Latar Belakang Model pengembangan perikanan tangkap di pantai selatan Provinsi Jawa Barat

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pengelolaan sumber daya ikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, dan sekaligus untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan SDI dan lingkungannya, Lembaran Negara Republik Indonesia, 2004. Namun pada kenyataannya, nelayan menghadapi permasalahan dan kendala yang cukup besar dan tidak mudah untuk diatasi, antara lain: 1 sumber daya ikan dapat mengalami degradasi bahkan pemusnahan apabila dieksploitasi secara tidak terkendali; 2 struktur usaha perikanan tangkap masih didominasi usaha skala kecil; 3 tingginya tingkat kehilanganloses dari hasil perikanan; 4 dari sisi pemanfaatan sumber daya ikan, belum terjadi keseimbangan, antara satu Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP dengan WPP lainnya; 5 kondisi lingkungan sumber daya ikan di beberapa perairan, baik laut maupun perairan umum, telah mengalami degradasi; 6 maraknya praktik Illegal, Unreported, Unregulated IUU fishing, baik oleh kapal asing maupun nelayan dalam negeri. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan cukup besar. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat 2005, diperkirakan perairan laut nya memiliki potensi lestari sumber daya ikan sebesar 300.000 ton per tahun, yang berasal dari perairan teritorial dan nusantara di wilayah Jawa Barat sebesar 240.000 tontahun dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia ZEEI yang berada disebelah selatan Provinsi Jawa Barat sebesar 60.000 tontahun. Provinsi ini memiliki dua wilayah perairan laut utama, yaitu perairan pantai utara yang merupakan bagian dari Laut Jawa dan perairan pantai selatan yang merupakan bagian dari Samudera Hindia. Kedua perairan laut tersebut mempunyai perbedaan yang cukup nyata, baik ditinjau dari kondisi dan sifat fisik perairannya, atau jenis dan kandungan sumber daya ikannya maupun tingkat aktivitas pemanfaatan sumber daya ikannya. Ketersediaan sumber daya ikan di Laut Jawa, termasuk wilayah perairan utara Jawa Barat, diperkirakan sudah menipis akibat upaya penangkapan ikan yang berlebih. Ikan yang semestinya belum boleh ditangkap karena masih terlalu 2 kecil, juga terjaring. Akibatnya, jumlah ikan terus menurun dan terancam punah karena penangkapan ikan sudah melebihi batas. Padahal stok ikan masa mendatang sangat tergantung pada jumlah ikan sekarang yaitu melalui proses reproduksi atau pemijahan dan pertumbuhan ikan itu sendiri. Disamping itu, tingginya jumlah nelayan di wilayah pantai utara Jawa untuk memanfaatkan sumberdaya ikan yang terbatas, telah menyebabkan wilayah ini menjadi kawasan yang rawan konflik. Dengan demikian, aktivitas perikanan tangkap di perairan utara Jawa Barat diduga sudah atau hampir jenuh, yang diindikasikan dengan adanya gejala overfishing, sehingga diperkirakan tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan. Hal yang perlu dilakukan di perairan ini adalah upaya pengendalian dan penataan kembali aktivitas perikanan tangkapnya. Sementara disisi lain pada daerah yang berdekatan, yaitu perairan selatan Pulau Jawa yang merupakan bagian dari Samudera Hindia, terdapat kondisi yang kontradiktif dimana aktivitas perikanan tangkapnya masih rendah, yang dindikasikan dengan aktivitas armada penangkapan dan jumlah hasil tangkapan ikan yang relatif sedikit, sehingga diperkirakan tingkat pemanfaatannya masih dibawah potensi lestarinya atau under fishing. Bahkan, menurut PUSRIPT-BRKP 2003 perairan laut selatan Jawa masih memiliki potensi atau peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun demikian, untuk mengembangkan potensi sumber daya ikan di perairan selatan Jawa Barat ini harus dilakukan secara hati- hati dan benar, agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan seperti yang kini banyak terjadi di perairan utara Jawa, termasuk Jawa Barat. Pengembangan sub-sektor perikana n tangkap yang baik dan ideal harus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan kebutuhan optimal dari setiap komponen atau sub-sistemnya. Oleh karena itu, untuk mengembangkan sub-sektor perikanan tangkap di perairan selatan Jawa Barat tersebut secara optimal, harus mengacu pada suatu pola yang tepat, jelas dan komprehensif. Selanjutnya, dengan berdasarkan pola yang diperoleh ini, diharapkan juga dapat dirumuskan suatu model holistik untuk pengembangan perikanan tangkap yang optimal untuk perairan Indonesia, agar pemanfaatan sumber daya ikan nantinya dapat dilakukan secara berkelanjutan dari generasi ke 3 generasi sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

1.2 Perumusan Masalah