanto, 2009, yaitu: Jika P-value α, maka H
o
ditolak; Jika P-value ≥ α, maka H
o
diterima. 4.
Melakukan uji statistik berupa uji korelasi antara peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan kemampuan berargumentasi sebagai impak
penerapan PPFS-BKB pada kelas eksperimen. Korelasi adalah ukuran hubungan antara dua variabel, terutama untuk variabel kuantitatif
Uyanto, 2009. Uji korelasi dilakukan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 16. Kategori
untuk menginterpretasi koefisien korelasi disajikan pada Tabel 3.17. Tabel 3.17
Kategori Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi r Kategori
0,81 r 1 Sangat kuat
0,61 r ≤ 0,80
Kuat 0,41 r
≤ 0,60 Sedang
0,21 ≤ r 0,40
Rendah ≤ r ≤ 0,20
Sangat rendah
Matlock Hetzel, 1997
Muslim, 2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN
BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Telah berhasil dikembangkan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi PPFS-BKB melalui serangkaian
kegiatan analisis kebutuhan, desain program, pengembangan program, pembuatan, validasi, dan ujicoba baik terbatas maupun luas. PPFS-BKB
terbukti dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru fisika.
Dari kesimpulan umum, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. PPFS-BKB yang dikembangkan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a PPFS-BKB terdiri atas empat tahap pembelajaran yang meliputi tahap identifikasi masalah, pembangkitan argumen tentatif, sesi argumentasi, dan
penulisan argumen. Tahap identifikasi masalah melatih mahasiswa mengkaji permasalahan fisis yang bersifat problematis, dan memikirkan kemungkinan
jawaban berupa klaim. Tahap pembangkitan argumen tentatif melatih mahasiswa mengembangkan argumentasi sesuai pola argumentasi Toulmin
yang terdiri atas klaim, data, pembenaran warrant, dan dukungan backing. Tahap
sesi argumentasi
melatih mahasiswa
mengungkapkan dan
mempertahankan argumentasi menggunakan struktur presentasi round-robin. Tahap penulisan argumen melatih mahasiswa menuliskan argumentasi akhir
yang relevan dengan permasalahan; b PPFS-BKB dilengkapi dengan LKM untuk melatih mahasiswa melakukan aktivitas argumentasi di dalam kelas.
LKM memunculkan permasalahan fisis bersifat problematis sebagai stimulus belajar dan dilengkapi ringkasan materi ajar sebagai bahan bacaan untuk
dipahami mahasiswa; c Pembelajaran didesain berpusat pada mahasiswa dengan bimbingan dosen sebagai fasilitator. Pembelajaran dikembangkan