adalah mengetahui panjang ikan pada umur tertentu atau dengan menggunakan inverse persamaan pertumbuhan von Bertalanffy yaitu mengetahui umur ikan
pada panjang tertentu. Bertolak dari hal tersebut maka secara teoritis rata-rata umur ikan yang digunakan dalam analisis dapat diduga sebagai berikut Tabel 7:
Tabel 7. Panjang dan umur ikan bada yang digunakan dalam analisis
Jenis kelamin
Panjang dan
umur Minimal Rata-rata Maksimal L
Jantan Panjang mm
67 87
121 180 Umur tahun
0,3 0,5
0,8 4,5 Betina
Panjang mm 78
98 132 180
Umur tahun 0,4
0,6 1 4,5
Umur rata-rata ikan jantan yang tertangkap 0,5 tahun 6 bulan dan umur rata-rata ikan betina yang tertangkap lebih tua yaitu 0,6 tahun 6,8 bulan. Terkait
uraian pada sub bab sebelumnya sub bab 4.1 maka dapat diberikan dugaan awal bahwa umur rata-rata ikan jantan dengan tingkat kematangan gonad III ke atas
yaitu ±6 bulan dan ikan betina ±6,8 bulan.
4.8. Mortalitas dan laju eksploitasi
Mortalitas yang diukur yaitu laju mortalitas total Z, laju mortalitas alami M, dan laju mortalitas akibat penangkapan F. Laju mortalitas total Z
diduga dengan kurva hasil tangkapan yang dilinearkan berbasis data panjang Sparre dan Venema, 1999 dan laju kematian alami menggunakan rumus empiris
Pauly dengan suhu rata-rata permukaan danau 28,3 C.
Kurva hasil tangkapan yang dilinearkan berbasis data panjang yang digunakan adalah sebagai berikut Gambar 22:
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
6,00 7,00
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
L n
[C L
1 ,L
2 t]
t L1+L22
Gambar 22. Kurva hasil tangkapan yang dilinearkan berbasis data panjang :titik yang digunakan dalam analisis regresi untuk menduga Z
Hasil analisis dugaan laju mortalitas dan laju eksploitasi dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan bada
Mortalitas Nilai per tahun
Total Z 14,28
Alami M 2,88
Penangkapan F 11,4
Laju Eksploitasi E 0,8
Pada stok ikan yang telah dieksploitasi mortalitas disebabkan oleh kom- binasi mortalitas alami dan mortalitas akibat penangkapan. Laju mortalitas total
ikan bada Z 14,28 per tahun, dengan laju mortalitas alami M 2,88; dan laju mortalitas penangkapan F 11,4. Menurut Welcomme 2001 mortalitas alami
ikan di perairan danau lebih disebabkan oleh predasi walaupun penyakit juga ber- peran terhadap mortalitas alami. Selain itu mortalitas alami juga juga disebabkan
oleh tingginya suhu perairan dan rendahnya kandungan oksigen terlarut di perairan yang dapat menyebabkan mortalitas ikan secara mendadak. Faktor-
faktor yang menyebabkan mortalitas alami ikan di perairan danau seperti diurai-
kan tersebut dapat menjadi faktor yang menyebabkan mortalitas alami ikan bada di Danau Maninjau.
Laju mortalitas penangkapan F ikan bada 11,4 per tahun. Jika diban- dingkan dengan fraksi mortalitas alami maka mortalitas penangkapan nilainya
lebih besar. Laju eksploitasi ikan bada 0,8 dengan kata lain 80 kematian ikan bada disebabkan oleh penangkapan. Laju eksploitasi ikan bada yang besar
disebabkan oleh penangkapan ikan bada yang berlangsung setiap hari oleh banyak nelayan di sekitar danau dan dengan alat tangkap dan metode penangkapan yang
beragam pula. Penggunaan alat tangkap bagan yang tidak selektif juga akan berpengaruh terhadap laju eksploitasi ikan bada walaupun saat ini jumlah bagan
yang beroperasi di Danau Maninjau tidak banyak. Hal yang sama juga terjadi pada laju eksploitasi ikan Bonti-bonti di Danau Towuti, Sulawesi Selatan yang
nilainya telah melebihi nilai optimum dan Nasution 2008 menduga penyebabnya adalah peningkatan jumlah bagan yang beroperasi di Danau Towuti.
Jika dibandingkan dengan laju ekploitasi optimum yang dikemukakan oleh Gulland 1971 in Pauly 1984 0,5; maka laju eksploitasi ikan bada di
Danau Maninjau 0,8 sudah di atas nilai optimum tersebut. Nilai tersebut mengindikasikan adanya tekanan penangkapan yang tinggi terhadap ikan bada.
Hal ini juga terlihat dari panjang maksimum ikan bada yang tertangkap yaitu 132 mm, ukuran ini lebih kecil dibandingkan dengan panjang asimtotik ikan bada
yaitu 180 mm dan jumlah tangkapan ikan berukuran besar yang sedikit. Indikasi awal dampak laju eksploitasi yang telah melebihi nilai optimum juga terlihat dari
data hasil tangkapan ikan bada ton pada tahun 2006-2008 yang mengalami penurunan tiap tahunnya seperti disajikan pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9. Data hasil tangkapan ikan bada tahun 2006-2008 ton
Periode 2006
2007 2008
I Januari-Maret 63,75
40,44 29,2
II April-Juni 172,7
11,68 -
III Juli-September 53,3
48,16 -
IV Oktober-Desember 17,3
41,93 -
Total 307,05 142,21
Sumber: Dinas PEPERLA, Kabupaten Agam per 07 Juli 2008
Berdasarkan data hasil tangkapan ikan bada di atas diketahui bahwa hasil tangkapan ikan bada mengalami penurunan tiap tahunnya. Sebagai contoh untuk
periode I Januari-Maret hasil tangkapan pada tahun 2006 mencapai 63,75 ton pada tahun 2007 turun menjadi 40,44 ton dan pada tahun 2008 hasil tangkapan
hanya 29,2 ton. Hasil tangkapan periode I tahun 2008 hanya 45,8 dari hasil tangkapan tahun 2006 pada periode yang sama.
4.9. Rencana pengelolaan sumberdaya ikan bada Rasbora argyrotaenia