91
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Terjemahannya:
“Yoga adalah pengendalian gelombang-gelombang pikiran dalam alam pikiran”. Ajaran Niwrtti Marga dilaksanakan dengan menekuni ajaran Yoga Marga.
Pelaksanaan yoga merupakan sadhana dalam mewujudkan samadhi yaitu penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Yoga Marga adalah suatu usaha untuk
menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya melalui Ast
āngga Yoga. Ast
āngga Yoga adalah “delapan bagian yoga”. Bagian-bagiannya adalah seperti berikut ini. 1. Yama ialah pengendalian diri dari tahap perbuatan jasmani.
2. Nyama ialah pengendalian diri dalam diri yaitu tahapan rohani. 3. Asana ialah sikap duduk.
4. Pranayama adalah pengendalian prana pernafasan. 5. Pratyahara adalah penarikan pikiran dari objeknya.
6. Dharana adalah pemusatan pikiran. 7. Dhyana adalah meditasi.
8. Samadhi adalah luluhnya pikiran dengan Atman. Delapan tahapan ajaran yoga ini sebagai dasar untuk melaksanakan ajaran Niwrtti
Marga. Pelaksanaannya harus dengan sungguh-sungguh dan penuh disiplin.
C. Hidup Bermasyarakat Berdasarkan Ajaran Prawrtti Marga
Prawrtti Marga adalah cara atau jalan yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi, dengan tekun melaksanakan tapa, yajña, dan kirti.
Tapa adalah pengendaliaan diri, untuk memuja Sang Hyang Widhi. Setiap umat Hindu memiliki kewajiban untuk melakukan pengendalian diri, dengan tujuan
menghubungan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi. Pengendalian diri tapa itu sangat perlu dilaksanakan secara tekun dan teratur. Yajna adalah suatu pemujaan dan
persembahan yang dilaksanakan oleh umat Hindu ke hadapan Sang Hyang Widhi Tuhan beserta manifestasinya yang dilandasi dengan rasa bhakti dan ketulusan hati.
Melaksanakan yajña merupakan kewajiban bagi setiap umat yang beragama Hindu. Kirti adalah suatu usaha, kerja karma dan pengabdian yang dilaksanakan oleh umat
Hindu untuk menghubungkan diri ke hadapan Sang Hyang Widhi beserta dengan manifestasinya. Kirti adalah wujud kerja umat Hindu dalam rangka melaksanakan
swadharmanya, baik dharma negara maupun dharma agama. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca dan memahami Niwrtti
dan Prawrtti Marga dalam kehidupan, kemudian menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Niwerti dan Prawerti Marga dalam kehidupan, menghormati
sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai budaya agama Hindu, adat istiadat yang telah
Buku Guru Kelas XI SMASMK 92
hidup di masyarakat sehingga tercipta tatanan hidup yang damai dan beradab. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk bertanya, mengerjakan soal-soal
latihan, memberikan evaluasi, dan setiap akhir pembelajaran memberikan tugas-tugas baik mandiri maupun tugas berkelompok untuk mendapatkan informasi kompetensi
peserta didik berkaitan dengan materi Niwrtti dan Prawrtti Marga.
Bab 7 Catur Purusartha dalam Kehidupan
Sebelum memulai proses pembelajaran Catur Purusartha Dalam Kehidupan, guru mendahului dengan mengucapkan Penganjali agama Hindu, dan melakukan Puja Tri
Sandya doa Puja Saraswati, mengamati dan memberikan penilaian sikap religius dan sosial yaitu seperti menyayangi ciptaan Sang Hyang Widhi ahimsa, berperilaku
jujur satya, menghargai dan menghormati antarsesama tat tvam asi, dalam kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan materi Catur Purusartha dalam kehidupan.
Dalam bab ini peserta didik diharapkan dapat memahami, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjelaskan pengertian dan hakikat Catur Purusartha
seperti yang tertera dalam buku siswa.
A. Pengertian Catur Purusartha
Catur Purusartha berarti empat tujuan hidup manusia yang utama berdasarkan dharma. Catur Purusartha sering disebut Catur Warga. Kata Warga dalam hal ini artinya
ikatan atau jalinan yang saling melengkapi atau saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Di samping itu, keempat tujuan hidup itu saling menunjang. Dharma adalah
landasan untuk mendapatkan arta dan kama. Arta dan kama landasan atau sarana untuk melaksanakan dharma. Dharma, arta dan kama adalah landasan untuk mencapai moksa.
B. Bagian-bagian Catur Purusartha
Catur Purusartha dapat juga diartikan empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan, yaitu dharma, arta, kama, dan moksa.
Urut-urutan ini merupakan tahapan yang tidak boleh ditukar-balik karena mengandung keyakinan bahwa tiada arta yang diperoleh tanpa melalui dharma; tiada
kama diperoleh tanpa melalui arta, dan tiada moksa yang bisa dicapai tanpa melalui dharma, arta, dan kama.
C. Prioritas Penerapan Catur Purusartha untuk Kebahagiaan Rohani
Sungguh hidup dan kehidupan ini tidak mudah, melainkan penuh gejolak. Sehebat apa pun gejolak kehidupan akan menjadi lebih ringan, jika kita selalu berupaya
melaksanakan tugas yang diberikan dalam kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.