66
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Produk pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan harus
memenuhi beberapa prasyarat yaitu aman, bermutu, bergizi dan tersedia cukup, terutama untuk melindungi kesehatan dan keyakinan masyarakat.
Gizi yang baik harus berimbang dan sesuai dengan kebutuhan. Kecukupan gizi seseorang diukur dari tingkat konsumsi kalori dan protein.
Salah satu protein yang bernilai tinggi yaitu protein hewani, mengandung asam-asam amino essensial.
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan pendapatan per kapita penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan bahan makanan. Daging
ayam memberi sumbangan yang sangat berarti dalam memenuhi kebutuhan protein hewani. Berdasarkan data Susenas BPS, 2002 konsumsi daging ayam
mengalami peningkatan dari sebesar 2.55 kgkapitath pada tahun 1999 menjadi 3.27 kgkapitath pada 2002.
Konsumsi daging ayam meningkat paling pesat dibandingkan dengan daging sapi, kambing, atau babi. Beberapa alasan yang menyebabkan
kebutuhan daging ayam mengalami peningkatan yang cukup pesat adalah sebagai berikut.
1. Daging ayam relatif murah dibandingkan dengan daging lainnya. 2. Daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena mengandung sedikit
lemak dan kaya protein bila dibandingkan daging sapi, kambing, dan babi. 3. Mayoritas agama tidak ada yang melarang umatnya untuk menonsumsi
daging ayam. 4. Daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima semua golongan
masyarakat dan semua umur. 5. Daging ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai
tinggi, mudah disimpan, dan mudah dikonsumsi. Beberapa tahun terakhir terjadi penurunan daya beli daging ayam
di masyarakat. Kondisi ini jelas sangat merugikan para pedagang ayam, tetapi
67 sisi lain permintaan dan konsumsi daging ayam semakin meningkat. Hal ini
dimanfaatkan oleh beberapa pihak tertentu untuk menjual daging ayam dengan harga sangat murah sehingga mampu dijangkau oleh lapisan
masyarakat yang kurang mampu. Cara-cara yang digunakan sangat tidak etis dan tidak layak, yakni dengan menjual daging ayam bangkai di pasar
tradisional. Tindakan ini dilandasi motif ekonomi untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
Kasus penjualan ayam bangkai atau yang lebih dikenal dengan istilah ayam tiren mati kemaren terjadi di beberapa kota, misalnya Jakarta,
Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Kasus penjualan ayam tiren yang pernah terjadi di Indonesia disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1. Kasus Penjualan Ayam Tiren di Indonesia No. Daerah
Tahun Keterangan
1 Subang 2001
- 2 Palembang
2002 -
3 Semarang
2002 50 Kg ayam tiren
Harga: Rp.5000-6000Kg 4
Yogyakarta 2002
Menggunakan kunyit sebagai pengawet
5 Bogor 2002 dan
2003 200 ekor ayam tiren
Harga: Rp.6000-7000ekor 6
DKI Jakarta 2003
16 ekor ayam tiren Harga: Rp.7000-10000ekor
Sumber: Anonim, 2003 Peristiwa ini jelas sangat memprihatinkan karena sangat merugikan
dan mengesampingkan keamanan dan kehalalan pangan bagi konsumen.
68
B. TUJUAN PENELITIAN A. Umum
Tujuan umum dari kegiatan penelitian ini adalah untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi pangan yang diperoleh dalam
perkuliahan, terutama yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi di
masyarakat dan lingkungan sekitar.
B. Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengungkap peredaran ayam tiren ayam bangkai di Kota Bogor. 2. Mengetahui perbedaan antara ayam normal dan ayam tiren dilihat dari
beberapa parameter dan perlakuan.
C. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak terkait diantaranya pedagang ayam potong di pasar tradisional dan konsumen.
Selain itu juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut, dan sangat diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk
melatih diri dalam mengamati dan menganalisis fenomena yang terjadi di masyarakat
D. DASAR PEMIKIRAN
Dalam sejarah yang berkaitan dengan kondisi halal di Indonesia sudah tercatat beberapa kasus yang melibatkan daging haram, misalnya
daging bangkai ayam atau tiren di beberapa daerah dan ayam yang tidak disembelih secara Islami. Kasus-kasus tersebut justru lebih banyak terjadi
di pasar tradisional yang menjadi salah satu pusat perbelanjaan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Kecemasan akan status halal
daging ayam yang beredar di pasaran saat ini cukup beralasan. Hal ini di dasarkan pada keberadaan beberapa pihak yang berlaku curang dengan
menjual daging ayam bangkai. Konsumen muslim diharapkan lebih peduli dengan bahan pangan yang akan dikonsumsi karena masih ada bahan
pangan termasuk daging segar yang haram beredar di pasaran.
69
II. TINJAUAN PUSTAKA A.